Oleh: Azka Majidah
Muslimahvoice.com - Takbir menggema di seluruh penjuru dunia tanda kemenangan kaum muslimin. Lonceng keterpurukan termainkan hari ini, hari kemenangan tak ditandai dengan kondisi kaum muslimin yang tenang dan tentram. Bagaimana tidak, sepanjang bulan Ramadhan kaum muslimin seharusnya tenang dan khusyuk menjalankan ibadah namun dirundung masalah yang bertubi-tubi dan tak kunjung berakhir.
Kaum muslimin di Indonesia, masih dihantui dengan isue radikal dan terorisme, isue yang menjadikan kaum muslimin saling mencurigai satu sama lain. Padahal jelas Rasulullah saw bersabda, "Kaum muslimin bagaikan satu tubuh". Dari sini dapat dimaknai bahwa terjadi kontradiksi dari sabda Rasul saw dengan kondisi kaum muslimin saat ini. Belum lagi, kehidupan yang dialami kaum muslimin tak menampakkan sejahtera dan bahagia. Harga bahan pokok masih melambung, pendidikan dan kesehatan masih menjadi barang mewah, bahkan para pemudanya dirusak dengan ide-ide liberal sekuler. Semua ini disebabkan pengaturan dalam negeri memperturutkan hawa nafsu penguasa.
Sedangkan di luar negeri, kondisi kaum muslim tidak jauh berbeda, bahkan lebih memprihatinkan. Sampai saat ini Palestina masih dijajah oleh Israel laknatullah. Saat kaum muslimin sedang melaksanakan ibadah shalat tarawih, mereka diserang dan aksi represif aparat Israel terhadap jemaah Masjid Al Aqsa itu menimbulkan lebih dari 100 muslim Palestina alami luka-luka. Beredar di media sosial, bagaimana kuat dan sabarnya saudara-saudara muslim di sana menghadapi kedzoliman yang tak berujung tersebut. Setiap di bulan Ramadhan, kaum muslimin di belahan dunia muslim mengalami kedzoliman dan ketidakadilan. Bulan yang harusnya menjadi bulan ibadah, bulan yang di dalamnya terdapat banyak bonus pahala bahkan di dalamnya ada malam kemuliaan lebih baik dari seribu bulan telah dinodai oleh kafir laknatullah. Hal ini sudah menjadi masalah yang sistemik. Kehilangan jati diri khairu ummah dan tidak bisa mendapatkan hak-hak nya dan menikmati kegembiraan buah dari puasa ramadan akibat terkungkung dalam sistem sekulerisme.
Kondisi tersebut masih banyak dialami kaum muslim di dunia Islam dianiaya, ditindas bahkan penghinaan Allah SWT dan Rasul terjadi. Peristiwa ini dialami kaum muslimin sejak tidak memiliki junnah, yaitu Khilafah Islamiyah. Khilafah sebagai penjaga kaum muslimi diruntuhkan oleh kafir penjajah pada tahun 1924. Maknanya, selama 97 tahun kaum muslimin telah mengalami penderitaan dan kedzoliman hidup. Saat masa kejayaan Islam, kaum muslimin hidup berdampingan dengan non muslim. Baik muslim atau non muslim khalifah memenuhi sandang, papan, pangan warganya. Khilafah menjaga aqidah umat, memberikan kebebasan kepada non muslim utuk menjalankan ibadahnya. Sedangkan khilafah akan membasmi gerakan-gerakan dan ide-ide yang akan meracuni aqidah umat, misal ide sekulerisme dengan keberasannya. Sehingga warga negara yang ada di dalam naungan khilafah akan saling menjaga dan percaya.
Kehidupan seperti itu, harus diwujudkan kembali. Sebagaimana janji Allah SWT melalui lisan RasulNya, akan tegak kembali khilafah ‘ala minhajinnubuwwah. Khilafah yang akan menjadi junnah ummat. Di bulan kemenangan ini, saatnya kaum muslimin merasa lelah dengan kondisi dzolim dan merindukan hadirnya Sang penjaga ummat yaitu Khilafah. Menjadikan perjuangan mengembalikan janji Allah swt dan bisyaroh Rasul saw adalah berkah dari bulan Ramadhan. Spirit Ramadhan harus dijadikan amunisi dalam mengembalikan jati diri ummat sebagai khoiru ummah dengan makin takwa sehingga melahirkan kesungguhan yang berlipat menegakkan hukumNya.[]