Terulang Kembali Dalam Kancah Demokrasi yang Tak Lagi Memahami Adab

 


Oleh: Ummu Adiva


Yang telah kita ketahui Putri dari Megawati yakni yang menjabat sebagai Ketua DPR RI Puan Maharani pada Selasa, 24/05/2022 tengah menggelar rapat paripurna bersama fraksi DPR lain nya yang membahas tentang persoalan hukum bagi LGBT dalam KUHP yang tidak ada tindak pidana tegas bagi pelakunya. bahkan pelaku penyimpangan ini di fasilitasi hingga di berikan ruang dan tempat.


Sementara itu pemberitaan LGBT kini sedang memanas dan digaungkan hingga Kedubes Inggris meninggikan dengan memajang 'Bendera Pelangi' didepan kantor nya, ia beranggapan bahwa pelaku penyimpangan ini harus dihargai, di akui dan harus diberlakukan sama dengan makhluk lainnya (sama halnya dan layaknya pasangan umumnya).


Sungguh ironis! seakan tak menghargai, dimana kaum muslim di Indonesia yang kita ketahui mayoritas muslim terbesar, tapi ternyata ini bukan menjadi suatu patokan. untuk itu salah satu fraksi DPR PKS yang tengah menginterupsi berjalannya rapat pada kala itu yang berselang hingga 3 jam, dan pembahasan ini pun tak mempunyai solusi yang mengakar. bahkan ketua DPR RI nya pun menutup mikrofon untuk kedua kalinya dalam menggelar rapat pada Selasa lalu, ini bukan pertama kalinya Ketua DPR RI mematikan mikrofon, dahulu pun terjadi pada tahun 2020 dengan berbeda orang yakni saat politikus Partai Demokrat, Irwan atau Irwan Fecho, sedang menginterupsi dalam rapat paripurna pengesahan UU Cipta Kerja pada Oktober 2020 lalu.


Dalam Islam, adab tentu sangatlah diperhatikan baik itu didalam majelis atau musyarawah ketika membahas suatu permasalahan atau problematika umat karena setiap seseorang punya hak suara tentu dengan mengacu pada landasan syariah tentunya dengan memperhatikan bagaimana cara dia memberikan interupsi hingga memberikan solusi tuntas atas problematika yang terjadi ditengah masyarakat.


Adapun yang kita ketahui pemimpin bukanlah yang berhak atas keseluruhan dalam mengambil keputusan, jika keputusan yang diambil haruslah terbuka, terlebih hal ini untuk kemaslahatan bersama. Tetapi pemimpin mempunyai hak jika kebijakan yang ia perbuat telah melanggar atau melampaui batas mana tugas rakyat ialah memuhasabahi pemimpin siapapun itu, bukanlah menonton dan legowo menerima semata atas kedzaliman yang ada tapi harus mencari solusi yang tak menimbulkan keresahan kembali ditengah masyarakat.


Sungguh Islam itu sempurna, Islam bukanlah agama semata tapi Islam mempunyai pemecahan yang pasti benang merah apapun permasalahan nya pasti ada solusi yang tak akan terulang dan terus menerus. untuk itu mempelajari dan memahami Islam sebagai ajaran dan hanya Islam lah yang mampu mengubah tatanan keseluruhan. maka saatnya kembali pada Islam Kaffah.

Wallahu'alam[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama