Banjir Dan Longsor Dampak Kapitalis

 



Lastri Puji Astuti, Amd.

(Enterpreneur)


Peristiwa Dasyat yang sering terjadi di negeri tercinta ini tidak bisa di duga terjadi, Banjir bandang, longsor, gempa bumi, membuat rakyat sengsara lebih dalam lagi.


Nyaris tiap memasuki musim hujan, banjir dan longsor selalu mengancam berbagai daerah di Negeri ini. tidak hanya melumpuhkan fasilitas umum bahkan menelan korban jiwa.


Semua ini akhirnya berdampak pada bencana ekologis yang berulang dan terus meluas, yang seakan akan sebab utama terjadinya bencana banjir dan longsor ini semata sebab cuaca ekstrem.


Seperti yang terjadi di Kalimantan Barat penyebab banjir bukan hanya karena curah hujan yang tinggi. Tapi juga kerusakan Daerah Aliran Sungai ( DAS ) serta maraknya konversi tutupan lahan.


Merdeka.com "Perubahan atau konversi lahan, menyebabkan jenis tutupan lahan berubah, hal ini juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan daerah aliran sungai (DAS), sehingga hidrografi aliran pada DAS tersebut berubah menjadi tidak baik," kata Ahli Teknik Sumber Daya Air Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Prof. Dr. Henny Herawati di Pontianak, Minggu (7/11). 


Alih Fungsi Lahan


Faktanya terjadinya banjir dan longsor yang melanda tak selalu akibat volume curah hujan tinggi. Namun, bisa disebabkan beberapa hal, seperti turunnya permukaan tanah, resapan air, daerah aliran sungai (DAS) yang makin dangkal dan sempit, buruknya tata ruang dan tata wilayah.


Bahkan  banyak permasalahan  tata ruang kota yang semakin komplek ( alih fungsi lahan ), hutan lindung dijadikan  lahan  produktif,pantai direklamasi menancapkan bangunan diatasnya, lahan retensi (resap air) dijadikan perumahan, bukit / gunung di kepras dijadikan perumahan dan permukiman, rusaknya DAS (Daerah Aliran Sungai), kawasan pendidikan dijadikan kawasan bisnis, pembangunan gedung dipusat kota yang tidak mengindahkan estetika lingkungan, kebijakan pemerintah yang melanggar tata ruang, penggundulan hutan dimana-mana. 


Persoalan ini terjadi akibat Penerapan sistem sekuler kapitalistik neoliberal telah membuka ruang besar bagi berkembangnya perilaku mengeksploitasi dan destruktif di tengah-tengah masyarakat.


Negara menjadi alat legitimasi munculnya kebijakan dan praktik pembangunan yang justru hanya memenuhi syahwat para pemilik modal. Sekalipun dampaknya akan merusak alam, lingkungan, dan kemanusiaan, serta memandulkan kemampuan negara untuk menjadi pengurus dan penjaga umat.


Sebab itu, suara para pengusaha terdengar lebih jelas daripada teriakan warga yang terdampak akibat Banjir dan Longsor serta pembangunan yang tidak bermanfaat buat mereka. Inilah pembangunan yang kapitalistik. Tata ruang bukan berdasarkan  maslahat bagi rakyat, tetapi pada yang korporasi inginkan.


Kesejahteraan Umat


Dalam sistem islam akan memperhatikan setiap pembangunan infrastruktur dan juga hunian adalah semata untuk kemaslahatan umat. Oleh karena itu, pembangunan akan memperhatikan daerah resapan, Daerah Aliran Sungai ( DAS ) dan lingkungan sekitarnya apakah akan merugikan atau menjadi maslakat bagi umat.


Konsep perencanaan Tata ruang didalam Islam sudah lama terkonsep dengan baik yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Terjadi bencana merupakan bentuk ujian keimanan yang harus diterima dengan penuh ikhlas dan kesabaran. Namun, tak sedikit pula bencana yang sejatinya akibat kejahilan dan dosa-dosa yang telah diperbuat manusia.


 Allah Swt. berfirman:


ظَهَرَالْفَسَادُفِيالْبَرِّوَالْبَحْرِبِمَاكَسَبَتْأَيْدِيالنَّاسِلِيُذِيقَهُمْبَعْضَالَّذِيعَمِلُوالَعَلَّهُمْيَرْجِعُونَ {٤١}


 “Telah tampak kerusakan di darat & di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”(QS Al-Rûm [30]: 41)


Dengan bersegera kembali pada penerapan sistem islamkaffah dalam bingkai khilafah akan mendatangkan rahmat Allah. Wallahua'lambishawab.[]


*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama