Liberalisasi Menghancurkan Generasi



Oleh : Triana Nur Fausi 


Makassar, Sulsel - Penemuan 7 janin di dalam sebuah kotak makan, di tempat kos, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan benar-benar membuat banyak orang kaget. Pada kasus penemuan 7 janin di tempat kos itu, polisi telah menetapkan sepasang kekasih sebagai tersangka. Berdasarkan keterangan Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budi Haryanto, pelaku berinisial NM (26) mengaku merasa malu melakukan hubungan gelap sampai ia hamil. Hal itu pun yang mendorong keinginan ia untuk melakukan aborsi dan memasukkan 7 janin dalam kotak makan. (www.tvonenews.com, 09 Juni 2022)


Sungguh miris melihat fakta diatas, pemuda di negeri sudah sedemikian rusaknya karena pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan. Maraknya pergaulan bebas yang terjadi di negeri ini telah menghancurkan masa depan generasi muda saat ini maupun generasi yang akan datang. Kerusakan generasi yang terjadi saat ini tidak bisa dilepaskan dari pengaruh pesatnya perkembangan teknologi yang mudah diakses. Internet, televisi dan media sosial yang berkembang cukup banyak yang memberikan kemudahan penyebaran informasi, ternyata bisa membawa pengaruh bagi kerusakan masyarakat, terutama generasi muda. Konten-konten porno, tayangan yang hedonis, dan budaya yang permisif begitu mudah ditemui oleh masyarakat, baik dari televisi, smartphone maupun internet. Teknologi saat ini bisa bernilai positif namun juga bisa membawa dampak yang negatif bagi masa depan generasi. 


Jika ditelaah kembali, kondisi kerusakan generasi saat ini tidak lepas dari pengaruh paham liberalisme dari barat. Paham ini mengajarkan kepada generasi muda untuk bebas berbuat tanpa mempertimbangkan aturan agama. Maka tidak heran generasi muda saat ini dengan bebas bisa mengambil gambar, mengirim gambar, menyebarkan video apapun dengan mudah  lewat dunia digital. Selain masuknya paham liberalisme, faktor lain yang menyebabkan generasi remaja hancur adalah sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Sistem ini memihak kepada kepentingan pemodal. Para pemodal baik pemilik stasiun televisi, pendiri jejaring media sosial, atau pengembang aplikasi-aplikasi dunia digital menawarkan sesuatu yang bisa dikonsumsi masyarakat tanpa memperhitungkan bahayanya bagi seluruh lapisan generasi. Sebagai contoh di televisi, tayangan yang paling di minati remaja adalah tayangan mengenai pacaran, pergaulan bebas dsb. Para pemodal melihat hal ini sebagai ladang yang bisa mendatangkan keuntungan untuk mereka, tanpa memperhatikan bagaimana dampaknya untuk generasi, dan negara membiarkan hal ini selama masih dalam batas KPI. 


Kondisi kerusakan generasi muda saat ini tentu harus menjadi perhatian yang serius bagi kita semua, baik itu orang tua, masyarakat maupun negara. Tentu kita tidak rela jika suatu saat nanti kita akan dipimpin oleh generasi yang rusak secara akhlak. Banyak pihak pada saat ini yang mencoba menyelesaikan masalah kerusakan moral generasi, namun nyatanya solusi-solusi yang mereka tawarkan tidak mampu menyelesaikan dengan tuntas tentang masalah ini. Hal ini disebabkan karena solusi yang ditawarkan adalah solusi sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga tidak heran masalah ini tidak kunjung bisa diatasi. 


Adapun mengenai solusi untuk menyelamatkan generasi dari ancaman arus liberalisasi, maka sudah seharusnya kita menyelesaikan dengan Islam. Islam adalah agama yang sempurna dengan segala peraturan yang ada didalamnya karena berasal dari Sang Pencipta. Islam juga merupakan solusi untuk bisa memecahkan seluruh masalah kehidupan, termasuk masalah liberalisasi yang mengancam generasi. Dalam Islam hubungan antara laki-laki pun diatur, masalah pakaian pun dibahas. Islam juga memberikan aturan-aturan yang jelas terhadap pergaulan laki-laki dan perempuan, seperti larangan khalwat (berdua-duaan dengan lawan jenis), larangan ikhtilat (campur baur dengan lawan jenis), wajibnya menundukkan pandangan, wajibnya muslimah yang telah baligh untuk menutup aurat, larangan untuk mendekati zina, diberlakukannya sanksi bagi yang melakukan zina dengan dera (bagi yang belum menikah) atau rajam (bagi yang sudah menikah), serta aturan-aturan lain terkait pergaulan. Dengan penerapan hukum Islam secara menyeluruh maka akan terlahir para generasi yang berkualitas. 


Mengenai teknologi maka sistem Islam membolehkan bagi warganya untuk belajar, mengembangkan serta memakainya. Hanya saja hal ini diatur oleh negara sehingga kondisi lapisan masyarakat yang mengakses teknologi tetap terjaga. Dalam sistem pemerintahan Islam, akan ada departemen khusus yang menangani media massa, yaitu Departemen Penerangan (jihaz al-i’lam). Tugasnya antara lain mengawasi segala bentuk media massa dalam negara Khilafah. Lembaga negara inilah nanti yang akan menjalankan fungsi pengawasan tersebut yang menjamin generasi Islami tetap aman dari segala pengaruh media massa yang negatif dan destruktif, seperti situs-situs porno, dan sebagainya. (Muqaddimah Ad Dustur, Juz II hlm. 291).


Marilah kita menjadi orang yang peduli terhadap masa depan generasi, tidak ada solusi lain untuk menyelesaikan permasalahan ini kecuali dengan menerapkan Islam dalam institusi negara. Dengan diterapkannya hukum-hukum Islam yang menyeluruh oleh negara maka rahmatan lil 'alamin akan terwujud. Generasi muda juga akan menjadi generasi mulia yang siap memimpin bangsa.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama