Upaya Menumbuhkan Moderasi Beragama Melalui Parenting Wasathiyah dan Kebangsaan




Penulis : Siti Fatimah (Pemerhati Sosial dan Generasi)



Ada beberapa macam jenis parenting yang dikenal oleh masyarakat dan  dijadikan metode dalam mengasuh anak. Metode-Metode ini memberikan panduan bagaimana caranya mengasuh anak yang baik sehingga mampu memberikan energi positif dalam tumbuh kembang anak. Dengan menerapkan metode-metode  tertentu orang tua tentunya sangat berharap anak-anak mereka dapat menjadi pribadi yang baik untuk mencapai kesuksesan saat mereka dewasa. 


Sebagai umat islam seharusnya orang tua memakai metode yang islami dalam mendidik anak-anak. Islam merupakan agama yang memiliki aturan sangat kompleks dalam mengatur kehidupan manusia tak terkecuali dalam mendidik buah hati. Rosulullah SAW memberikan contoh-contoh yang mulia dalam memperlakukan anak sesuai dengan usia mereka. Memberikan pedoman apa saja yang perlu untuk dilakukan dan tidak dilakukan dalam mendidik anak secara islam. Metode ini biasa disebut dengan istilah Parenting Islami. Metode yang sarat dengan langkah dan pedoman mengenalkan anak-anak dengan Rabb-nya, memahamkan ilmu Tauhid dan Aqidah yang lurus sejak dini sehingga tercipta akhlak yang baik dan santun dalam diri mereka.

Sebagai contoh terbaik umat manusia Rosulullah SAW dengan predikat khatamun nabiyyin atau penutup para nabi-nabi tentu ajaran beliau mengenai mendidik anak adalah yang terbaik.


Namun, parenting islami tuntunan Rosulullah SAW ini ternyata masih dinilai kurang baik oleh orang-orang tertentu. Terbukti dengan dikeluarkannya program  parenting atau pola asuh kebangsaan yang dimaksudkan untuk menggerakkan orang tua atau keluarga berpartisipasi  dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme pada anak-anak sejak usia dini.


Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi yang membuka program Parenting Kebangsaan berharap program tersebut dapat melahirkan generasi muda yang memiliki karakter dan jiwa nasionalise yang kuat.

Ia menyebut, globalisasi dan dunia yang tumbuh seolah tanpa ada batas menjadi tantangan bagi orang tua untuk mengenalkan dan menumbuhkan semangat nasionalisme kepada anak (m.antaranews.com, 02/11/2921)


Sebenarnya kemana arah program Parenting Kebangsaan ini? 


Penguatan nilai-nilai kebangsaan yang disosialisasikan secara massive sejatinya merupakan bagian dari upaya menumbuhkan semangat jiwa nasionalisme.  Mengembangkan kesadaran untuk meningkatkan pengetahuan dalam berbangsa dan bernegara serta memiliki rasa patriotisme yang tinggi.


Perlu diketahui bahwasanya jiwa nasionalisme ataupun patriotisme sebenarnya sudah ada dalam diri setiap individu.  Rasa cinta tanah air pasti ada dalam diri setiap manusia, seperti halnya rasa cinta Rosulullah SAW terhadap kota kelahiran beliau kota Makkah. Rasa cinta itu membuat beliau sangat berat hati untuk berhijrah meninggalkannya. Demi perintah Allah SWT dan dakwah, beliau rela berpisah dengan kota tercinta tempat keluarga dan para sahabat beliau tinggal dan dibesarkan.


Dikutip dari laman antaranews.com 25/10/2021 bahwa sejatinya penguatan nilai-nilai kebangsaan bagi anak muda ditujukan untuk menangkal paham-paham radikalisme. 

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Kasubdit Hannirmil Ditrah Komhan Ditjen Strahan Kemhan Kolonel Inf Gema Repelita, "Selain itu dari sosialisasi ini akan dapat meningkatkan kewaspadaan bangsa Indonesia terhadap penyebaran paham radikalisme yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa baik itu paham radikal kanan maupun radikal kiri termasuk terorisme".


Dari sini dapat dipahami bahwa program parenting kebangsaan sejatinya adalah suatu program yang ditujukan untuk menangkal paham radikalisme dan terorisme. Paham yang dinarasikan identik dengan penyematan islam yang intoleran dan berbahaya.

Mereka menganggap orang-orang yang mengamalkan agama islam secara lurus dan benar (yang mana tidak sejalan dengan penguasa) digambarkan sebagai ekstrimis, berpotensi untuk memecah belah bangsa. Sungguh fitnah yang paling menyakitkan dan bertentangan dengan logika yaitu tidak cinta terhadap tanah air dan bangsa. 


Dengan mendasarkan peristiwa bom bunuh diri yang melibatkan anak-anak (yang belum tentu jelas kebenarannya), organisasi-organisasi yang memihak pada penguasa meluncurkan program parenting  Wasathiyah guna mendukung moderasi dalam beragama. Dalih turut berkontribusi  menyelesaikan persoalan terkait terorisme, radikalisme dan toleransi melalui penerapan moderasi merupakan tindakan yang tidak tepat. 


Moderasi beragama memerintahkan umat islam untuk memeluk agama tidak secara mendalam alias alakadarnya. Menjalankan perintah agama semampunya dan semuanya saja, padahal islam mewajibkan umatnya untuk masuk kedalam ISLAM secara KAFFAH, secara TOTALITAS. Seperti yang Allah SWT perintahkan dalam surah Al-Baqarah 2: 208;


يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَآ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208)


Moderasi beragama mengarah pada paham Sekuler dan liberal. 


Islam Moderat diprakarsai oleh penguasa. Islam moderat mengajarkan bahwa agama itu sama, sama-sama mengajarkan kebaikan, padahal jelas agama yang diridhoi Allah SWT hanyalah islam. 

Islam Moderat tidak melarang pacaran, bahkan mengencarkan opini pacaran islami yang sehat. Padahal yang namanya aktivitas mendekati perzinahan adalah haram. Bahkan saat ini banyak sekali muncul kasus-kasus yang berawal dari pacaran berakhir dengan pembunuhan, bunuh diri maupun pemerkosaan.

Riba terjadi dimana-mana, pelegalan miras telah merusak akal generasi muda dan menjauhkan mereka dari menuntut ilmu agama yang dapat mencetak generasi tangguh calon pemimpin bangsa.


Lantas bagaimana moderasi beragama mampu menyelesaikan masalah negeri  dengan krisis moralnya ini? 

Justru yang ada adalah moderasi melahirkan pribadi-pribadi yang tidak berakhlak baik, melahirkan pejabat-pejabat  korup yang hanya mencintai harta dan dunia. Solusi yang ditawarkan oleh islam moderat berlawanan dengan aturan agama, berlawanan dengan syariat Islam dan selamanya tidak akan membuat rakyat hidup aman, tentram dan sejahtera. Hanya penerapan syariat islam dibawah naungan Khilafah yang memposisikan negara sebagai pelindung dan penjaga umat akan tercipta keharmonisan antar umat beragama karena Islam adalah rahmat. Rahmat bagi manusia dan alam semesta.


 Wallahualam bishawab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama