Islamofobia India dan Kebutuhan Terhadap Khilafah



Oleh : Ayu Adiba

(Aktivis Dakwah Kampus) 


Kesabaran umat Islam kembali di uji dengan adanya beberapa peristiwa penting yang  terjadi beberapa waktu terakhir ini, yang memang obyeknya lagi-lagi adalah Islam dan kaum muslimin. Sebuah peristiwa yang menimpa kaum muslimin yang menuai banyak  respon dan  protes  di kalangan  kaum muslimin dunia. 


Sebagaiamana  di kutip dari  Republika.CoId. Salah satu kejadian di Negara India, dimana gadis muslim berhijab dilarang menghadiri kelas di beberapa sekolah di Negara bagian Karnataka, India selatan, yang memicu protes selama berminggu-minggu oleh para siswa. Kebijakan diskriminatif ini menyebabkan protes dan kekerasan yang meluas.


Sebelumnya, Pemerintah India juga , melalui Menteri Pendidikan Karnataka, SM Nagesh, menetapkan kebijakan, bahwa aturan  berpakaian sekolah telah ditetapkan setelah meninjau keputusan pengadilan dari seluruh negeri untuk melarang mengenkan jilbab di lembaga pendidikan. 


Hal ini direspon oleh pemerintah Karnataka, di mana 12% dari populasinya adalah muslim dan diperintah oleh Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) yang mendukung Perdana Menteri Narendra Modi, mengatakan dalam sebuah perintah pada 5 Februari bahwa semua sekolah harus mengikuti aturan berpakaian yang ditetapkan oleh manajemen. (Http//:News.Oke Zone.com)


Dari kebijakan inilah , kemudian muslimah India terutama pelajar dan juga mahasiswi dilarang diberbagai tempat untuk menggunakan hijab. Mereka  di intimidasi, di diskriminasi, disoraki, dan dengan berbagai macam aksi verbal lainnya kepada muslimah yang menggunakan hijab di negara tersebut. 


Dari kejadian ini sontak menuai banyak protes dari sejumlah pelajar muslim India selama berminggu-minggu. Mereka turun kejalan melakukan aksi unjuk rasa untuk memprotes kebijakan tersebut yang dinilai sangat diskriminatif. 


Bukan hanya itu,  kecaman demi kecaman kepada pemerintahan India atas kebijakan ini juga bermunculan dari penguasa-penguasa negeri muslim , dan juga dari  lembaga dan organisasi-organisasi Islam dunia. 


Jika kita telisiki,  bahwa kebencian, intimidasi dan diskriminasi kepada umat Islam India , sudah berulangkali terjadi. Sejarah mencatat bahwa semenjak kekalahan Khilafah Utsmaniyah pada Perang Dunia I yang menyebabkan tersekatnya anak benua India (India selatan), konflik agama terus terjadi. Lebih-lebih sejak Partai Nasionalis Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa di India, diskriminasi dan penganiayaan terhadap muslim semakin menjadi-jadi. 


Selain itu,Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia, India sejak tahun 2019  gencar mengadvokasi undang-undang tentang pengontrolan populasi. Kampanye ini berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perlunya menahan populasi India yang kini sebesar 1,34 miliar jiwa.  


Namun ternyata, sosialisasi ini menyebabkan meluasnya Islamofobia di India. Melalui kampanye ini, organisasi-organisasi Hindu sayap kanan meyakini bahwa umat muslim sedang berusaha menyalip populasi umat Hindu di India.


Organisasi tersebut mulai menyebarkan Islamofobia melalui kampanye langsung maupun di sosial media. Mereka menyebarkan teori konspirasi bahwa jumlah Muslim India yang saat ini sekitar 200 juta jiwa, lambat laun akan mencapai angka 966 juta dan melampaui populasi umat Hindu. Teori ini tak elak membangkitkan ketakutan dan kebencian umat Hindu kepada umat muslim. 


Jadi, rententan peristiwa yang terjadi pada kaum muslimin India sudah tidak terhitung lagi, intimidasi, diskriminasi hinga seruan genosida kepada muslim India sering kali terjadi di India dan ini merupakan respon ketakutan mereka terhadap keberadaan minoritas muslim di India. 


Islamofobia ini sebetulnya tidak hanya menghantui umat Islam di India,  namun hampir merata di seluruh bagian bumi yang ditinggali oleh umat Islam. 


Lihatlah bagaimana Cina sampai saat ini menyiksa muslim Uyghur, bagaimana Israel tangannya masih dibasahi darah-darah sipil Palestina, termasuk darah bayi-bayi yang tak berdosa, nasib suadara muslim Rohingya yang sampai sekarang tak tau harus tinggal di mana karena pengusiran dan pembantaian yang dilakukan oleh otoritas Myanmar dan masih banyak peristiwa lainnya yang menimpa kaum muslim di seluruh belahan bumi. 


Islamofobia yang marak berkembang dari Eropa hingga hampir meliputi seluruh belahan dunia saat ini, memiliki akar sejarah yang kuat di masa lalu. Ketakutan terhadap pengaruh Islam yang semakin meluas mulai tertanam di kalangan masyarakat barat untuk pertama kalinya semasa Perang Salib (antara 1095–1291) yang melibatkan tentara Muslim dan Kristen Eropa.


Adapun tujuan terbesar dari proyek Islamofobia ini tidak lain adalah ingin mencegah bahkan menghentikan laju gerbong politik Islam dalam bingkai Khilafah yang semakin kencang di atas relnya. 


Dan tentu saja hal ini tidak akan pernah mereka lakukan.  Karena kebangkitan politik Islam semakin menyeruak dan meninggi seiring dengan kesadaran umat Islam akan perisai hakiki yang akan menyelematkan mereka dari berbagai ketertindasan akibat proyek jahat Islamofobia tersebut.


Karena hanya dengan Khilafah, segala persoalan islamofobia di India dan  seluruh dunia yang kita tinggali ini akan bisa terselesai. Karena jika  bukan Khilafah, Lalu dengan apa dan siapa lagi yang akan menjadi perisai umat Islam ?


Dalam hal ini, Nabi SAW bersbda, melalui Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan hadits dari jalur Abu Hurairah radhiya-Llahu ‘anhu, bahwa Nabi shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallam, bersabda:


“Sesungguhnya seorang imam itu laksana perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa dan adzab karenanya.

” [HR. Bukhari dan Muslim]


Mengapa hanya Imam atau Khalifah yang disebut sebagai Junnah atau perisai? Karena dialah satu-satunya yang bertanggungjawab sebagai perisai, sebagaimana dijelaskan dalam hadits lain: 

“Imam atau Khalifah itu laksana penggembala, dan hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap gembalaannya.” [Hr. Bukhari dan Muslim]


Makna hadits di atas dengan jelas dan tegas menyatakan, bahwa Khilafahlah satu-satunya pelindung umat, yang menjaga agama, kehormatan, darah dan harta mereka. Khilafahlah yang menjadi penjaga kesatuan, persatuan dan keutuhan setiap jengkal wilayah mereka.


Jadi jelas ,bahwa Islamofobia yang melanda india hari ini  bahkan dunia,  telah menjadi lonceng yang menandakan bahwa kaum kafir  tidak akan berhenti melakukan tindakan diskriminasi intimidasi ,menyiksa, membantai dan membunuhi atau genosida terhadap umat Islam karena kebenciannya. 


Dan dari peristiwa ini sekaligus, menjadi lonceng peringatan terhadap kaum muslimin khususnya dan dunia pada umumnya bahwa hari ini kita umat Islam membutuhkan khilafah Islamiyah , bahkan kebutuhan yang sangat  mendesak untuk segera diwujudkan perisai umat dan mahkota kewajiban tersebut di tengah-tengah kehidupan yang telah  carut marut dan telah hilang keseimbangan kehidupan ini.   


Wallahua'lam.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama