Efek Gawai, Susah Kontrol Emosi Anak



 Ruby Alamanda 


Anak merupakan anugrah dari Allah SWT. Yang wajib di didik, dijaga, dan diberikan kebutuhan nya. Karena orang tua nantinya akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah di hari kemudian, yaitu akhirat kelak. 


Anak adalah titipan yang dengannya orang tua akan bangga dan bisa menjadi generasi penerusnya di hari yang akan datang, dimana orang tua akan mewariskan ilmu dan hartanya untuk menjadi manusia yang sempurna, cerdas, berguna untuk bangsa dan negara. 


Anak itu menjadi cerminan orang tua dalam pola asuh nya, tauladan apa yang diserap anak, aplikasi kehidupan baik buruk akan nampak dalam diri anak, dalam kesehariannya. Anak adalah peniru ulung, terutama dalam usia golden Age, yaitu antara usia 0-5 tahunnya. 


Pernah berkata guru TK, anak sekarang jauh berbeda dengan anak didikan saya 10 tahun lalu, mengapa, karena ada gawai/gagdet, anak mudah emosi/marah, acuh terhadap teman, terhadap lingkungan sekitar. Orang tua menghentikan tangis anak dengan HP, menghibur anak dengan HP, menyerahkan pendampingannya dengan HP, maka jadinya demikian, yakni anak mudah tersulut emosi. Tersenggol teman sedikit saja muncul amarah, terkena kalimat menyakitkan sedikit saja sudah muncul amarah. 


Apa jadinya jika kebanyakan anak demikian, tidak akan ada anak atau generasi yang bisa tenang, dewasa dalam bertindak, bertutur kata, karena emosi marah mudah sekali muncul. 


Seharusnya anak hanya diberikan kesempatan menggunakan HP maksimal 2 jam dalam sehari, agar pola pikir dan pola sikap tetap stabil. 


Persoalan utama di Masyarakat adalah sekularisme, yaitu pemisahan agama dan kehidupan. Sehingga semuanya tidak seimbang, kacau. Tidak kontrol dari pemerintah, rakyat, dan keluarga. Karenanya parenting itu perlu. Rasulullah juga mengajarkan semua ilmu Islam kepada para sahabat di masjid, agar sahabat dapat menjalankan kehidupannya sesuai dengan aturan Islam. 


Harusnya pemerintah mengadakan parenting secara berkala, agar orang tua bisa memiliki ilmu dalam membetuk keluarga, memiliki visi misi dalam mendayung perahunya, menjadi nahkoda terbaik agar awak perahu bisa berjalan sesuai dengan Islam. Maka akan tercipta sebuah keindahan, ketaatan, dan  tujuan surga yang diimpikan dengan sempurna. Anak mudah diatur, istri mudah diatur, dan nyaman semuanya. Karena setiap keluarga mempunyai keinginan yang sama. Tidak hanya memikirkan perut semata. Suami pulang kerja capek, tidak mendampingi anak. Tidak ada waktu luang sedikit pun untuk mendampingi anak dalam belajar. Anak berdiri sendiri, apalagi istri yang harus kerja membantu memenuhi kebutuhan dapur. Semua berjalan sendiri-sendiri, ini akan menjadi sebuah kehidupan individualis yang mengerikan. 


Maka wajib negara menjamin kebahagiaan keluarga, memberikan edukasi agar keluarga tearah dengan jelas sesuai syariat. Sehingga keluarga tidak dipaksa menjadi benteng terakhir lahirnya para generasi. Karena sebenarnya negara yang harusnya menopang tanggung jawab agar terlahir generasi-generasi hebat. Wallahu a'lam bissowab.[]


Sumber Bacaan 

https://www.suara.com/health/2018/11/05/111948/kecanduan-gadget-bikin-anak-mudah-marah

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama