Ayah, Jangan Malu Bilang "I Love You Nak"

 



Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice)


Peran ayah dalam keluarga tidak hanya sebagai tulang punggung, tetapi juga sebagai pengayom dalam keluarga. Seorang ayah yang memiliki sosok kuat dan baik, serta memiliki kepribadian kokoh mempunyai pengaruh cukup besar dalam kehidupan seorang anak. 


Namun saat ini, tidak sedikit ayah yang hanya berperan sebagai pencari nafkah saja. Di rumah posisinya hampir mirip seperti raja, yang enggan dilibatkan dalam urusan rumah tangga dan pengasuhan anak. 


Tidak jarang para ayah hadir tapi kehadirannya tidak dirasakan oleh anak. Dalam hidup mereka hanya ada ibu. Bahkan ada sebagian ayah yang berfungsi sebagai alat untuk menakut-nakuti anak. Masya Allah. Padahal ada banyak peran Ayah terbaik untuk anak-anak mereka. 


Kenapa justru ayah menjadi sosok yang abai, sosok yang ditakuti, atau bahkan sosok kaku yang tidak pernah bisa bilang i love you ke anak-anaknya. Padahal Rasulullah sebagai suri tauladan yang sangat menyayangi dan memuliakan anak-anak. Masalah ini tidak bisa kita biarkan berlarut-larut, agar posisi terbaik ayah di mata anak kembali seperti semula. 


Dari sedikit uraian di atas setidaknya ada beberapa hal yang harus kita bahas, yaitu: 

1. Apakah yang menyebabkan banyak ayah yang tidak dekat dengan anaknya? 

2. Apa pengaruhnya jika ayah tidak dekat dengan anak-anak? 

3. Bagaimana seharusnya ayah agar bisa selalu dekat dengan anak-anak? 


Sebab-sebab Ayah Tidak Dekat dengan Anak 


Memang, tidak dekat dengan anak bukan berarti ayah menjadi sosok yang tidak bertanggung jawab. Namun alangkah bahagianya anak-anak ketika ayah menjadi sosok yang hangat, yang kehadirannya selalu dinanti anak-anak. Waktu bergulir sangat cepat, jangan sampai kita menjadi orang tua yang merugi ketika tiba-tiba anak kita tumbuh dewasa dan akan meninggalkan kita menjalani hidupnya bersama keluarga kecilnya. 


Ternyata ada banyak hal yang sering ayah abaikan hingga menyebabkan kedekatan ayah dan anak seperti terkebiri. Penulis merangkum dalam beberapa poin, yaitu: 


1. Ayah melimpahkan pengasuhan kepada ibu

Ibu memang madrasah pertama bagi anak-anak, ibu juga memiliki kewajiban memberikan pengasuhan kepada anak. Namun, masih ada keluarga yang meyakini bahwa pengasuhan anak menjadi tanggung-jawab ibu sepenuhnya. Padahal, hubungan ini tidak berimbang. Sudah sewajarnya beban dan tanggung jawab pengasuhan dijalani oleh ayah dan ibu. Membiarkan ibu saja yang mengasuh anak dapat membuat hubungan anak dengan ayah menjadi renggang.


2. Ayah tidak terlibat dalam kegiatan sekolah anak

Nomor WhatsApp siapa yang sering dimasukkan ke grup sekolah anak? Siapa yang lebih sering ambil raport di sekolah, siapa yang lebih sibuk kesana kemari mencari sekolah untuk anak. Kurang lebih sama yang terjadi dengan poin pertama, ayah kerap membiarkan ibu yang mengatur jadwal dan kebutuhan anak di sekolah, termasuk pertemuan-pertemuan rutin seputar pendidikan anak. Secara tidak langsung ini membuat ayah tidak update mengenai perkembangan anak di sekolah. 


3. Ayah Tidak Mendengarkan Cerita Anak

Hubungan anak dengan ayah bisa jadi renggang ketika ayah tidak meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita anak. Bisa jadi ayah terlalu lelah bekerja, sehingga tidak konsentrasi lagi mendengarkan atau disibukkan dengan aktivitas lain seperti menonton televisi, sibuk sosmedan atau aktivitas lain di android. Bahkan, jangan-jangan malah lebih memilih nge-game ketimbang mendengar anaknya cerita? Sehingga, jangan heran kalau anak lama-lama menjauh dan malas ngobrol dengan ayahnya. 


4. Ayah tidak peduli

Ada saja ayah yang memang tidak peduli dengan perkembangan anak. Bisa jadi ini karena ayah sendiri kurang teredukasi mengenai pentingnya kolaborasi antara ayah dan ibu dalam tumbuh dan kembang anak. Beberapa waktu lalu saat mengisi agenda parenting di sebuah sekolah, penulis menyampaikan, bahwa anak itu bukan hanya milik ibunya, sehingga jika ada acara parenting harusnya ayah - ibu hadir. Agar pemahaman ayah dan ibu seimbang bagaimana idealnya pendidikan dan pengasuhan anak. 


Orangtua juga harus banyak membaca buku atau tulisan tentang parenting dan informasi mengenai cara mengedukasi serta meningkatkan bonding dengan anak. Sehingga anak mendapatkan perhatian yang imbang dari kedua orang tuanya. 


5. Ayah Jarang Bermain dengan Anak

Penjelasan lain kenapa hubungan ayah dengan anak tidak dekat dikarenakan ayah yang jarang meluangkan waktu bermain dengan anak. Padahal, momen bermain dengan anak bisa dianggap sebagai waktu santai untuk membangun kedekatan dan ikatan yang lebih kuat lagi. Bermain dengan anak bisa membuat ayah menyadari potensi anak di bidang-bidang tertentu. Waktu santai adalah momen yang tepat untuk “membaca” potensi anak dan berkomunikasi mengenai hal-hal yang disenangi dan tidak disenangi anak terjadi sepanjang hari ini. 


6. Kurangnya Quality Time bersama Ayah dan Ibu

Untuk mempererat hubungan orang tua dan anak, memang dibutuhkan waktu khusus supaya orang tua dan anak bisa melewatkan waktu bersama. Ada baiknya orang tua dan anak punya ritual khusus bersama. Misalnya melewatkan weekend bersama yang diisi dengan kegiatan yang dapat membangun ikatan seperti, hafalan bareng, sholat berjamaah, kerja bakti bersihkan rumah, hingga boot camp, trekking, car free day, dan lain-lain.


Dampak Negatif Kurang Dekatnya Ayah dan Anak 


Pengaruh negatif ini bisa jadi tidak tampak bagi yang kurang peduli terhadap perkembangan anak. Bahkan sering dianggap hal biasa saja, karena kalau terlalu dekat dengan anak, ayah jadi kurang berwibawa. Dari hubungan yang kurang harmonis ini, penulis mengumpulkan beberapa poin pengaruh negatif dari kurang dekatnya ayah dan anak. 


1. Dampak buruk yang mungkin dapat terjadi akibat tidak ada kehadiran ayah dalam kehidupannya adalah terjadinya krisis identitas dan perkembangan seksual anak. Poin ini sudah penulis bahas di materi kuliah sebelumnya. 


2. Dampak lain, ada sebagian anak yang tidak dekat dengan sosok ayah adalah mengalami ketidakmampuan memecahkan masalah yang membuat dirinya sering memberontak dan adanya perasaan marah yang sulit di kontrol. 


3. Ayah berperan sebagai pemberi nafkah, pemimpin, pelindung dan pendidik keterampilan anak sebagai seorang pemberi contoh. Jika tidak ada kedekatan di antara ayah dan anak keteladanan seperti apa yang akan dicontoh anaknya. 


Sehingga kedekatan ayah dan anak adalah sebuah keniscayaan. Karena setiap penyesalan itu selalu belakangan, karena yang di depan itu pendaftaran. Jika sudah memahaminya jangan sampai kita menjadi bagian dari orang-orang yang menyesal. 


Tips Agar Ayah Dekat dengan Anak


Allah SWT berfirman:

“Segala sesuatu yang ada di dunia ini sesungguhnya hanya titipan. Termasuk anak. Sebagaimana titipan, itu merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan.” (QS At Tahrim, ayat 6).


Jika amanah anak itu diabaikan, maka itu berarti orang tua mengkhianati kepercayaan yang diberikan Allah kepadanya. Tentu sebagai orang tua terutama ayah yang kita bahas disini tidak mau jika dianggap sebagai orang yang mengkhianati amanah. 


Sehingga untuk para ayah, mari kita selangkah lebih maju, untuk segeralah memeluk anak-anak dan menjadi super Hero teladan untuk mereka, ayo ayah kita lakukan hal-hal berikut ini: 


1. Berani mengungkapkan cinta. Mengungkapkan cinta tanpa syarat. Jangan pernah sungkan memeluk anak-anak dan mengungkapkan perasaan sayang dan cinta untuknya. Terutama untuk anak perempuan jika ayahnya full perhatian, jika ada laki-laki asing yang memberikan perhatian tidak mudah klepek-klepek. 


2. Menyediakan waktu terbaik untuk anak-anak. Ingat wahai ayah, waktu terbaik bukan waktu sisa. Seperti yang sudah disebut di atas. Ada banyak hal yang bisa dilakukan ayah dengan anak-anak, mengaji, bercerita, bermain bersama.


3.  Sesekali memberikan hadiah. Tidak perlu mahal tapi berkesan. 


4. Menjadi pendengar yang baik untuk anak-anak. Anak-anak sangat senang bercerita sehingga para ayah harus bisa menyediakan telinga untuk mendengar setiap kisah anak-anak. Kalaupun anak kurang suka bercerita, maka ayah yang harus aktif bertanya. 


Ada banyak hal yang bisa ayah lakukan, jika dirasa 4 langkah di atas kurang bisa ditambahkan dengan aktivitas lain. Para ibu sangat bisa berperan sebagai mediator jika ayah masih canggung untuk mendekatkan diri kepada anak dengan selalu melibatkan ayah dalam aktivitas anak-anak. 



*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama