Endah Sulistiowati
Dir. Muslimah Voice
Beberapa waktu lalu, penulis dengan beberapa santri memainkan sebuah game. Game jadul yang sering penulis lakukan di masa-masa kuliah. Lebih ke game membangun kerjasama dan kekompakan tim.
Namun kali ini penulis menyebutkan dengan game "menguji kesabaran". Kami menggunakan korek api, yang disusun membentuk menara. Ternyata memang menguji kesabaran, beberapa kali harus mulai dari awal, karena batang korek yang disusun ambruk atau terjatuh.
Hingga salah satu santri menyeletuk, "Ustadzah ini game memancing amarah, atau menguji kesabaran, sih?"
Celetukan itulah yang menggelitik penulis untuk menuangkan menjadi sebuah tulisan.
Penulis mengutip laporan Bank Dunia menunjukkan, tingkat bunuh diri di Indonesia mencapai 2,4 per 100 ribu penduduk. Artinya, terdapat 2 orang yang melakukan bunuh diri dari setiap 100 ribu penduduk di Indonesia.
Apakah ini kasus besar? Tentu saja! Karena hal ini menyangkut masa depan generasi muda negeri ini. Jika para pemudanya banyak yang berpikir pendek, setiap masalah diselesaikan dengan bunuh diri, sudah berapa jiwa melayang sia-sia.
Untuk menjadi baik, menjadi sabar, lulus uji, Rasulullah telah mewariskan kepada kita dua hal, yang jika kita berpegang padanya, maka insyaallah kita akan mampu melalui setiap masalah dengan baik. Apa itu? Yaitu: Al-Qur'an dan Sunnah.
Karena yang namanya ujian adalah hal alami yang bisa menimpa siapa saja. Bahkan, Al-Qur'an pun sudah mengabarkan dalam beberapa ayat.
QS. Al- Baqarah 214:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ، مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ
وَالضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتَّى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ آمَنُوْا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ ؛ أَلاَ إِنَّ نَصْــرَ
اللّهِ قَرِيْبٌ .
Artinya: "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk sorga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, "Bilakah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."
QS. Al 'Ankabuut 2 - 3:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوْا أَنْ يَقُوْلُوْا آمَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُوْنَ . وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ، فَلَيَعْلَمَنَّ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِيْنَ .
Artinya: "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan, "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang jujur dan sesungguhnya Dia benar-benar mengetahui orang-orang yang dusta!."
Bagaimana jika permasalahan datang bertubi-tubi?
Jika iman kita benar kepada Allah maka, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Semua masalah akan tuntas tanpa menyisakan beban apapun. Percayalah!
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَاِ نَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,"
(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5)
Dari sini Allah sudah memberikan kepastian kepada kita bahwa setiap masalah pasti ada penyelesaian. Memang, terkadang kita dituntut untuk bersabar lebih lama untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِا لصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153)
Kesimpulannya, sebuah permasalahan itu ada untuk diselesaikan, tidak untuk diratapi, atau ditangisi, na'udzubillah jika sampai bunuh diri. Karena setiap masalah adalah ujian untuk kita, disitulah Allah menilai kita, layakkah kita naik kelas atau bahkan harus tinggal kelas?