Oleh: Atien
"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (TQS. Al- Ahzaab [33]: 59).
Dalam Islam memakai jilbab adalah sebuah kewajiban bagi perempuan yang sudah baligh. Dengan memakai jilbab kehormatan perempuan akan terjaga. Jilbab juga menjadi bukti ketaatan kepada Allah Swt.
Ketaatan dalam memakai jilbab nyatanya tidak mudah bagi para Muslimah di negeri-negeri yang penduduk muslimnya minoritas. Salah satunya adalah para Muslimah di India. Para Muslimah di negeri ini menjadi sorotan dunia karena aturan pelarangan jilbab bagi Muslimah di Negara Bagian Karnataka.
Sorotan dunia juga tertuju kepada Muskaan Khan yang secara tidak sengaja menjadi wajah perlawanan bagi perempuan muda Muslim India di tengah meningkatnya pertikaian tentang jilbab. Dalam video yang menjadi viral, mahasiswi berusia 19 tahun itu terlihat memasuki kampusnya saat sekelompok pemuda mendekatinya. Mengenakan selendang safron, warna yang diasosiasikan dengan kelompok nasionalis Hindu, mereka mulai meneriakkan "Jai Shri Ram" atau "kemenangan bagi Dewa Ram."
Saat mereka mengejeknya, Khan, yang mengenakan jilbab dan masker hitam dengan gaun hitam panjang, berdiri tegak. Dia mengucapkan Allahu Akbar sebagai balasannya. Setelah itu, otoritas kampus mengantarnya ke dalam. Khan mengatakan bahwa ia hanya membela hak dan pendidikannya. Hal itu disampaikan kepada BBC. (13/2/2022, SINDONEWS.com).
Apa yang menimpa Muskaan Khan semakin memperlihatkan kebencian kelompok nasionalis Hindu di India terhadap Islam dan ajarannya. Sebagai Muslimah, Khan hanya berusaha membela haknya untuk melaksanakan aturan agamanya. Bukankah itu sebuah hak asasi yang harus dihormati?
Namun pada kenyataannya hak asasi untuk melaksanakan aturan agama yang diyakini justru sulit didapatkan. Para Muslimah India harus berjuang keras dalam menjaga kehormatan dan akidahnya.
Derita Muslimah India bukan hanya sekedar pelarangan memakai jilbab di sekolah maupun di kampus tempat mereka beraktifitas. Para Muslimah ini juga mendapat ejekan, cemoohan dari warga Hindu. Tidak cukup sampai di situ, intimidasi dan perlakuan yang tidak semestinya juga dialami oleh para Muslimah atas keteguhan mereka berbusana yang sesuai dengan aturan agama.
Kebencian yang didukung Negara
India sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Hindu nyatanya tidak memberikan rasa aman bagi mereka yang beragama Islam. Negara justru membiarkan para pemeluk Hindu menghina dan melecehkan kaum Muslim.
Kebencian yang diperlihatkan oleh kelompok Hindu kepada para Muslimah semakin melebarkan gejala Islamofobia yang didukung oleh negara. Maka wajar jika negara diam dan seolah-olah tidak tahu dengan apa yang menimpa kaum Muslimah.
Itulah derita Muslimah India. Mereka tertindas hanya karena minoritas. Negara tidak bisa menjaga dan melindungi. Para Muslimah India tidak ada yang membela. Semua itu terjadi karena kedzaliman penguasa.
Ikatan yang Salah
Kaum Muslim di seluruh penjuru dunia juga tak mampu berbuat apa-apa. Umat Muslim yang peduli juga tak mampu membantu saudaranya. Hal itu terjadi karena adanya sekat-sekat negara bangsa. Sekat- sekat negara bangsa telah menghilangkan perasaan kaum Muslim sebagai satu tubuh.
Sebagai satu tubuh harusnya ada ikatan yang solid antara sesama Muslim. Rasul Saw telah bersabda yang artinya: "Kaum Muslim itu dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Jika ada satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan demam ( turut merasakan sakit). (HR. Muslim).
Namun pada kenyataannya pada saat ini tubuh kaum Muslim mulai rapuh. Sudah tidak ada lagi ikatan yang kuat dan ampuh. Ikatan yang kuat itu telah lepas tak berbekas. Ikatan tersebut adalah ikatan akidah.
Ikatan akidah sebagai ikatan yang benar kini telah pudar. Itu karena ide nasonalisme yang telah menggerogoti pemikiran umat. Umat terbelenggu ikatan kebangsaan yang semu. Akhirnya umat Islam berfikir bahwa Muslim India bukan saudaranya.
Negeri-negeri Muslim yang lain juga tidak ada reaksi. Para pemimpinnya juga seakan tidak peduli. Para pemimpin negeri-negeri Muslim menganggap masalah yang menimpa Muslimah di India itu bukan urusannya.
Islam Menjaga Kehormatan Perempuan
Kondisi di atas tidak akan terjadi jika ada sistem Islam. Dalam Islam, negara akan memberikan rasa aman berupa perlindungan dan penjagaan bagi seluruh warga negaranya. Negara akan memberikan sanksi yang tegas jika ada perlakuan yang melecehkan kehormatan Muslimah.
Penjagaan terhadap kehormatan perempuan telah dilakukan pada masa pemerintahan Islam. Saat itu ada seorang Muslimah sedang berbelanja di pasar Bani Qainuqa. Tiba-tiba datang seorang Yahudi mengikat ujung pakaian Muslimah tersebut tanpa disadarinya. Maka ketika berdiri aurat Muslimah itu tersingkap dan menjadi bahan tertawaan orang-orang Yahudi yang ada di situ. Kemudian datanglah Sahabat Rasul Saw menolong Muslimah tersebut dan langsung membunuh pelakunya. Namun kemudian, orang-orang Yahudi mengeroyok Sahabat dan membunuhnya. Ketika berita tersebut sampai kepada Rasul Saw beliau langsung mengumpulkan tentaranya. Pasukan Rasul Saw mengepung mereka dengan rapat selama 15 hari sampai akhirnya Bani Qainuqa menyerah karena ketakutan.
Kemudian ada juga kisah di masa Khalifah al- Mu'tashim Billah yang membela kehormatan perempuan. Ketika itu seorang perempuan menjerit di Negeri Amuria karena dianiaya. Dia lalu memanggil nama al- Mu' tashim. Ternyata jeritan perempuan itu didengar dan diperhatikan. Dengan segera Khalifah al- Mu' tashim Billah mengirim surat kepada Raja Amuria. Dalam surat itu al- Mu'tashim berkata: "Dari al- Mu'tashim kepada Raja Amuria. Lepaskan wanita itu atau kamu akan berhadapan dengan pasukan yang kepalanya sudah di tempatmu sedangkan ekornya masih di negeriku. Mereka mencintai mati syahid seperti kalian menyukai khamar..!". Singgasana Raja Amuria bergetar membaca surat itu. Lalu wanita itupun segera dibebaskan. Kemudian Amuria ditaklukkan oleh tentara kaum Muslim.
Itulah bukti dari perlindungan negara yang menerapkan Islam. Negara akan memperlakukan seluruh warganya dengan baik. Negara juga akan memberikan rasa aman dengan perlindungan dan penjagaaan tanpa terkecuali. Seorang pemimpin negara dalam Islam memiliki kewajiban untuk melindungi rakyatnya. Hal itu telah Rasul Saw sampaikan dalam sabda yang artinya: "Sungguh Imam ( Khalifah) itu (laksana) perisai, orang-orang akan berperang di belakang dia ( mendukung) dan berlindung ( dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya". ( HR al- Bukhari, Muslim, an - Nasa'i, Abu Daud dan Ahmad).
Begitu sempurnanya Islam sebagai solusi dari seluruh permasalahan kehidupan. Islam mengatur manusia dari masalah individu hingga negara. Islam akan mewujudkan keberkahan bagi seluruh alam apabila seluruh aturannya diterapkan secara kaffah.
Wallahu a'lam bi ash-shawwab.