Oleh: Eti Ummu Nadia
Sebuah video menjadi viral di media sosial, setelah aksi sekelompok mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahcmad siddiq (UIN KHAS) Jember, yang berjoget di dalam sebuah mesjid. Dalam videonya, tampak para mahasiswa itu berjoget sambil menyanyikan lagu ‘Ojo Dibandingke’ yang di viralkan oleh Farel Prayoga.
Hal ini pun di klarifikasi oleh pihak kampus terkait beredarnya video mahasiswa tersebut. Sebagaimana yang disampaikan Ketua Panitia PBAK menjelaskan, bahwa acara tersebut merupakan kegiatan pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) yang diselenggarakan pada hari Selasa, (23/08/2022).
Terlihat dari tayangan video bahwa peserta PBAK berjoget-joget di sebuah bangunan yang diperuntukkan untuk Masjid Sunan Kali Jaga UIN khas Jember. Kegiatan PBAK itu berlangsung dari pukul 06.00 hingga pukul 15.00.
Agar peserta PBAK tidak bubar, maka tim panitia mencari cara agar peserta tidak bubar. Selain memberikan yel-yel, motivasi dan unjuk keterampilan. Selang beberapa lama, seorang peserta bernyanyi lagu ‘Ojo Dibandingke’. Kemudian hal tersebut pun memantik peserta yang lain untuk berdiri, dan bernyanyi sambil berjoget-joget. Dilansir dari Kompas.com (26/08/2022).
Tidak bisa dipungkiri media sosial saat ini menjadi salah satu akses media informasi yang cepat penyebarannya. Hampir setiap orang memiliki akses media sosial. Maka tidak heran, jika berita atau video akan cepat viral. Seperti yang terjadi saat ini, di mana seorang mahasiswa berjoget-joget di sebuah bangunan yang akan dijadikan Masjid itu.
Sungguh miris melihat kondisi generasi saat ini, dimana Masjid yang seharusnya dijaga kesucian dan kemuliaannya malah dinodai dengan adanya video joget-joget dari mahasiswa Universitas tersebut. Tidak sepantasnya aksi itu dilakukan, apalagi di Masjid yang merupakan tempat beribadah, mendekatkan diri kepada Allah seperti bersujud, berzikir, tadarus, dan majlis ilmu.
Video tersebut membuat kita sebagai seorang muslim merasa sedih, terlukai, bagaimana tidak? Tempat ibadah umat Islam dijadikan ajang bernyanyi, joget-joget dangdut koplo. Mirisnya, hal ini dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Islam (UIN) Jember. Peristiwa ini bisa tergambar bahwa generasi remaja saat tidak mencerminkan akhlak orang-orang yang beradab.
Masjid merupakan rumah Allah, tempat kita berinteraksi langsung dengan Rabb kita selain di rumah. Maka sangat tidak pantas jika di tempat yang suci dan mulia harus dinodai dan di buat bising oleh aksi joget-joget Jawa modern bergenre pop Jawa itu. Sedangkan di masjid kita di larang untuk membuat gaduh apalagi kebisingan.
Sebaik-baiknya tempat di muka bumi ini adalah Masjid. Dengan demikian kita sebagai seorang muslim seharusnya menjaga kesuciannya. Banyak kebaikan dan pahala jika kita melangkahkan kaki menuju Masjid. Sebagaimana sabda Nabi Rasulullah Saw:
“Barang siapa bersuci di rumahnya lalu dia berjalan menuju salah satu dari rumah Allah (yaitu masjid) untuk menunaikan kewajiban yang telah Allah wajibkan, maka salah satu langkah kakinya akan menghapuskan dosa dan langkah kaki lainnya akan meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim, no. 666).
Pada zaman Rasulullah selain Masjid menjadi tempat beribadah Masjid juga berfungsi sebagai pusat ilmu pengetahuan juga tempat Rasul dengan para sahabat bermusyawarah. Mengatur urusan umat, juga bernegara. Setelah wafatnya Rasulullah Saw, Masjid hingga saat ini berfungsi sebagaimana mestinya. Tapi sayang, generasi muda saat ini kurang memahami dengan baik fungsi Masjid tersebut. Seharusnya Masjid dijaga dan dimuliakan. Generasi muda saat ini justru menjadikan Masjid tempat berekspresi, bernyanyi dan berjoget dangdut.
Kondisi saat ini tentunya tidak lepas dari tidak adanya pondasi aqidah dari keluarga, lingkungan juga penguasa yang tidak memahami Islam yang kaffah (menyeluruh). Ditambah masuknya ide-ide atau pemahaman kapitalis-sekuler yang menjangkit generasi muda saat ini. Akibat sistem kapitalisme, generasi muda lebih cenderung kepada mengejar dunia, kesenangan, materi, keuntungan. Sehingga ia lupa dengan kehidupan akhirat. Pendidikan sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan akan menghasilkan generasi memiliki generasi bermindset sekuler bukan berkepribadian Islam. Oleh sebab itu generasi yang terlahir dari rahim sekularisme maka, menghasilkan generasi Tik-Tok, joget-joget, pembuat konten-konten yang tidak pantas dan tidak mendidik yang hanya mendatangkan kemudharatan. Begitulah jika generasi pemuda saat ini tidak mengenal Islam kaffah. Akibatnya mereka melakukan sesuatu sesuai kehendak mereka tidak dipikirkan itu baik atau tidak, melanggar syariat atau tidak.
Berbeda jika sistem Islam diterapkan dalam kehidupan juga bernegara. Hasilnya akan mencetak generasi yang ta’at, mulia, cerdas, dan mustanir. Karena dalam sistem Islam memiliki aturan yang paripurna. Mulai dari pakaian, makanan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, interaksi dan lain sebagainya. Aturan tersebut tidak lain bertujuan agar manusia memiliki pola pikir dan pola sikap yang Islami sesuai syariat Islam. Islam tidak melarang berekspresi, tapi harus dengan adab dan cara yang makruf. Boleh membuat konten, tapi semata-mata hanya untuk menyebarkan kebaikan.
Dengan demikian penerapan sistem Islam yang kaffah maka generasi di masa sekarang atau di masa depan, akan senantiasa terjaga secara akhlak juga keimanannya. Menjaga, dan memuliakan Masjid sebagaimana mestinya. Sehingga kasus mahasiswa bernyanyi dangdut dan berjoget-joget di Masjid akan terminimalisir, bahkan tidak ada. Sistem Islam kaffah akan memberikan pendidikan aqidah sebagai pondasi keimanan sejak dini kepada generasi.
Maka pantas dalam sejarah Islam, generasi muda kala itu begitu gemilang prestasinya dalam sejarah peradaban dunia. Salah satunya ialah Muhammad Al-Fatih, yang terkenal dengan sebutan 'Penakluk Konstantinopel’ di Romawi Timur yang sekarang Istanbul Turki. Di usia mudanya 21 tahun ia menjadi pahlawan umat Islam di masa itu. Muhammad al-Fatih selain menjadi penghafal Al-Qur’an di usia 8 tahun, ia juga belajar ilmu Islam lainnya kepada para Syekh. Orangtuanya juga senantiasa mendidik dengan baik mengajarkan Islam. Sehingga tertanam akidah yang kuat dalam dirinya. Fakta ini hanya satu di antara beberapa generasi pemuda dalam Islam yang menorehkan prestasi gemilang dimasanya.
Lalu apa kabar dengan para pemuda generasi sekarang? Masihkah menyibukkan diri dengan hal yang tidak berfaedah? Bahkan meniru gaya dan sikap Barat, yang memberikan pemahaman sekuler, yang justru menjauhkan manusia dari ketaatan kepada Allah SWT?
Bangkitlah wahai generasi pemuda-pemudi masuklah pada Islam yang kaffah (menyeluruh) terapkan semua apa yang Allah perintahkan, dan jauhilah semua yang Allah larang. Jadilah generasi muda yang berprestasi bukan hanya di pandangan manusia tapi juga di pandangan Allah. jadilah generasi muda berkarakter ashabul Kahfi pencinta sifat-sifat mulia Nabi. Jadilah estafet perjuangan dakwah dari Rasulullah Saw untuk menyebarkan kebaikan, agar Islam rahmatan lil’alamin bisa kita rasakan dengan berislam secara kaffah. Sebagaimana firman Allah SWT :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208).
Wallahu’alam Bishshawab.[]