Menakar Efektifitas Peran Perempuan Dalam Pengembangan UMKM




Oleh : Triana Nur Fausi (Pegiat Literasi dan Anggota Komunitas Penulis Peduli Umat) 


Presiden RI Joko Widodo mengatakan negara-negara G20 harus terus mendorong penguatan peran UMKM dan perempuan melalui sejumlah aksi nyata. Hal itu disampaikan Presiden saat berpidato pada side event KTT G20 yang membahas soal UMKM dan bisnis milik perempuan, di La Nuvola, Roma, Italia, Sabtu (30/10), sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu dini hari.

"(Aksi nyata) Pertama, meningkatkan inklusi keuangan UMKM dan perempuan. Inklusi keuangan adalah prioritas Indonesia. Indeks keuangan inklusif kami telah mencapai 81 persen dan kami targetkan mencapai 90 persen di tahun 2024," jelas Presiden Joko Widodo. Untuk mencapai hal itu, kata Presiden Joko Widodo, pembiayaan yang ramah dan akses pendanaan bagi UMKM di Indonesia akan terus diperkuat. Dia menyampaikan bahwa Indonesia mengalokasikan 17,8 miliar dolar AS kredit usaha rakyat (KUR) dan lebih dari 2,4 juta pengusaha perempuan telah menerima bantuan ini. Selain itu, Presiden Jokowi menyampaikan Indonesia juga meluncurkan 1,1 miliar dolar AS bagi Program Produktif Usaha Mikro dan 63,5 persen di antaranya diterima pengusaha perempuan. Khusus untuk pengusaha perempuan mikro dan ultra-mikro, Indonesia mengembangkan skema pemodalan khusus yang disebut program Mekaar “Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera”. (www.antara.news.com, 31/10/2021) 


Program ini patut untuk kita cermati bersama. Dengan alasan untuk membantu perekonomian keluarga dan aktif berkarya akhirnya perempuan di dorong untuk bekerja. Selain itu pandangan perempuan saat ini tentang kehidupan juga telah mengubah persepsi mereka tentang kemuliaan seorang perempuan. Banyak perempuan menilai kalau perempuan yang mulia itu jika sukses dengan banyak harta, sehingga mereka akhirnya terjun bekerja atau memilih untuk berperan dalam pengembangan UMKM . Selain itu beban ekonomi yang semakin berat di saat pandemi dan sulitnya lapangan pekerjaan untuk laki-laki juga menambah tingginya jumlah perempuan untuk terjun ke dunia usaha. 

 

Tingginya keinginan perempuan untuk terjun ke dunia UMKM justru membuat masalah baru, mereka kehilangan kesempatan untuk mendidik putra-putri mereka karena sibuk dengan usaha. Mereka juga  menjadi korban eksploitasi di dunia industri yang hanya memandang perempuan sebagai obyek untuk meningkatkan penjualan produk. Para ibu yang sibuk bekerja / terjun ke dunia usaha menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk bekerja sampai mereka hampir tidak punya waktu untuk mengelola pekerjaan rumah tangga atau mengelola keluarga mereka sendiri. Ada juga kasus di mana perempuan yang terjun di dunia usaha sibuk keluar kota untuk urusan bisnis sehingga meninggalkan anak dan suami dalam beberapa hari. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa kasus perceraian juga meningkat karena faktor suami dan istri tidak menjalani kehidupan yang harmonis lagi. Selain itu hal ini juga berdampak pada meluasnya penyakit sosial di kalangan remaja karena runtuhnya kondisi keluarga mereka. Sebagaimana mestinya, seorang ibu idealnya memainkan peran penting dalam mendidik moral dan perilaku anak-anak mereka di rumah, tapi sayangnya peran ini sedang diabaikan oleh sebagian besar perempuan karena sibuk dengan usaha. Banyak ditemui kasus kenakalan remaja seperti pergaulan bebas, hamil di luar nikah, LGBT, narkoba dan tawuran adalah bentuk dari kurangnya pengawasan orang tua terhadab anaknya. Salah satunya dipicu dari sibuknya para ibu dalam bekerja sehingga kontrol terhadap anak kurang, padahal peran seorang ibu adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. 


Berdasarkan fakta diatas muncul pertanyaan apakah gagasan menggenjot UMKM dengan melibatkan  perempuan adalah ide bagus? Jika gagaan ini hadir untuk menyejahterakan perempuan maka hal ini perlu kita tinjau kembali, karena pada faktanya keterlibatan perempuan yang besar dalam dunia usaha justru bukan malah memajukan perempuan tapi merupakan sebuah bentuk kemunduran bagi perempuan. Mereka kehilangan identitasnya sebagai perempuan yang mulia, mereka lebih banyak di luar rumah dan menjadi obyek kaum kapitalis (pengusaha) untuk mereguk keuntungan yang hal ini sama saja dengan eksploitasi bagi kaum perempuan. 


Kemuliaan bagi perempuan hanya bisa didapat bila sistem yang menopang dalam sebuah negara adalah sistem yang menempatkan perempuan pada tempatnya, memberikan ruang bagi perempuan untuk berkarya tanpa harus meninggalkan kewajibannya sebagai ibu yang mendidik putra-putrinya untuk menjadi generasi emas harapan bangsa. Sistem itu tidak lain adalah sistem Islam yang memuliakan dan mensejahterakan perempuan. Islam tidak melarang perempuan untuk bekerja dan berkarya didepan publik, hanya saja Islam mengatur dengan sedemikian rinci dalam bentuk syariat Islam agar para perempuan tidak menjadi korban eksploitasi. Sebut saja Fatimah al-Fihri yang merupakan pendiri universitas pertama di dunia yaitu universitas Al-Qawariyyin di Maroko,  Maryam Al-Ijliya atau lebih dikenal dengan nama Maryam Astrolobi seorang ilmuwan muslimah penemu astrolobe. Astrolobe digunakan untuk mengetahui waktu dan sebagai navigasi dengan cara mencari lokasi berdasarkan lintang dan bujur. Sedangkan, bagi umat Muslim astrolobe digunakan untuk menentukan kiblat, waktu shalat, dan awal Ramadahan serta Idul Fitri.


Fatimah Al-Fihri dan Maryam Astrolobi adalah contoh perempuan muslimah yang tetap berkarya di depan publik ketika syariah Islam diterapkan.  Sistem Islam juga akan melahirkan generasi-generasi emas karena para perempuan tidak meninggalkan perannya untuk mendidik putra-putri mereka supaya taat kepada Allah Swt. Hal ini telah terbukti dalam sejarah peradaban Islam, sebut saja Imam Syafi’I, Muhammad Al-fatih,Sholahudin al-Ayubi dan masih banyak yang lainnya yang mereka adalah contoh generasi emas yang lahir dari seorang ibu yang tidak meninggalkan perannya sebagai pendidik yang utama dan pertama. Sehingga tidak ada pilihan lain bagi seorang perempuan jika ingin mulia maka harus tunduk dan kembali kepada syariah Islam yang diterapkan secara sempurna oleh negara.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama