Oleh : Ummu Mubarok
Pada saat melakukan kunjungan kerja ke Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat, Senin (13/09/2021) seperti dikutip dari Liputan6.com. Letjend Dudung mengatakan "Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan,"
Pernyataan Letjen TNI Dudung Abdurachman soal 'semua agama sama' menuai tanggapan positif dari Menteri Agama dan BPIP. Artinya mereka setuju dengan pernyataan Letjend Dudung yang mengatas namakan toleransi
Alih-alih toleransi dan saling menghormati antar umat beragama, justru kaum Kristen dan rezim sekuler yang sering intoleran dengan Islam. Buktinya maraknya larangan berhijab dan perlakuan diskriminatif terhadap umat Islam. Bahkan kaum muslim yang berjuang teguh pada syriatnya dituduh sebagai radikal dan berpotensi menjadi teroris.
Sebenarnya plurarisme agama sudah lama di gaung-gaungkan oleh kaum Liberal. Ahmad Wahid dianggap salah satu tokoh pengusung awal plurarisme agama di Indonesia. Dia mengatakan " aku tak yakin tuhan tega memasukkan romoku ke neraka" itu tercatat dalam bukunya yang berjudul " Pergolakan Pemikiran Islam" yang dibuat tahun 1981.
Sampai saat ini seruan plurarisme agama tak pernah berhenti. Bahkan mereka berani memanipulasi ayat Al-qur'an untuk meyakinkan kaum muslim sebagai dalil atas kebenaran plurarisme agama.
Plurarisme agama adalah sebuah pemikiran yang lahir dari filsafat parenialisme, yang meyakini bahwa setiap agama didunia ini memiliki suatu kebenaran yang tunggal dan universal yang merupakan dasar bagi semua pengetahuan dan doktrin religius (wikipedia.org). Artinya semua agama itu sama hanya caranya yang berbeda.
Paham seperti ini sangat bertentangan dengan Islam. Karena Allah Swt berfirman dalam surat Al-ikhlas
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ. اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَد. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ.
Artinya :
"Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
Tidak seperti kayakinan orang Nasrani dan Yahudi, yang menganggap tuhan memiliki anak. Allah juga tidak menitis manusia sebagai tuhan, menurut kepercayaan agama Budha. Allah juga tidak sama dengan sang hyang widi, tuhannya orang Hindu. Dan cara pelaksanaan ibadahnyapun juga tidak sama dengan Islam yang konsisten.
Jadi, plurarisme agama sudah jelas sangat bathil dan wajib ditolak. Kenapa ? Karena secara normatif plurarisme agama bertentangan dengan aqidah Islam. Firman Allah dalam surat Al-imran ayat 85
وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Artinya :
"Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi".
Dan paham plurarisme itu bukan dari Islam melainkan dari barat. Yang berawal dari konflik antara Katholik dan Protestan, juga Ortodoks. Cara itulah yang dideraskan oleh kaum Liberal sebagai ciri ide barat sekuler. Sejak abad ke 21, ulama ingin kembali ikut andil, agama kembali memainkan peran penting dalam politik dan perhatian global. Selain itu agama Islam telah digunakan sebagai alat untuk merekrut masa untuk alasan yang salah.
Anehnya, sekalipun pertentangan plurarisme dengan Islam diperkuat oleh fatwa MUI yang ditetapkan tahun 2005. Paham ini masih sangat masif diaruskan. Itu semua karena sistem demokrasi yang ditetapkan dinegeri ini. Menjadikan plurarisme sebagai bagian dari peraturan terhadap kehidupan bermasyakat dan bernegara. Karena diklaim dapat menghadirkan kerukunan antar beragama.
Fatalnya kaum muslim yang awam pemahaman Islam, akan mengikuti bohongan yang telah disuarakan kaum liberal. Akhirnya muncul fobia Islam . Tak jarang pemikiran sesat yang disampaikan dengan bahasa yang apik, kelihatan rasional, sehingga tanpa disadari banyak orang muslim yang percaya.
اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ
"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam".
Yaitu ketundukan kepada Allah semata dengan menunjukkan ketaatan dan kepasrahan kepada-Nya melalui ibadah dan keimanan kepada semua Rasul hingga Rasul penutup, Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang menjadi penutup risalah, sehingga tidak ada syariat yang bisa diterima kecuali syariatnya.
(https://tafsirweb.com/1151-quran-surat-ali-imran-ayat-19.html)
Islam tak membutuhkan paham pluralisme. Cukuplah akidah dan syariat Islam yang menjadi pegangan hidup mereka. Keduanya merupakan sumber kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Semoga Allah selalu melindungi aqidah kita dari berbagai ajakan kesesatan dan kekufuran. Dan hendaklah berhati-hati dengan ajaran yang bisa merusak aqidah kita.
وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ
“Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.” (QS. Al Maidah: 49). Wallahu 'alam.[]