By : Ummu Syahid
Muslimahvoice.com - Beberapa tahun yang lalu Ummu Alila istrinya Ustadz Felix Siauw Pernah cerita dalam tulisannya, "Kalo saya belanja ust. Felix suka ngingetin, Umi perasaan bulan yang lalu Umi baru beli tas, sekarang udah beli lagi, umi pikir lagi yang umi beli itu kebutuhan apa keinginan?"
MashaAllah indahnya jika suami bisa menasihati istri seperti itu, karena memang idealnya seperti itu. Sekaliber Felix siauw dan juga Ummu Alila yang pengusaha hijab aja sebegitu hati-hatinya yah dalam membelanjakan harta, bagaimana dengan kita?
Suatu hari seorang ibu pernah bercerita. "Adik saya itu yaah punya suami baiiik pisan, adek saya kalo mau apa-apa di turutin."
Saya berpikir apa benar suami yang baik itu yang menuruti segala kemauan istri, sekilas memang sepertinya enak, ingin beli gamis atau daster sebulan sekali di biarkan, beli makanan di luar padahal sudah masak, yang di masak sampai basi tidak sempat di makan, suami no komen, belanja tas pernak-pernik padahal kamar sudah seperti layaknya departemen store suami adem-adem saja.
Jadi bagaimana jika kita memiliki suami yang 'baik' seperti ini?
Ketika memiliki suami yang 'baik' dalam arti tidak pernah mengingatkan kita ketika kita boros, jangan jadi malah keenakan, jadi lost control, karena apa?
Pertama, Semua yang kita belanjakan itu akan di hisab oleh Allah, akan di mintain pertanggung jawaban. Jika sudah keranjingan belanja biasanya untuk sedekah cenderung lupa, enggan, sekalinya ingat pun yaa porsinya tidak akan seberapa di banding untuk belanja.
Kedua, harus kita ingat bahwa yang namanya hidup belum tentu kita selalu di atas, ada kalanya kita di bawah, hari ini bisnis kita jaya besok-besok belum tentu. Nah kalo kita terbiasa bergaya hidup ala sosialita lalu kemudian ekonomi kita pailit, terlebih kita tidak memiliki pemahaman, hal tersebut bisa menjadi percikan api dalam rumah tangga, istri sulit beradaptasi dengan keadaan, sehingga sulit menemukan ketenangan.
Jadi, seandainya kita memikili suami kaya, bijak-bijaklah dalam membelanjakan harta suami, sebaliknya jika suami kita hanya bekerja serabutan atau gajinya pas-pasan milikilah sikap Qonaah. Qonaah itu sikap ridho dengan yang sedikit dan mensyukurinya. Imam Syafi'i pernah bilang "Jika engkau memiliki hati yang Qonaah, maka engkau dan raja sebenarnya sama saja." Naah jadi jangan merasa terdzolimi jika suami hanya memberi nafkah sedikit, terlebih suami udah banting tulang mencari nafkah.
Tapi bagaimana jika memiliki suami yang pelit?
Ya itu di luar kuasa kita, kita fokus memberi sikap yang terbaik yaitu sabar dan tetap bersyukur, ketika Allah ridho dengan sikap kita inshAllah Allah bukakan pintu rezeki tak terduga-duga, sangat mudah bagi Allah untuk meluluhkan hati suami, atau rezeki datang dari anak yang berbakti, sangat mungkin kan. Dan bukankah memiliki suami royal sebetulnya juga ujian, bisa membuat kita terlena juga membuat kita manja dan boros, terkecuali jika kita memiliki pemahaman islam
Demikian tulisan ini di buat sebetulnya untuk menasehatin diri saya pribadi yang sedang berjuang untuk menjadi Hamba yang di ridhoi Allah juga menjadi harta yang berharga buat suami. Aamiin.