Oleh Razzaqurnia Dewi
Konflik antara Palestina vs Israel yang terus terjadi hingga hari ini. Dimana konflik tersebut makin memanas, bahkan upaya mendamaikan yang dilakukan oleh PBB dengan melakukan berbagai perjanjian yang di tanda tangani oleh kedua belah pihak faktanya tidak bisa membendung ledakan konflik yang terus memanas.penyerangan yang dilakukan oleh Israel ke wilayah Palestina seakan tidak pernah terlambat dan selalu dilakukan pada bulan Ramadhan. Dilansir dari al-jazeera, pada 2021 lalu konflik terjadi pasca pasukan keamanan Israel yang menyerang masjid Al-Aqsa. Hal itu juga yang menjadi Akar konflik berkepanjangan yang beruntun selama 11 hari yang dilakukkn Israel di daerah Gaza. Yang terbaru tahun ini Israel kembali melakukan penyeraangan sejak tanggal 22 Maret 2022 lalu.
Dari ketegangan tersebut sebanyak 14 orang warga Israel meregang nyawa dan pada saat yang sama 36 warga palestina juga turut terbunuh dari serangan pasukan Israel yang menyerang dari awal tahun ini. Kesepakatan yang telah di upayakan untuk menegahi keduanya adalah kesepakatan untuk membagi wilayah antara Palestina dan Israel pada 4 Juni 1967 yang di akui oleh hukum international dimana kawasan ‘Sheikh Jarrah’ masih menjadi bagian dari palestina. Namun Israel melanggar kesepakatan tersebut dan menggusur penduduk setempat.
Media pun seolah-olah ingin memberi pesan bahwa konflik Palestina dan Israel adalah konflik biasa dan bukan kejahatan perang. Lalu kenapa penyerangan selalu digencarkan ke wilayah Palestina ? Karena palestina adalah jantung islam di Timur Tengah. Kepentingan besar AS atas penguasaan Timur Tengah raya dan Afrika Utara membuat AS meletakan Palestina selalu dalam wilayah Konflik. AS tidak akan membiarkan Palestina sebagaimana Negara lain di Timur tengah karena potensi muslim dan islamnya sebagaimana yang dikatakan oleh Kissinger,seorang serigala politik AS. Maka kaum muslim di timur tengh harus selalu dibuat tidak tenang agar potensi agama (ideologi) dan pemeluknya tidak mengganggu kepentingan AS.
Dari fakta di atas dapat disimpulkan bahwa sistem Kapitalis tidak mampu memberikan solusi yang hakiki dalam menyelesaikan konflik di Palestina. Kesepakatan yang mereka solusikan akhirnya di langgar juga oleh pihak Israel, akhirnya solusi yang dilakukan terbukti tidak solutif dalam menyelesaikan konflik Palestina. Umat muslim saat ini pun sangat minim pengetahuannya tentang konflik di Palestina mereka menganggap bahwa konflik yang terjadi bukan urusan mereka padahal wilayah Yarussalem dan Palestina adalah bagian dari umat Muslim. Yang merupakan Tanah Kharaj atau tanah yang artinya tanah ini tidak bisa di miliki oleh siapapun yang artinya tanah tidak bisa dimilki oleh siapapun namun bisa dimanfaatkan jika kaum muslimin saja tidak berhak untuk memilkinya apalagi para zionis Israel.
Konflik yang terjadi pada Palestina hanya islam yang mampu menyelesaikannya dan juga konflik-konflik yang terjadi di negara Muslim lainnya. Untuk menghentikan peperangan yang terjadi di palestina tidak cukup dengan bantuan obat-obatan dan logistik saja namun juga harus ada perlawanan militer dan fisik . Namun hal itu tidak di dapatkan saat ini hal itu hanya di dapatkan ketika umat muslim di seluruh dunia ini bersatu dalam satu kepemimpinan dan ikut andil dalam membela tanah Kharaj sampai kemenangan itu kembali ke tangan kaum muslimin. []