Oleh : Syifa Islamiati
Jika kita bicara tentang milenial, pastinya yang terbersit dalam pikiran kita itu pemuda yang gagah, berani, tangguh dan berjiwa ksatria. Mereka adalah kebanggaan bangsa dan negara. Karena generasi milenial merupakan calon pemimpin masa depan.
Lalu apa jadinya jika kaum milenial hari ini banyak yang "latah" dengan sesuatu yang viral namun unfaedah? Banyak sekali konten-konten yang tidak ada unsur mendidiknya sedikitpun tetapi bejibun penontonnya. Tidak hanya itu, mirisnya, merekapun ikut-ikutan menjadi konten creator dadakan supaya bisa viral. Astaghfirullah. Dan parahnya lagi, generasi muda muslim pun banyak yang mengikuti jejak mereka. Sudah bisa dibayangkan bagaimana nasib tanah air jika generasi milenialnya rusak mental dan moralnya.
Perlu kita sadari bahwa generasi muda hari ini sedang tidak baik-baik saja. Banyak dari mereka berperilaku yang tidak mencerminkan kebaikan. Mereka terjebak dalam pola hidup hedonisme yang akhirnya membuat mereka terlena akan kenikmatan dunia fana. Generasi harapan bangsa itu hanya memikirkan kesenangan duniawi saja.
Misalnya saja fenomena yang baru-baru ini merebak, Citayam Fashion Week. Banyak dari kalangan generasi muda yang berlenggak-lenggok di zebra cross. Mereka tidak lagi mempedulikan lingkungan sekitar. Dampak yang ditimbulkan dari fenomena tersebut juga tidak mereka pikirkan, seperti membuat kemacetan, membuat para orang tua pusing karena dimintai uang demi membeli outfit agar ikut terlihat eksis dan lain sebagainya.
Menyedihkan. Walaupun CFW telah dibubarkan oleh pemerintah setempat, namun bukannya tuntas melainkan hanya berpindah tempat. Dan bahkan semakin menjamur di berbagai kota. Seperti di kota Bukittinggi, generasi muda di sana juga mengadakan hal yang sama, mereka menyebutnya Jam Gadang Fashion Week (JGFW). (portalkudus.com, 30/07/2022). Ada lagi yang juga tidak mau kalah, Cianjur Fashion Week, Surabaya Fashion Week, Belitung Creative Week, dan lain-lain. (katadata.co.id, 2/8/2022). Walau penyebutannya berbeda-beda namun aktivitas yang dilakukan tetap sama. Mereka menyebut hal yang mereka lakukan tersebut adalah bentuk kreativitas tanpa batas. Mereka tidak lagi dapat dibatasi oleh aturan yang ada apalagi hukum syara'. Aktivitas mereka sungguh telah jauh dari ajaran Islam kaffah.
Belum lagi kasus LGBT yang seolah tidak pernah tuntas, malah semakin hari semakin banyak yang tertular. Mereka semakin berani menampakkan taringnya. Tidak hanya dari kaum dewasa, banyak juga remaja bahkan anak-anak di bawah umur yang terjebak di dalamnya. Seperti di ajang CFW beberapa waktu lalu, bahwa MUI menyesalkan adanya perilaku yang menjurus pada aktivitas LGBT itu. Tidak bisa dipungkiri di sana banyak laki-laki berdandan ala perempuan atau sebaliknya perempuan dengan gaya kelaki-lakian (tvonenews.com, 27/7/2022). Tentu bukan hanya ini saja, masih berderet kasus pilu lainnya yang menimpa generasi hari ini.
Miris. Generasi muda hari ini sungguh telah kehilangan identitasnya. Mereka tidak lagi dapat menata masa depan dengan baik. Kesenangan saat inilah yang mereka agung-agungkan. Sungguh budaya Barat telah merenggut identitas generasi negeri ini. Dengan sistem yang berakidah sekuler inilah mereka berhasil membuat generasi muda Islam jauh dari agamanya.
Negara yang seharusnya menjadi penyelamat akan masa depan generasi muda pun seolah angkat tangan, mereka tidak lagi bisa diharapkan. Mereka menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan generasi kepada orang tua dan masyarakat. Tidak ada sedikit kepedulian melintas di hati mereka. Hal ini bisa dilihat dari berbagai kebijakan penguasa yang tidak pro terhadap keselamatan para generasi ini, misalnya tetap adanya situs-situs tidak mendidik yang dengan mudah bisa diakses oleh generasi, berbagai macam film berbau seks bebas beredar, sistem pendidikan pun bercorak sekularisme yang jauh dari nilai-nilai agama. Padahal generasi muda saat ini sungguh telah di ambang kehancuran.
Nah, maka dari itu, yuk, kita mulai berbenah diri dari sekarang. Generasi muda hari ini benar-benar sedang tidak baik-baik saja. Kita tidak bisa hanya berdiam diri melihat kerusakan-kerusakan generasi yang kian menyedihkan. Tugas pengemban dakwah hari ini benar-benar luar biasa berat. Tetapi, dengan jalan dakwah ini, semoga banyak generasi muda yang hijrah menjadi generasi yang Allah ridhai. Dan semoga Allah senantiasa memudahkan langkah kita. Serta menolong kita di yaumil akhir nanti. Aamiin Allahumma Aamiin.