Oleh: Wafi Mu'tashimah
(Siswi SMAIT Al Amri)
Muslimahvoice.com - Ironi idul fitri terus berulang setiap tahunnya. Pekikan takbir tak berbanding dengan tangis penderitaan rakyat Palestina. Disini suara petasan bersahutan, disana dentaman bom menjadi keseharian.
Di negeri perjuangan itu, debu berterbangan penghalang pandangan. Di negeri mayoritas muslim ini, beribu kue dan manisan menjadi panorama disetiap kediaman.
Kita bahagia, mereka berduka. Kita hanya sedih tak bertemu sanak kelurga, mereka terisak senang melihat keluarga mereka telah mencapai surga.
Sungguh berbeda bukan? Idul Fitri yang disebut-sebut sebagai hari kemenangan, kenyataannya tak semanis demikian. Sudah seabad berlalu, idul fitri masih hadir dalam suasana kesedihan. Sejak Daulah lslam hancur, kaum muslim terus di anak tirikan.
Bagi kaum muslim Palestina, Rohingya, Myanmar, Afghanistan, lndia, dan negeri-negeri muslim lainnya, keamanan dan ketentraman masih sebatas angan-angan kosong.
Setiap hari mereka dibantai, dibakar dikubur hidup-hidup. Para wanita diperkosa. Lelaki dewasa bahkan orang tua dimasukkan kedalam kamp konsentrasi. Anak-anak kecil di cuci otaknya, sehingga mereka lupa akan ldentitasnya sebagai seorang muslim.
Sungguh berbeda jauh penderitaan kita dengan mereka. Lihat saja yang terjadi pada ummat palestina beberapa waktu lalu. Kaum muslim lain beriktikaf berbekal sajadah. Kaum muslim Pakestina berbekal kerikil. Masjidil Aqsa menjadi medan pertempuran yang terhindarkan. Rudal berjatuhan layaknya hujan. Saling bergantian antara tanah Palestine dan lsrail. Sayangnya, seluruh negara di dunia seolah tak peduli atas seluruh kejadian ini.
Ramadhan telah usai, tapi tak meninggalkan bekas apapun bagi dunia lslam. Suasana takwa dan ukhuwah pun berlalu begitu saja. Hilang terlelan mulut-mulut yang penuh dengan kue lebaran.
Padahal ketaqwaan dan ukhuwah adalah spirit Ramadhan dan ldul Fitri. Spirit yang sangat dibutuhkan oleh kaum muslimin seluruh dunia.
Ukhuwah ini pun yang perlu dibangun di dalam jiwa seluruh kaum muslimin. Persatuan ini lah yang dibutuhkan untuk meluluh lantahkan lsrael pada khususnya dan menyeselaikan seluruh kesengsaraan yang dialami ummat lslam saat ini.
Ummat lslam mengalami seluruh kepelikan ini sejak khilafah runtuh dan terpecah belah menjadi lima puluh lebih negara. Mereka tersekat-sekat oleh nation-state dan nasionalisme.
Keterpecahbelahanlah yang menjadikan kaum muslim mudah di serang diserang dan dijadikan bulan-bulanan. Ditambah lagi, tiadanya junnah atau perisai bagi mereka.
Konflik diberbagai negeri muslim tak akan selesai dengan hanya do'a, pasukan perdamaian PBB, bantuan sosial, kecaman ataupun bentuk partisipasi-partisipasi lainnya.
Konflik tersebut tidak akan pernah redam dengan hal itu. Sebab, solusi-solusi parsial seperti itu sudah diluncurkan berulang kali, tapi tak pernah sekalipun menghentikan masalah yang terjadi.
Segala masalah akan berakhir hanya dengan mengakhiri masalah utamanya yakni tiadanya junnah atau khilafah bagi kaum muslimin diseluruh dunia. Ketiadaan ini akan terus berlanjut selama dalam diri ummat lslam tidak muncul keinginan untuk bersatu. Selama ummat lslam bersatu dalam naungan khilafah.
Kenapa harus khilafah? Karena hanga khilafahlah yang bisa mempersatukan seluruh ummat lslam. Sebab hanya ialah yang mampu menjaga darah dan harta kaum muslimin. Dan hanya ialah yang bisa meluluh lantahkan negeri kafir harbi lsrael. Takbir![]