Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice)
Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (TQS Al Baqarah 183)
Di dalam Islam ada tiga kedudukan umatnya yang menandakan tingkat ketaatan terhadap Allah, Rasulullah, dan syar'iat-syar'iatNya. Kedudukan itu yaitu muslim (orang yang berislam), mukmin (orang yang beriman, dan muttaqin (orang yang bertakwa).
Muttaqin adalah kedudukan tertinggi bagi seorang muslim. Seorang yang muslim yang muttaqin tentu mereka adalah orang-orang mukmin, yang tidak diragukan lagi keimanannya. Di mata siapa? Tentu saja Allah yang paling berhak menilainya.
Nah, untuk perintah berpuasa pada surat Al Baqarah ayat 183 ini ditujukan kepada orang yang beriman. Sebagaimana terdapat pada permulaan ayat yang berbunyi "yā ayyuhallażīna āmanụ" atau dalam bahasa Indonesia diartikan "Wahai orang-orang yang beriman".
Orang yang beriman akan patuh melaksanakan perintah berpuasa dengan sepenuh hati, karena mereka tahu puasa bukan sekedar kewajiban untuk menahan haus dan lapar dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari. Tapi puasa adalah kebutuhan, untuk menyeimbangkan antara nafsiyah mereka untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, apalagi ujian ditengah gejolak kehidupan kapitalisme hampir membuat seluruh umat manusia menghalalkan segala cara.
Semua umat Islam tentu mengetahui ada 5 keistimewaan bulan Ramadhan, bahkan berburu pahala adalah hal yang wajar dilakukan oleh umat Islam di bulan Ramadhan. Adapun keistimewaan bulan Ramadhan, yaitu:
1. Pahala amal perbuatan selama bulan Ramadhan akan dilipat gandakan.
2. Dibukanya pintu-pintu kebaikan.
3. Bulan pengampunan dosa.
4. Allah turunkan malam Lailatul Qodar.
5. Bulan diturunkannya Al-qur'an.
Namun sayangnya Ramadhan kali ini umat Islam Indonesia harus berjibaku lebih kuat lagi karena tingginya harga-harga kenaikan bahan makanan pokok. Meskipun, kenaikan harga adalah hal umum terjadi setiap jelang Ramadhan dan Hari Raya, tapi kenaikan beberapa bahan pokok kali ini sudah tidak manusiawi lagi. Terutama minyak goreng, bahkan pemerintah sudah angkat tangan dan menyerahkan harga utamanya ke spekulan. Mafia minyak goreng pun bermain di sana.
Masya Allah.
Agar Ramadhan kali ini #uwuuuu #no #haluu di tengah kenaikan harga-harga dan juga panasnya perpolitikan nasional. Maka kita harus mampu menyikapi kondisi ini dengan bijak. Para Emak yang sudah terbiasa memikirkan banyak hal dalam waktu bersamaan tentu akan lebih mudah juga menyikapi, sedangkan yang lain tentunya harus belajar lagi.
Pertama, luruskan niat. Ingat puasa bukan trend, namun kewajiban yang harus kita lakukan untuk meningkatkan keimanan kita. Masak iya kita tidak ingin naik kelas menjadi orang-orang yang muttaqin?
Kedua, buat jadwal harian Mak dan target-target. Saya dulu waktu gadis mudah saja buat jadwal harian. Alhamdulillah mulai Rojab kemarin jadwal harian mulai saya buat lagi. Misalnya: kapan tadarus Al-Qur'an, halaqah, njahit, ngajiin anak-anak, ikut kajian, menulis, mengerjakan pekerjaan rumah dan yang lainnya. Sehingga target-target ibadah tercapai dan pekerjaan lainnya pun terselesaikan.
Ketiga, belanja yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan ya, Mak. Kalo sudah ada teh manis, tidak perlu cendol, ya tidak usah beli. Kita buka puasa bukan untuk balas dendam makan, ya? Asal tercukupi gizi untuk melanjutkan berpuasa esok hari. Kita hilangkan image yang ada di kepala kalau buka puasa harus makan makanan yang wahhh dan beraneka ragam. Hari raya harus ada dua belas jenis camilan kekinian, dress cantik dan bergaya, duh. Kalau ada budgetnya sih, tidak masalah. Tapi kalau sampai berhutang kiri kanan, kok tidak uwuuuu, ya.
Hmmm, gimana Mak. Semoga Allah memudahkan setiap langkah kita untuk berubah lebih baik, dan lebih baik lagi. Semoga Ramadhan kita berkah dan Allah mencatatnya sebagai amal baik untuk kita. Aamiin.[]