Sektor Pariwisata Tingkatkan Perekonomian?




Penulis : Sri Indrianti (Pemerhati Sosial dan Generasi)

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang saat ini mendapatkan perhatian besar dari pemerintah. Hal ini dikarenakan sektor pariwisata disinyalir dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Dengan semakin banyaknya wisatawan baik domestik maupun mancanegara diharapkan berbanding lurus dengan meningkatnya penerimaan negara dari sektor pariwisata. Selain itu, perekonomian masyarakat di sekitar tempat pariwisata juga turut terdongkrak. 

Kondisi pandemi Covid  19 memang memporak-porandakan perekonomian Indonesia. Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan, daya beli masyarakat menurun yang berimbas pada berkurangnya pendapatan para pedagang baik online maupun offline, dan penutupan pariwisata berdampak pada perekonomian masyarakat di sekitar destinasi wisata. Dahsyatnya serangan pandemi Covid 19 ini mengakibatkan perekonomian Indonesia menurun tajam. 

Oleh sebab itulah, sektor pariwisata di berbagai wilayah bahkan sampai tingkat desa digenjot oleh pemerintah. Pemangku kebijakan pun  berupaya menggiring para investor untuk menanamkan modal  pada sejumlah destinasi wisata di Indonesia. Dengan digandengnya investor harapannya akan menghasilkan destinasi wisata  yang memiliki daya tarik bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Terlebih pada sepanjang tahun 2021 yakni dari bulan Januari sampai Oktober, jumlah kunjungan wisata mancanegara mengalami penurunan yang cukup drastis dibandingkan tahun sebelumnya. 

Upaya meningkatkan perekonomian melalui sektor pariwisata nampaknya menunjukkan hasil. Pada  Sidang Majelis Umum ke-24 World Tourism Organization (UNWTO) pada 30 November—3 Desember 2021 di Spanyol, Indonesia didaulat sebagai tuan rumah World Tourism Day 2022 (Hari Pariwisata Dunia) pada 27/9/2022 mendatang. (kompas.com,  7/12/2021)

Tentu saja Indonesia menyambut baik  penunjukan sebagai tuan rumah World Tourism Organization (UNWTO) tersebut. Dengan menjadi tuan rumah pada World Tourism organization tahun mendatang, pemerintah berharap ini merupakan kesempatan emas untuk memulihkan sektor pariwisata pasca pandemi Covid 19.

Indonesia semestinya tidak serta-merta bahagia dan bangga atas penunjukan menjadi tuan rumah. Pemerintah sejaiknya tidak hanya menggunakan momen tersebut untuk unjuk gigi semata. Sebab pasti ada perjanjian-perjanjian yang harus disepakati pada setiap agenda internasional.

UNWTO merupakan badan PBB yang bertugas mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dan universally accessible. Pada sidang UNWTO disepakati bahwa pariwisata merupakan pilar pembangunan yang menyerap banyak lapangan pekerjaan, inklusif, dan berkelanjutan.

Sistem kapitalisme liberal juga turut andil dalam mengembangkan pariwisata. Pariwisata sejalan dengan paham yang mendengungkan kebebasan ini. Di samping itu, semakin indah destinasi wisata maka akan semakin banyak wisatawan yang mengunjungi. Tentu saja ini berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi. 

Dari sisi  pariwisata, negara memang akan mendapatkan keuntungan dengan meningkatnya perekonomian. Namun, jangan sampai negara hanya fokus pada kelebihan meningkatkan sektor pariwisata. Sejatinya, sektor pariwisata juga memiliki beberapa kelemahan. 

Di antara kelemahan yang dimiliki sektor pariwisata yakni :
Pertama, semakin meningkatkan perekonomian melalui jalur pariwisata akan  semakin meningkat pula utang Indonesia. Sebab utang dan investasi ini selalu bersama-sama tak bisa dipisahkan.

Kedua, paham liberal semakin meningkat. Hal ini sangat berbahaya sebab dapat mengikis nilai-nilai agama yang berlaku di masyarakat. 

Ketiga, penggusuran kawasan penduduk. Demi destinasi wisata maka perluasan wilayah pun dilakukan walaupun harus menerjang wilayah tempat tinggal penduduk. Biasanya warga hanya diberikan kompensasi ganti rugi pembebasan lahan tersebut. 

Islam tidak menjadikan pariwisata sebagai sumber penerimaan negara. Sumber pemasukan negara berasal dari pos lain, seperti fai, kharaj, ganimah, jizyah, harta kepemilikan umum, zakat, dan sedekah.

Objek wisata bertujuan sebagai sarana dakwah  bisa berupa keindahan alam dan peninggalan bersejarah. Bahkan objek wisata ini bisa dijadikan  sebagai sarana memahamkan Islam. Objek wisata yang berpeluang terjadi kemaksiatan maka dilarang dengan tegas. Jangan lupa juga bahwa  destinasi wisata harus tetap dijaga kebersihannya. 

Dengan begitu maka fungsi pariwisata yang hakiki bisa terwujud. Pariwisata seperti ini tentu akan membawa pada kemaslahatan. 


Wallahu a'lam bish showab.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama