Jalanan Rusak Memakan Korban, Dimana Peran Negara?

 


Oleh : Rohmawati (Aktivis Dakwah Remaja Islam Cilegon)


Polisi Selidiki Penyebab Truk Tengki Kimia Terpelosok di Ciwandan. Satlantas Polres Ciwandan saat ini masih fokus melakukan evakuasi sisa cairan kimia yang berada di dalam tengki kendaraan truk W8594 UT yang terpelosok pada saluran drainase dan menumpahkan isinya di Jalan Raya Ciwandan Anyer, Lingkungan Rombongan Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon. (bco.co.id, 08/03/2022).


Memang bukan kali pertama terjadinya peristiwa kecelakaan lalu lintas, baik kecelakaan tunggal maupun kecelakaan yang bersamaan di daerah Kota Cilegon terutama di Jalan Raya utama menuju Kota Cilegon yakni di wilayah Ciwandan dan sekitarnya.  Pun sebelumnya di tempat yang sama  juga telah terjadi kecelakan lalu lintas akibat adanya kerusakan jalan di daerah tersebut. Sehingga mengakibatkan korban jiwa berjatuhan. Kecelakaan tersebut bermula dari adanya kendaraan roda dua yang berusaha menghindari jalanan rusak. Namun sayangnya, secara bersamaan juga melintas sebuah kendaraan lain yang bermuatan barang-barang baja. sehingga kecelaan tersebut tak mampu dielakkan. 


Masyarakat kota Cilegon menyayangkan adanya kendaraan terutama truk yang dibiarkan membawa barang-barang secara berlebihan. Padahal, mengangkut barang melebihi kapasitasnya  dapat membahayakan, baik untuk kendaraan tersebut maupun kendaraan lainnya. Hal itupun akan merusak keadaan jalan yang berdampak pula pada keadaan udara di wilayah tersebut. Maka, hal ini perlu adanya pembaharuan secara signifikan yang harus dilakukan oleh pemerintah Cilegon saat ini. Karena, keselamatan warga kota Cilegon dan sekitarnya adalah tugas utama para pemimpin. Terutama keselamatan dalam berkendara. Hal tersebut bertujuan agar tidak ada lagi korban berjatuhan akibat jalanan rusak. Hal inilah yang seringkali dipikirkan oleh pemimpin Islam dahulu.  Mereka selalu mengutamakan kesejahteraan, kedamaian, dan menjamin keselamatan rakyat yang dipimpinnya. Seperti halnya yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab yang tidak membiarkan seekor hewan pun mati sia-sia akibat tersangkut jalanan rusak.

 

Inilah pentingnya seorang pemimpin memahami kewajiban yang harus ia lakukan terhadap seluruh rakyat yang dipimpinnya dengan memperhatikan segala keluh kesah rakyatnya dan melakukan segala hal hanya demi kemaslahatan rakyat. Namun, pemimpin-pemimpin yang amanah dan peduli terhadap kemaslahatan rakyat tidak lahir dari sistem Kapitalisme. Karena sistem ini syarat akan materi dan kepentingan segelintir orang. Allah Swt berfirman yang artinya, “Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada sesama manusia dan melampui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksa yang pedih.” (Qs. Asy-syura : 42)


Pemimpin yang zalim kelak akan merasakan pembalasannya akibat perbuatannya di dunia. Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan Tirmidzi, “Sungguh, manusia yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah ialah pemimpin yang adil. Dan manusia yang paling dibenci oleh Allah  dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah pemimpin yang zalim.” 


Islam memandang manusia satu dengan lainnya sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karenanya Allah mewajibkan seluruh manusia terutama umat Islam untuk menjaga satu dengan yang lainnya. Namun sayangnya, dalam sistem sekuler saat ini kekuatan persaudaraan tidak lagi dapat diwujudkan. Sebab, kepentinganlah yang lebih berkuasa dibandingkan ikatan persaudaraan. Sehingga, tak heran ketika kebijakan yang buat oleh sistem ini tak mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam negeri terutama permasalahan umat yang semakin menjadi-jadi. Hal ini menjadikan bukti bahwa hanya sistem Islam yang mampu menjaga keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan umat. Sebab, segala aturan dalam kehidupan hanya bersumber dari Al-Qur’an dan As-sunnah bukan pada kepetingan materi semata. 


Wallahu a’lam bisshowwab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama