Moderasi, Pencanangan Tahun Toleransi Jalan Sekulerisasi



Oleh : Neneng Y. Aktivis Muslimah Peduli Generasi


Isu moderasi beragama terus digencarkan dengan dalih toleransi sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Program moderasi beragama ini terlihat sangat dipaksakan harus berjalan dan berhasil. Ia dibungkus secara sistematis bak racun berbalut madu. Penyerangannya dilakukan secara halus dan terarah di berbagai bidang. Dan sebagai bentuk keseriusan menjalankan moderasi demi terciptanya toleransi, dicanangkanlah tahun 2022 ini sebagai tahun toleransi. 


Dikutip dari antaranews.com (07-10-2022), Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo (Romo Benny) mengatakan pada 2022 penguatan toleransi dan moderasi beragama harus menjadi prioritas yang terus digalangkan agar tidak lagi terjadi praktik intoleransi. Ia mengakui persoalan intoleransi kerap terjadi dalam lingkungan masyarakat majemuk karena dipengaruhi kurangnya pemahaman beragama seseorang yang tidak memaknai agama secara utuh.


Kementerian agama pun mencanangkan tahun ini sebagai Tahun Toleransi yang merupakan pokja dari moderasi beragama. Menurut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, akan menjadi milestones untuk pencapaian atas upaya menjadikan Indonesia sebagai barometer kerukunan umat beragama di dunia.

Ini dasari alasan bahwa belakangan, semakin banyak pemahaman, sikap, dan praktik "ekstrim" baik kanan maupun kiri terus bermunculan. Pemerintah menilai kegaduhan politik tahun 2017 sebagai imbas dari Pilkada DKI Jakarta yang banyak menyita energi anak bangsa, lalu merembet hingga Pilpres 2019 dan bahkan hingga saat ini merupakan potret meningkatnya eksklusifisme beragama. Bagaimana kondisi bangsa saat itu yang terpolarisasi dan Agama telah menjadi "alat" agitasi politik kepentingan yang dapat mengancam persaudaraan dan persatuan bangsa.


Alasan yang disampaikan di atas tentu tidak bisa dibenarkan. Berbagai sikap yang muncul dari kaum.muslimin belakangan ini justru adalah menggambarkan jati diri sesungguhnya. Karena Islam mengajarkan bahwa toleransi adalah dengan menghargai bukan mengakui. Islam juga mengajak pemeluknya untuk memahami landasan akidah yang diatur sesuai ketentuan kaedahnya. Tidak ada kompromi terkait akidah. lakum dinukum waliyadin, yang  artinya bagimu agamamu bagiku agamaku. 


Jelaslah bahwa Moderasi beragama dengan pencanangan Tahun Toleransinya  sungguh hanyalah alasan yang dibuat-dibuat dimana sebenarnya strategi ini ditujukan untuk memukul mundur pengemban Islam ideologis. Inilah upaya Barat untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin. Barat hendak memecah belah kaum muslimin dan menghalangi terwujudnya persatuan umat.  


Ini merupakan upaya lanjutan dari “perang melawan Islam” yang dirangkum dalam Rand corporation, dimana dalam salah satu poin nya dijelaskan tentang karakteristik Muslim moderat (Characteristics of Moderate Muslims). Muslim moderat adalah orang menyebarluaskan dimensi-dimensi kunci peradaban demokrasi; termasuk di dalamnya gagasan tentang HAM, kesetaraan gender, pluralisme, dan menerima sumber-sumber hukum non-sektarian, serta melawan terorisme dan bentuk-bentuk legitimasi terhadap kekerasan. Islam moderat adalah “Islam” yang menerima sistem demokrasi. Sebaliknya, Islam radikal adalah yang menolak demokrasi dan sekulerisme. 


Melalui moderasi beragama, pada  akhirya kaum muslim dipaksa untuk menerima pluralisme sehingga atas nama HAM harus bisa bertoleransi pada keberagaman baik kepercayaan, juga budaya yang justru akan mengikis identitasnya. Maka jelas bahwa ide moderasi hakikatnya adalah sekularisasi Islam. Pemikiran dan hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah, akhlak dan sebagian muamalah mereka terima. Namun disisi lain mereka menolak pemikiran dan hukum Islam yang bersifat politis seperti sistem pendidikan,  jihad,  sistem sanksi dan peradilan, sistem ekonomi. Padahal Allah Swt telah memerintahkan kepada umat Islam untuk beragama secara kaffah sebagaimana Firman-Nya :


يايها الذين امنوااذخلوا في السلم كافة ولا تتبعوا خطوات الشيطن انه لكم عدو مبين


Artinya: Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan  dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Qs.Al Baqarah: 208).


Melalui moderasi, moderasi ini menyimpangkan umat dari pemahaman Islam kaffah. Akibat penerapannya Islam bagaikan dikebiri. Ajaran Islam mandul tidak mampu menjadi solusi bagi problematika kehidupan. Umat menjadi sekedar buih di lautan, terapung mengikuti arus yang ditetapkan Barat. Membuat umat menjadi lemah tanpa izzah, rela dikendalikan kepentingannya, dijarah harta kekayaannya dan dimatikan potensinya. Moderasi justru dijadikan alat untuk menutupi kebobrokan pemerintah dalam meriayah umat sehingga kesengsaraan terus terjadi mmenimpa umat. Sebagai muslim sudah saatnya kita percaya bahwa Islam adalah agama yang sempurna, benar, dan menjadi solusi atas semua problematika hidup.


Allah SWT berfirman : “Sungguh agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (TQS Ali ‘Imran : 19). 


“Siapa saja yang mencari agama selain Islam sekali-kali tidaklah akan diterima dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (TQS Ali ‘Imran : 85).


Maka berbanggalah dengan keIslamanmu, jagalah agar tidak terkikis dan rusak. Wallohu'alam

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama