Oleh : Naila Dhofarina Noor S.Pd
Muslimahvoice.com - Bagi umat Islam, amalan dakwah sudah melekat sepaket dengan amalan lainnya. Predikat sebaik-sebaik perkataan pun salah satunya dipahami karena melaksanakan kewajiban ini. Dalam surat Fushshilat ayat 33 misalnya.
Apalagi disaat bumi pertiwi ini dirundung berbagai persoalan dari berbagai lini, di darat maupun di laut, karena peristiwa alam ataupun kelecakaan manusiawi. Seruan kembali mengingat Allah, menerapkan perintahNya, menjauhi laranganNya, menjadi solusi. Sayangnya, dakwah yang seperti ini akan tersandera dengan program sertifikasi da'i.
Pada laman liputan6.com, 2/6/2021, diberitakan bahwa Menag Yaqut Cholil Qoumas memastikan akan melakukan sertifikasi terhadap penceramah atau da'i. Menurut Yaqut, sertifikasi dilakukan dengan memberikan bimbingan soal moderasi beragama kepada para dai dengan menggandeng ormas Islam.
Pertanyannya, apa urgensitas program ini ditengah persoalan bangsa? Apakah program sertifikasi ini relevan dalam mendikte dakwah islam yang bersumber dari Alquran dan Assunnah? Terlebih, mengapa da'i obyeknya, yang mana merupakan sebutan akrab bagi para pendakwah Islam, bukan juga pendakwah agama lainnya?
Sekjen MUI, Dr. Amirsyah, menanggapi program ini dengan penolakan. Menurutnya, sertifikasi ini tidak jelas manfaat yang diterima oleh penceramah dan dai yang akan disertifikasi. (Republika.co.id,04/06/2021)
Ketua Ikadi, KH. Ahmad Satori, juga mengingatkan bahwa jangan sampai ada syahwat-syahwat dari golongan tertentu dalam sertifikasi dai berwawasan kebangsaan. Sertifikasi dai dinilai harus bertujuan karena Allah SWT. (Ayobandung.com, 04/06/2021)
Tidak mengherankan jika program ini menuai pertanyaan dari para tokoh ditengah kondisi Indonesia saat ini. Lebih lagi, Yaqut menjelaskan sertifikasi dilakukan dengan memberikan bimbingan soal moderasi beragama kepada para dai dengan menggandeng ormas Islam.
Moderasi beragama apa yang dimaksud? Ini yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Selama ini, seakan moderasi dipahami sebagai alat memukul pemahaman Islam radikal. Padahal sejatinya, dakwah Islam hanyalah satu, ketika itu memang ada didalam alquran dan assunnah apa yang perlu dipermasalahkan , apalagi dihadap-hadapkan dengan wawasan kebangsaan. Dakwah Islam justru hadir untuk membawa bangsa lebih baik, memanggil untuk kembali taat kepada aturan Pencipta bangsa ini. Pada gilirannya, program berbalut moderasi ini akan memberikan jalan bagi rezim untuk mengarahkan para da'i berdakwah sesuai kepentingannya dan membungkam sikap kritis terhadapnya. Walhasil, dakwah islami akan tersandera dengan program sertifikasi da'i ini.[]