Oleh: Atien
Tak ada hujan tak ada angin, tiba - tiba isu pembubaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyeruak di tengah masyarakat. Isu tersebut sontak mengundang kritik dan penolakan dari berbagai pihak. Salah satunya dari Ketua Umum Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII), Nasrullah Larada.
Nasrullah Larada mengatakan merupakan ide dan gagasan konyol jika muncul keinginan untuk membubarkan MUI. Kemunculan ide ini sangat terkesan berasal dari kelompok yang tidak senang kepada umat Muslim karena dendam masa lalu.
Imbasnya akan lebih tragis lagi, nanti akan muncul kegelisahan bagi sebagian kelompok umat Islam atas peran mereka melalui MUI di dalam ikut berperan aktif membangun persatuan bangsa. Hal itu disampaikan Nasrullah di Jakarta, Ahad (21/11/2021, REPUBLIKA CO.ID).
Kebencian yang Tidak Masuk Akal
Apa yang disampaikan oleh Nasrullah patut kita cermati terkait bagaimana ide untuk membubarkan MUI yang datang dari kelompok yang benci dengan Islam.
Tentu bisa ditebak pula, bahwa kelompok ini juga benci dengan ajaran islam sekaligus benci dengan mereka-mereka yang menyampaikan ajaran Islam. Siapapun juga tahu bahwa ulama merupakan bagaian penting dari orang-orang yang menyampaikan ajaran Islam.
Dengan adanya ide membubarkan MUI, semakin memperjelas adanya upaya yang terus menerus dari pihak- pihak yang benci dengan Islam agar umat menjauh dari agamanya sendiri. Umat Islam takut dan asing dengan ajaran islam. Stigma buruk tentang Islampun terus dikampanyekan. Bagaimana Islam dianggap radikal, Islam dikatakan menyebarkan bibit terorisme, islam dikatakan garis keras dan fundamentalis jika aturan Islam diterapkan diseluruh aspek kehidupan.
Lebih aneh dan tidak masuk akal lagi, sebuah lembaga yang memang berfungsi untuk menyampaikan Islam, akan dibubarkan karena menyampaikan ajaran Islam. Alasan yang dipakaipun bikin orang tepuk jidat. Sebuah alasan yang lagi-lagi menimbulkan stigma buruk tentang ajaran Islam. Alasan yang sudah seringkali dipakai untuk menyudutkan Islam, menyalahkan Islam beserta para pengembannya.
Mengedepankan Hawa Nafsu
Apakah sebuah kesalahan jika MUI menyuarakan ajaran Islam dan kritis dalam menyampaikan ajaran Islam tersebut? Tentu hal itu adalah sebuah kesalahan menurut penilaian manusia yang memuja kebebasan. Islam akan selalu salah dalam pandangan manusia yang lebih mengedepankan hawa nafsunya. Islam dianggap membatasi, membelenggu dan selalu ikut campur urusan manusia di ranah kehidupan umum. Manusia hanya mau diatur di ranah ibadah. Sedangkan untuk aturan di ranah kehidupan umum, Islam harus mengalah, islam harus mengikuti perkembangan zaman dan islam harus bisa sejalan dengan isu-isu kekinian yang menyesatkan.
Pemikiran-pemikiran tersebut akan terus memenuhi benak kaum muslim. Bukan suatu yang mengherankan jika hal itu terjadi. Mengapa demikian? Karena itu semua adalah buah dari sistem yang masih diterapkan di negeri ini. Sistem kufur dan rusak yang terus menggerogoti pemikiran kaum muslim.
Sistem rusak ini sudah tertancap kuat dalam benak umat. Pemikiran umat dilenakan dengan aturan yang rusak pula. Aturan Islam diterapkan sebagaian, sebagaian yang lain ditinggalkan. Jika terus seperti ini, kondisi umat semakin rusak, kemaksiatan merejalela dan semakin jauh dari pemahaman agama. Aturan agama diotak-atik sesuka hati, yang haram jadi halal, yang halal jadi abu-abu membuat umat semakin tertipu. Aturan yang sudah jelas hukumnya masih dipersoalkan atas nama kepentingan rakyat. Haramnya khamr menjadi boleh atas nama kepentingan ekonomi, haramnya zina juga boleh, atas dasar suka sama suka menjadikan umat semakin terperosok ke dalam jurang kemaksiatan.
Menjadi Umat Terbaik
Sebagai manusia yang diberi akal untuk berfikir, seharusnya harus ada upaya untuk lepas dari belenggu sistem rusak tersebut. Upaya yang dilakukanpun harus sungguh-sungguh agar belenggu yang merusak segera terlepas. Upaya tersebut adalah beralih kepada sistem lain. Sistem yang benar dan mampu mengatasi segala persoalan hidup. Sistem kehidupan yang berasal dari Sang Pencipta, Allah SWT. Sistem yang akan mengembalikan umat Islam kembali kepada posisinya. Posisi tersebut adalah sebagai khoirul ummah (umat terbaik). Sebagaimana firman Allah SWT ;
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik." (QS Ali Imran: 110).
Allah SWT juga memerintahkan manusia untuk menyampaikan Islam kepada seluruh umat dengan cara yang baik. Hal itu sesuai dengan firman Allah yang artinya: "Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah (hujjah) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik." (TQS. An-Nahl [16]: 125).
Ayat- ayat di atas telah jelas dalam memerintahkan manusia untuk menyampaikan kebenaran Islam. Tentu dengan cara yang juga sudah diatur oleh Islam. Manusia tentunya harus tunduk dan patuh kepada aturan Islam yang jelas- jelas datang dari Sang Pencipta manusia yakni Allah SWT.
Ketundukan kepada Allah juga harus secara kaffah ( menyeluruh), karena hanya dengan penerapan islam secara kaffah umat muslim akan mampu menjalankan seluruh aturan Allah SWT secara sempurna. Perintah berislam secara kaffah terdapat dalam firman Allah SWT ;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ Artinya, “Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam. janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian,” (Surat Al-Baqarah ayat 208).
Jangan sampai kita lalai dari aturan yang telah Allah perintahkan. Lalai dari kewajiban yang menjadi tanggungjawab kita dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Begitu juga dengan pertanggungjawaban saat kita meninggalkam aktivitas amar ma'ruf nahi mungkar. Ada resiko yang harus kita tanggung dan itu sangat berat. Hal tersebut disampaikan oleh Rasul SAW yang artinya:" Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan- Nya, sesungguhnya kalian (memiliki dua pilihan, yaitu) benar-benar melakukan amar ma'ruf nahi mungkar ataukah Allah akan mendatangkan siksa dari sisi-Nya yang akan menimpa kalian, kemudian kalian berdoa tetapi doa itu tidak akan dikabulkan (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad).
Hadits tersebut berisi ancaman bagi orang- orang yang tidak mau menyampaikan ajaran islam. Hadits itu juga berisi balasan siksa yang pedih dari Allah jika manusia salah pilih.
Ternyata tidak ada jalan lain, kecuali menyampaikan islam kepada seluruh umat. Dengan islam, umat akan terjaga, dengan islam umat akan sejahtera, dan dengan islam umat akan mulia. Hanya dengan islam, posisi sebagai umat terbaik akan bisa diraih. Menjadi umat yang akan senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setelah itu berusaha menyampaikan kebenaran islam sebagai aturan kehidupan yang wajib diterapkan secara keseluruhan. Hanya islam aturan yang sempurna dan menyeluruh.
Wallaahu a'lam.