Oleh Ririn Ekawati
Alhamdulillah... Masih dalam suasana Syawal, tepatnya Ahad, 27 Syawal 1443 H. Suasana cerah pagi itu membuat ibu-ibu dan adik-adik remaja putri bersemangat untuk menghadiri Majelis Taklim Kaisha yang bertempat di Perum PTKL B8 Leces Probolinggo.
Syawal adalah momen bagi kaum muslim untuk berkumpul, bersilaturahmi, berbagi cerita dan berbagi ilmu. Setelah sekian Syawal tidak bisa bertemu karena pandemi, maka ini adalah Syawal pertama bagi Kaisha mengadakan acara offline.
Kali ini tema yang diangkat adalah Taqwa Perisai Diri. Hadir sebagai pematerinya adalah Ustadzah Arin. Beliau adalah ustadzah yang semangatnya luar biasa dalam berdakwah.
Acara dibuka dengan sapaan yang hangat oleh Ibu Wiwik selaku moderator. Ibu Wiwik membuka acara dengan membacakan sebuah hadits "Barang siapa yang menempuh jalan mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga ( HR Muslim).
Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan tilawah surah Al Imran ayat 133 yang dibacakan oleh Ibu Anita.
Pada acara inti, selanjutnya Ustadzah Arin mengawali pemaparan materinya dengan mengucapkan "Taqobbalallahu minna wa minkum taqabbal yaa kariim,.."
Ustadzah Arin memaparkan, bagaimana ketaqwaan itu bisa menjadi perisai bagi diri kita di dalam surat Al Hujurat ayat 13 yang maknanya, "Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang bertaqwa".
Jadi seharusnya kedudukan taqwa ini adalah sesuatu yang dirindukan oleh kaum muslimin. Tapi fenomena manusia sekarang sudah bergeser dalam menilai kemuliaan manusia. Mereka menilai mulia tidaknya seseorang hanya dari jabatan, harta, kedudukan, prestasi, dll.
Wajar saja mereka mempunyai pandangan seperti itu karena mereka sudah jauh dan mencampakkan nilai-nilai Islam. Semua itu terjadi karena dampak dari sistem yang ada, yaitu sekulerisme. Sekulerisme adalah paham yang memisahkan agama dari kehidupan.Jadi peran agama dipinggirkan dari kancah kehidupan. Agama hanya ditempatkan di ranah ibadah.
Mereka lupa bahwa yg berhak menilai mulia tidaknya seorang manusia tidak lain adalah Allah, bukan manusia.
Ustadzah Arin juga menjelaskan hubungan puasa dengan taqwa. Menurut penuturannya, untuk bisa menjadi insan yang bertaqwa, maka seseorang harus menempa dirinya. Bulan Ramadhan adalah waktu yang diberikan oleh Allah agar umat Islam menempa dirinya sehingga senantiasa berada dalam ketaatan.
Dalam waktu satu bulan penuh ditempa, menahan haus dan lapar di siang hari Romadhon, menahan nafsu amarah dan menghindari hal-hal yang membatalkan puasa, dan juga meningkatkan kualitas ibadah diharapkan akan bisa membentuk ketaqwaan seseorang. Ketaqwaan itu akan terus berlanjut saat kita keluar dari Ramadhan.
Lebih lanjut Ustadzah Arin juga menjelaskan tentang danya 3 dimensi taqwa:
1. Hubungan manusia dengan Allah
2. Hubungan manusia dengan diri sendiri
3. Hubungan manusia dengan manusia yang lainnya.
Hubungan manusia dengan Allah diaplikasikan dalam masalah aqidah dan ibadah. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri diaplikasikan dalam masalah makanan, minuman dan pakaian. Adapun hubungan manusia dengan manusia yang lainnya diaplikasikan dalam masalah muamalah seperti jual beli, sewa menyewa, sistem upah, dll.
Tiga dimensi ini harus bisa dilaksanakan secara keseluruhan dalam kehidupan seorang muslim, sehingga pada akhirnya akan terbentuk ketaqwaan yang hakiki.
Tapi tentu saja untuk saat ini tidak bisa tiga dimensi itu diterapkan secara sempurna dan totalitas dalam kehidupan.
Ustadzah Arin juga menegaskan bahwa untuk menumbuhkan ketaqwaan hakiki tersebut maka kita harus mentauhidkan Allah, kemudian juga berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah
Ustadzah Arin juga mengingatkan bahwa yang bisa merusak ketaqwaan adalah kemaksiatan dan cinta dunia. Ketaqwaan akan bisa dirawat di antaranya dengan, senantiasa membaca Al Qur'an, banyak mengingat mati, dan menghadiri majelis taklim.
Akhirnya materi sudah selasai disampaikan oleh Ustadzah Arin.Tibalah saatnya pemberian doorprize kepada peserta. Acara kemudian ditutup dengan doa yang dibacakan oleh Ibu Nur Hidayati dan diakhiri dengan doa kafaratul majelis.
Sebelum peserta kajian pulang, moderator mengingatkan bahwa Kaisha akan mengundang kembali Ibu-ibu bulan depan dan rutin setiap bulannya.[]