Merebaknya Fenomena Bullying Tiada Henti, lslam Solusinya

 


Oleh : Aini Ummu Nafis


Dugaan kasus bullying atau perundungan terhadap anak terjadi di Banyuwangi. Seorang siswa kelas 7 berinisial G (13) harus menjalani operasi patah tulang setelah menjadi korban perundungan yang dilakukan salah satu teman sekelasnya. (Banyuwangi, detiknews.com / 11 januari 2022).


Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 28 Kota Medan dihina oleh guru sekolahnya lantaran menunggak uang sekolah, dan juga uang buku. Siswi bernama Indah Pratiwi yang masih duduk di bangku kelas 9 Sekolah Menengah Pertama Negeri 28 Medan, Johor, Kota Medan Sumatera Utara jadi menjadi korban ejekan dan juga penghinaan. Tidak hanya oleh teman tapi ternyata oleh gurunya sendiri. Ejekan bermula saat Indah Pratiwi, siswi kelas 9 SMPN 28 Kota Medan ini belum melunasi uang iuran bulanan sekolah dan juga uang buku. Ejekan dan hinaan bukan sekali saja dialami oleh siswi tersebut. justru oknum guru di sekolahnya Ini terus menerus melontarkan hinaan kepada dirinya. Tak hanya satu orang guru, namun beberapa guru lainnya juga ikut menghina dan mengejeknya bahkan menyebut dirinya sedikit tidak waras. (tvonenews.com /16012022)


Kasus bullying atau perundungan siswa hingga menyebabkan kematian kembali terjadi di Indonesia.Seorang siswa MTS Negeri 1 Kotamobagu, Sulawesi Utara meninggal dunia setelah mendapat perundungan dan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh teman-temannya. Kasus perundungan ini terjadi di area sekolah dan tidak diketahui oleh pihak sekolah. Kasus ini diketahui setelah korban mengeluh sakit dan sempat dirawat di rumah sakit. Naas korban tak tertolong sehingga meninggal dunia. (kompas.tv, 17 juni 2022).


Tindakan bully akhir-akhir ini semakin marak terjadi di Negeri ini, terutama di dalam dunia pendidikan Indonesia. Bullying merupakan suatu kejadian yang seringkali tidak terhindarkan terutama di sekolah. Mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat Perguruan Tinggi. Pembullyan kerap terjadi di sekitar lingkungan sekolah, karena korban dan pelaku bullying memang kebanyakan adalah anak muda yang notabennya masih menjadi siswa atau mahasiswa. Pembullyan terjadi tidak hanya pada anak sekolahan, setara tenaga pendidik pun ada kasus pembullyan kepada muridnya. Sebenarnya apa penyebab pembullyan ini terjadi?


Bullying merupakan dari kata bull dari bahsa inggris yang artinya banteng. Secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Namun kata tersebut dirasa belum tepat untuk mendefinisikan kata bullying itu sendiri sehingga terdapat beberap ahli membahasa bullying.


Bullying (perundungan) adalah kekerasan serta perilaku agresif atau yang bertujuan untuk menyerang orang lain yang dilakukan oleh rekan atau rekan secara berulang dan melibatkan kekhawatiran baik secara nyata atau menurut anggapan antara pelaku dan korban. (Olweus D. dalam Wolke & Lereya, 2015).


Sedangkan American Psychological Association (APA) mendefinisikan bullying adalah sebagai sebuah bentuk agresif yang dilakukan secara berulang dan perilaku untuk menimbulkan perasaan tidak nyaman maupun cidera bagi korban.


Berdasarkan kedua hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian bullying atau perundungan merupakan sebuah perilaku jelek yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang melalui sengaja dan berulang dengan tujuan agar orang yang diganggu merasa tidak nyaman maupun akibat dampak buruk lain seperti cedera psikologis, fisik, dan sosial.


Banyak faktor penyebab pembullyan itu terjadi, semata-mata bukan hanya faktor dari sipelsku bullying ataupun korban. Bisa faktor orang tua, lingkungan, teman sebaya, media sosial bahkan dari sekolah itu sendiri. 


1) Faktor Orang TuaDilihat

Orang tua adalah role model untuk anak-anaknya sehingga perilaku mereka mudah untuk ditiru. Keluarga merupakan faktor yang penting dalam membentuk pribadi seorang anak dan mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa kecenderungan orang tua mendidik dengan kasar dapat memberi dampak kepada anak sikap agresifnya. (Zakiyah, Humaedi, & Santoso, 2017).


2) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan terbagi menjadi dua lingkungan disekolah dan lingkungan yang disebabkan pergaulan teman. Lingkungan sekolah dan pergaulan teman tidak dapat dipungkiri dari seorang siswa bahkan beberapa remaja menganggap sahabat lebih penting dibanding orang tuanya. (Zakiyah et al., 2017).


3) Faktor Teman Sebaya

Faktor teman sebaya dapat menimbulkan pengaruh yang negatif karena adanya penyebaran ide bahwa bullying bukan suatu masalah yang besar melainkan hal yang wajar untuk dilakukan. Pada masanya, seorang anak berfikir dan memiliki kemauan untuk tidak melibatkan keluarganya bahkan pelaku mencari dukungan bahwa pelaku bisa melakukannya. (Zakiyah et al., 2017).


4) Faktor Media Sosial

Media sosial merupakan bagian dari kehidupan yang mempengaruhi pola hidup bagi seseorang baik melalui media cetak, maupun elektronika, dampak yang ditimbulkan dapat memberi manfaat atau bahkan merugikan. Media juga mempengaruhi pada anak, sehingga ia menjadi malas dan memberi dampak bahwa memonton media yang tidak baik dapat membuat agresivitas naik.(Zakiyah et al., 2017)


5) Faktor Iklim Sekolah

Iklim sekolah atau school climate merupakan kondisi atau suasana sekolah sebagai wadah untuk menimba ilmu bagi peserta didik usia remaja. Pearce (2002) sebagaimana dikutip (Bulu, Maemunah, & Sulasmini, 2019) mengungkapkan bahwa ‘kurang puasnya pengasuhan yang dialami anak mengakibatkan anak merasa sedikit mendapatkan cinta, perhatian, pengawasan serta asuhan anak tidak memberikan batasan yang jelas tentang tingkah laku yang dilarang disebut dengan pola asuh permissive parenting’. (Bulu et al., 2019)


Pada dasarnya  bullying atau penindasan ini merupakan tindakan yang sangat tidak dianjurkan dan sangat tercela. Dalam Islam sendiri sangat melarang keras dan sangat tidak menganjurkan perilaku merendahkan orang lain. Hal ini sebagai mana penjelasan dalam sebuah firman Allah Subahanahu Wa Ta’ala:


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (TQS. Al-Hujurat: 11).


Oleh sebab itu, sebagai sesama muslim mulailah dari diri kita sendiri menyelamatkan generasi dari pembullyan. Memunculkan rasa peduli kepada sesama muslim lainnya. Sebagai orang tua, menanamkan aqidah kuat sejak dini sangatlah penting untuk menghindari dan membentengi anak dari perbuatan pembullyan dan berani mencegah pembullyan.


Seperti hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam:


“Muslim adalah orang yang menyelamatkan semua orang muslim dari lisan dan tangannya. Dan Muhajir adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah”. (HR. Bukhari no. 10)


Sesama Muslim juga dianjurkan untuk saling menyerukan kebaikan, sebagaimana firman Allah Subahanahu Wa Ta’ala:


“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (TQS. Ali-Imran [4]: 104).


Selain itu,  bullying  juga disebabkan kurang terbangunnya rasa persaudaraan di antara sesama. Dan hal tersebut tidak sesuai dengan firmanAllah Subhanahu Wata ‘Ala:


"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Qs. Al-Hujurat [49]: 10)

Wallahu A’lam Bisshowab. []


(dikutip dari berbagai sumber)



*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama