Utang Membengkak, Negara Mengelak

 


Oleh : Septa Yunis


Indonesia negara yang melimpah sumber daya alamnya, namun menyimpan banyak sekali duka. Dari sektor ekonomi, Indonesia belum mampu meningkatkan. Indikator Politik Indonesia merilis hasil Survei Nasional bertajuk evaluasi publik terhadap perekonomian, hasil survei itu menunjukkan 36,7% masyarakat Indonesia yang disurvei melihat keadaan ekonomi Indonesia buruk. Sementara itu 7,4% mengatakan sangat buruk. Sehingga 44,1% masyarakat Indonesia yang disurvei melihat kondisi ekonomi nasional dalam keadaan tidak baik.


Hal ini diperburuk dengan keadaan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia yang semakin menggunung. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia mencapai US$ 423,1 miliar, atau meningkat 3,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), pada akhir kuartal III 2021.


Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyampaikan posisi tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 2 persen (yoy). Menurutnya, perkembangan tersebut didorong oleh peningkatan ULN sektor publik senilai US$ 205,5 miliar, dan sektor swasta senilai US$ 208,5 miliar. (https://bisnis.tempo.co/read/1529395/utang-luar-negeri-swasta-tumbuh-indef-ekonomi-mulai-menggeliat/full?view=ok) 


Ini adalah alarm bahaya bagi fundamental ekonomi (berbasis utang), juga akan berpengaruh besar pada kedaulatan bangsa (karena setiap Lembaga donor mensyaratkan sejumlah kebijakan yg harus diambil debitur). Hal tersebut adalah bencana besar bagi Indonesia. Bukan tidak mungkin rakyat lagi yang akan menjadi tumbal. Namun pemerintah masih berdalih kondisi ini akan segera membaik seiring membengkaknya utang luar negeri. 


Pelan tapi pasti, Indonesia terus menuju pada jerat utang para kapitalis. Utang seperti obat mujarab dalam mengatasi permasalahan ekonomi negeri ini. Ironis sekali, utang membengkak di negeri yang kaya sumber daya alamnya. Kapitalisasi dan liberalisasi menjadikan para kapitalis menguasai  berbagai pos SDA tersebut. Sementara rakyat terus hidup dalam jeratan kemiskinan. 


Keadaan ekonomi tidak akan berubah, bahkan lebih buruk lagi ketika ekonomi kapitalis tetap menguasai negeri ini. Sumber daya alam disandera oleh Asing, rakyat hanya menikmati sisanya, itupun kalau sisa. 


Islam memiliki cara pandang yang khas bagaimana sebuah negara dapat berdiri tegak tanpa adanya utang luar negeri. Negara akan menutup celah bagi asing untuk menguasainya. Negara tidak akan membiarkan asing menguasai SDA. Negara juga tak akan mudah terjerat utang ribawi dengan berbagai kedok. 


Indonesia memiliki potensi sumber daya alam melimpah. Jika potensi ini dikelola dengan sebaik-baiknya sesuai dengan aturan Islam, maka akan menggerakkan roda perekonomian. Negara juga akan bebas dari jeratan hutang ribawi yang berbahaya. Ini akan terwujud jika negeri ini mau melepaskan diri dari kapitalisme dan menjadikan Islam sebagai satu-satunya solusi dalam mengatasi masalah termasuk masalah pengelolaan keuangan negara.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama