Negeri Muslim Terbesar Dilecehkan Asing, Bukti Pemerintah Yang Tidak Tegas




Oleh : Indah Nurhayati (Mahsiswa, Aktivis Dakwah)

Kewibawaan bangsa Indonesia agaknya telah berkurang dimata dunia. Hal ini terbukti dengan banyaknya kejadian yang merendahkan negeri muslim terbesar dunia ini. Dilansir dari news.detik.com beberapa waktu lalu (16/05/22) Ustadz Abdul Somad mengalami penolakan saat masuk singapura, beliau bersama rombongannya dipulangkan kembali melalui pelabuhan TPI Batam Center, Kepulauan Riau setelah sebelumnya juga tiba melalui pelabuhan tersebut. Pihak Singapura menyampaikan bahwa UAS tidak memenuhi kriteria elingible sehingga mendapat not land notice yang menyebabkan kunjungannya ke Singapura ditolak. 

Kementrian singapura mengklarifikasi kejadian tersebut dan menyebutkan bahwa penolakan tersebut berkaitan dengan UAS yang dikenal sebagai penceramah ektrimis serta khotbah khotbahnya yang tidak dapat diterima oleh masyarakat multi ras dan multi agama. 

Kejadian ini tentu membuat pendukung UAS geram sehingga berujung pada aksi unjuk rasa pendukung UAS di depan kedubes singapura yang berlangsung pada 20 mei 2022.   
Selain itu Inggris juga menunjukkan sikapnya yang tidak menghormati negara Indonesia, Kedutaaan Besar Inggris untuk Indonesia mengibarkan bendera pelangi khas LGBT dalam rangka memperingati hari internasional melawan homofobia, transfobia, dan bifobia. 

Hal ini mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak, salah satunya dari Muhammadiyah. Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengaku menyesalkan sikap kedubes Inggris yang tidak menghormati Negara Republik Indonesia sebab tidak satupun agama di Indonesia menoleransi praktik LGBT di Indonesia, beliau juga menyebutkan LGBT bukanlah hak asasi manusiaa, melainkan perilaku menyimpang yang bisa diobati. (monitorindonesia.com)

Wibawa Umat Islam dan Bangsa Indonesia Dipertaruhkan 

Peristiwa penolakan UAS dan pengibaran bendera LGBT oleh asing menegaskan perendahan mereka terhadap negeri muslim yang juga menurunkan wibawa Indonesia terkhusus umat islam di mata dunia, indonesia sebagai negeri mayoritas muslim telah gagal menjaga nama baik umat Islam terlihat dari pemerintahan yang tidak ambil pusing terkait kedua masalah tersebut dan terkesan abai. 
Kita tentu masih ingat beberapa waktu lalu tentang kebijakan pemerintah dalam melawan radikalisme yang nyatanya sangat menyudutkan umat Islam, beredar nama tokoh-tokoh Islam termasuk didalamnya nama Ustadz Abdul Somad disebut kedalam daftar ustadz radikal, begitupun dengan kasus LGBT yang terus berkembang namun tidak ditindak dengan tegas. Sangat miris apabila dikaitkan dengan negara mayoritas muslim dengan para penguasa yang juga muslim, padahal di dalam Islam sudah disebutkan dengan jelas larangan LGBT serta kewajiban untuk menghormati para ulama yang merupakan pewaris para nabi. 

Melalui peristiwa ini pemerintah seharusnya mengevaluasi beragam kebijakan agar kewibawaan di mata asing bisa menguat. Semua terjadi karena pemerintah sendiri tidak menampakkan sikap tegas menentang LGBT serta menunjukkan penghormatan pada ulama

Islam Mengangkat Martabat Ummat Islam dan Bangsa Indonesia

Saat ini dunia berada dalam kekuasaan kapitalisme yang menjadikan asas manfaat sebagai tolak ukur dalam melakukan sesuatu sehingga wajar jika hal sama akan mungkin terus terulang. Sudah saatnya kita menyelesaikan masalah tersebut dan permasalahan lainnya menggunakan cara yang telah diberikan oleh sang pencipta
Islam tidak hanya sebatas agama, Nabi Muhammad Saw membawa islam untuk seluruh ummat manusia agar kembali kepada aturan sang pencipta. Islam adalah ideologi yang telah memiliki seperangkat aturan kehidupan yang bersumber dari Allah swt yang menciptakan alam semesta. Perintah dan larangan Allah yang akan menjadi tolak ukur perbuatan serta menjadi dasar dari berbagai kebijakan yang akan diterapkan sehingga akan adil dalam memandang permasalahan serta menyelesikannya 

“Sungguh, (apa yang disebutkan) di dalam (al quran) ini, benar benar menjadi petunjuk (yang lengkap) bagi orang orang yang menyembah (allah). Dan kami tidak mengutus engkau (muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”  (terjemah QS.Al Anbiya ayat 106 - 107)

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama