KEDIRI, PROYEK STRATEGIS UNTUK SIAPA?

 


Oleh : Mara Sholikha

(Aktivis Taklim Pemudi Muslim) 


Alat transportasi melalui udara yaitu pesawat terbang saat ini sudah menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat. Transportasi udara dinilai memiliki sistem lebih cepat dan efisien. Cocok untuk barang-barang sangat penting, mudah membusuk atau mahal. Meskipun harus mengeluarkan dana yang lebih besar dibandingkan dengan transportasi jenis lain, pesawat terbang tetap menjadi pilihan utama bagi sebagian masyarakan Indonesia. 


Di Indonesia sendiri per tahun 2021 tercatat memiliki lebih dari 300 bandar udara baik internasional maupun domestik. Seiring dengan semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia. Sehingga memerlukan teknologi yang mampu mempermudah terpenuhinya kebutuhan dan juga aktivitas interaksi antar manusia. 


Salah satu teknologi yang memiliki peranan besar dalam mengubah kehidupan manusia dalam berinteraksi adalah teknologi transportasi. Teknologi transportasi dimanfaatkan untuk memindahkan barang dan manusia dari satu tempat ke tempat lain. Teknologi transportasi mencakup berbagai bentuk alat transportasi di darat, laut dan udara.


Semakin banyak alat transportasi di darat, laut dan udara maka pembangunan sarana dan prasarana penunjang semakin mendesak. Seperti perluasan jalan, terminal, bandara, dermaga atau pelabuhan. Pembangunan prasarana transportasi akan mengubah kondisi wilayah di suatu negara. Lahan-lahan produktif seperti hutan atau sawah diubah untuk membangun jaringan jalan. Perubahan penggunaan lahan sebagai sarana transportasi terjadi juga di sekitar bandara. Lahan yang sebelumnya digunakan sebagai pemukiman atau persawahan dikonversi demi perluasan area bandara.


Seperti halnya yang terjadi pada proyek pembangunan bandara yang terletak di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Lahan yang semula persawahan dan juga pemukiman kini telah berubah menjadi hamparan tanah luas yang siap dibangun bandara. Dikabarkan saat ini progres pembangunannya sudah mencapai 51 persen. Ditargetkan akan rampung dan beroperasi pada tahun 2023. 


Pembangunan bandara Dhoho Kediri yang disebut sebagai proyek strategis nasional (PSN),ternyata 100% dibangun oleh pihak swasta. Yaitu PT. Gudang Garam tbk melalui anak usahanya yaitu PT Surya Dhoho Investama (PT SDI). Dirut PT SDI, Susanto Widyatmoko memperkirakan pembangunan bandara ini akan menelan dana sekitar Rp 6 triliun, masing-masing Rp 3 triliun untuk tanah dan bandara. Menurutnya, pembangunan bandara ini menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) khusus, di mana 100% dikerjakan oleh swasta. Demikian ungkap Susanto pada Januari 2020 lalu.


Dari skema kerjasama proyek tersebut terdapat hak konsesi untuk Gudang Garam hingga 50 tahun kedepan. Bukankah hal tersebut sangat menguntungkan bagi perusahaan?


Konsultan penerbangan dari Arista Indonesian Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati menilai bandara itu tidak begitu dibutuhkan lantaran transportasi umum dan konektivitas dari dan ke Kediri sudah cukup baik. Ada jalan tol menuju Kediri, transportasi umum seperti bus dan kereta api juga telah tersedia dan nyaman. Untuk apa dibangun bandara? 


Belum lagi, minat masyarakat menggunakan jasa angkutan udara dari Kediri juga tampaknya tidak begitu tinggi. Hal ini dikhawatirkan bandara hanya digunakan para pelaku usaha atau segelintir orang saja. 


Di sisi lain terdapat dampak yang sangat krusial dalam suatu pembangunan infrastruktur di suatu wilayah yaitu lingkungan. Bagaimana nasib lingkungan dengan adanya pembangunan bandara tersebut? Tata guna lahan pertanian, perhutanan, dan pemukiman menjadi sasaran untuk pembangunan bandara memberikan dampak yang cukup signifikan. 


Alih fungsi lahan dapat mematikan perekonomian para masyarakat terutama petani yang tidak dapat menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Dalam hal ini petani harus memikirkan untuk mencari lahan baru atau beralih profesi agar tetap bisa menghidupi keluarga.


Apakah pembangunan bandara akan menguntungkan bagi masyarakat dan lingkungan atau hanya upaya pabrik dalam pemanfaatan situasi untuk kepentingan pribadi demi kemudahan pemasaran barang. 


Tentunya kita mengetahui bahwa dampak yang ditimbulkan dari pembangunan bandara tidak hanya perekonomian yang semakin maju, namun juga berdampak terhadap lingkungan dan masyarakat lokal.


Lingkungan terdampak pembangunan akan mengalami kerusakan baik itu pencemaran udara, air, suara maupun tanah. Jika Bandara Kediri ini sudah beroperasi tentunya akan timbul masalah berupa polusi suara yang sangat menganggu masyarakat karena terjadinya kebisingan. 


Suara bising yang ditimbulkan dari banyaknya pesawat akan memberikan ketidaknyamanan dalam beraktifitas dan berdampak terhadap kesehatan masyarakat sekitar. 


Atas dasar ini, maka perlu ada suatu kebijakan sebagai upaya dalam mengatasi hal tersebut. Selain itu, lahan yang digunakan dalam pembangunan berada di sekitar lahan produktif milik pertanian, perhutanan, dan pemukiman. Pembebasan lahan untuk bandara tentunya akan berdampak pada pembebasan lahan berikutnya guna menyokong aktivitas perekonomian disekitar kawasan bandara. Pembangunan industri disekitar bandara dapat berupa perumahan, pabrik, rumah sakit, hotel, mall, dan lain sebagainya. 


Pasalnya, sumber daya alam yang ada akan semakin terancam keberadaannya. Pembangunan bandara ini tentunya akan menjadi salah satu faktor yang memperburuk pemanasan global. 


Hutan dan lahan petani tidak akan sanggup untuk mengatasi pemanasan yang ditimbulkan dari pembangunan bandara dan waktu pengoperasian nantinya. Bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi hal tersebut, apa dengan menanam seribu pohon saja sudah cukup?


Tampaknya pemerintah tidak cukup serius dalam mempertimbangkan resiko jangka panjang yang akan terjadi. Ketika sistem kapitalis yang berkuasa maka kepentingan pemilik modal akan lebih utama dibandingkan masyarakat atau lingkungan. Pemimpin terbaik ialah mereka yang memimpin dengan prinsip pelayanan bukan dengan prinsip untung dan rugi. [] -MS

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama