Aksi Mahasiswa Mewakili Rakyat, Kawal Agar Tak Kembali Sia-Sia




Oleh: Yeni (Muslimah Peduli Umat Ciamis) 

Beberapa waktu lalu, aksi demo dilakukan oleh mahasiswa hampir di seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali di priangan timur. Seperti yang dilansir dari republika.co.id, Ribuan mahasiswa melakukan aksi di Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Jumat (8/4/2022). Aksi mahasiswa itu merupakan respons kepada pemerintah yang dinilai tak bisa mengatasi masalah di negeri ini. Koordinator lapangan dari mahasiswa Universitas Siliwangi (Unsil), Sadid Farhan, mengatakan, aksi tersebut bentuk kekecewaan terhadap pemerintah. Pemerintah dinilai tak bisa mengatasi masalah yang menyebabkan masyarakat hidup dengan kesulitan. Menurut dia, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kelangkaan minyak goreng sangat dirasakan oleh masyarakat kalangan bawah. Alih-alih mengatasi masalah itu, pemerintah justru menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN), yang notabene makin menyengsarakan rakyat. Ironisnya, pemerintah juga masih menyuarakan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Sadid menambahkan, massa aksi juga dengan tegas menolak pemindahan ibu kota negara (IKN). Apalagi, kondisi ekonomi masyarakat saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Geliat aktivitas mahasiswa menyuarakan aspirasi rakyat tak padam meskipun bulan Ramadhan. Hal ini tidak menyurutkan semangat mereka untuk bersuara.


Aksi demo beberapa waktu lalu merupakan aksi yang diprakarsai oleh aliansi mahasiswa seluruh Indonesia. Aksi demo ini didasari oleh penolakan terhadap penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden untuk 3 periode. Juga tuntutan terhadap naiknya berbagai macam bahan kebutuhan hidup di mana saat ini pemulihan ekonomi belum maksimal akibat pandemi covid 19.


Jika dilihat, tuntutan mahasiswa tak lain hanya membela rakyat. Dalam aksi di DPR RI, BEM SI mengusung tagar #RakyatBangkitMelawan dengan 4 tuntutan. Berikut 4 tuntutan mahasiswa yang dapat dirangkum antara lain : Pertama, mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai. Kedua, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret hingga 11 April 2022.
Ketiga, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode. Keempat, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada Presiden yang hingga saat ini belum terjawab.


Seringkali suara rakyat tidak didengar para pemimpin. Bahkan menjadi pertanyaan bahwa siapa sebenarnya wakil rakyat? Mahasiswa lebih sering hadir mewakili suara rakyat dalam mengkritik pemerintahan yang berjalan tidak sesuai aturan yang berlaku. Rakyat telah geram dengan kebijakan yang tak berpihak kepadanya. Sebenarnya, ini bukan pertama kali mahasiswa turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi rakyat terkait berbagai kebijakan pemerintah. Itulah mahasiswa, Sang penggerak perubahan. Di pundaknya, suatu bangsa dapat berubah menuju arah yang lebih baik. Semangatnya yang menggelora menjadikan pribadinya rela membela rakyat kecil. Namun, akankah benar-benar ada perubahan setelah unjuk rasa? Ataukah perlu langkah besar lain untuk mendapatkan perubahan hakiki? Semua tergantung dari arah perubahannya.


Mahasiswa sebagai agen perubahan semestinya mengusung revolusi sistem, sebab semua kerusakan yang terjadi berasal dari akar kapitalisme yang diterapkan oleh rezim. Bukan hanya menuntut pergantian pemimpin saja, tetapi benar-benar memperhatikan siapa orang yang berhak memimpin dan aturan seperti apa yang sesuai dengan cita-cita rakyat. Sebab, menjadi penguasa adalah amanah yang harus dijalankan dengan adil. Penguasa sejati adalah pelayan bagi rakyatnya. Namun, akibat sistem kapitalise inilah akhirnya  memunculkan berbagai kebijakan yang pro kapitalis, korporasi, dan oligarki. Fungsi negara tidak lagi sebagai pelayan rakyat, tetapi sebagai regulator untuk memuaskan syahwat korporasi dimana rakyat dinilai tidak lebih sebagai pasar. Hasilnya, berbagai kebijakan justru hadir membebani dan menyengsarakan rakyat. Awal tahun 2022 ini saja berbagai kebutuhan pokok terus naik, dari minyak goreng, pangan, pajak, listrik daan BBM. Dan seolah menjadi rutinitas tahunan, saat ramadhan berbagai kebutuhan terus naik dan berbarengan disemua pos.
Inilah kiranya yang telah Allah sampaikan dalam firman-Nya :

وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى

Artinya : “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Taha : 124)
Padahal Allah juga telah mengabarkan dalam firman-Nya yang lain :

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Artinya : “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Al- a’raf : 96)

Sebagai negeri dengan jumlah muslim terbesar di negeri ini, tentu saja arah perubahan yang selayaknya mahasiswa usung adalah penerapan sistem Islam kaffah. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai agen dan pemimpin perubahan harus mengawal dan menyuarakan perubahan yang sistemis. Yakni, meninggalkan sistem kapitalisme menuju sistem Islam. Islam adalah solusi hakiki atas berbagai kezaliman yang ada di kehidupan kita. Inilah sumber masaalah dalam sistem kapitalis, karena manusia mengatur kehidupan berdasarkan hawa nafsunya, bukan dengan petunjuk dari Allah Subhanahuwa taala. Allah sebagai pengatur segala aspek kehidupan yang menurunkan syariat Islam telah diabaikan. Alhasil, banyak kebijakan yang menzalimi umat manusia. 


Inikah sejatinya yang harus disadari dan terus dikawal oleh mahasiswa kini. Jangan sampai mahasiswa kembali terjebak pada paham pragmatis, yang hanya menuntut pergantian wayang dan mengabaikan sumber masalah serta solusi hakiki yang ingin diraih.
Maka, wahai para pejuang, perjuangan mu haruslah berpijak pada ideologi Islam. Mahasiswa harus bangkit melawan ideologi batil yang menzalimi umat yang dijerat komando antek penguasa kapital. Maka, Cerdaslah melihat agar perubahan hakiki dapat diraih. Jangan sia-siakan waktu, pikiran, dan energimu dengan pergerakan pemuda yang tidak membawa perubahan berarti.

Wallahualam bissawab.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama