Oleh: Eni Mu'ta, S.Si (Komunitas Pena Cendekia)
Muslimahvoice.com - Saat umat Islam sedunia bersukacita menyambut Hari Kemenangan Idul Fitri 1442 H, warga Palestina justru dirundung duka. Sejak sepekan lalu, militer Israel memborbardir warga Palestina dengan tembakan gas air mata, granat kejut, dan peluru karet. Korban terus berjatuhan. Hingga Jum’at (14/5), korban tewas mencapai 109 orang, termasuk 28 anak-anak dan sebanyak 580 orang luka-luka. (cnnindonesia.com, 14/05/2021)
Hingga saat ini kondisi Palestina kian mencekam. Pesawat-pesawat Israel terus melakukan serangan udara. Tak menutup kemungkinan korban akan terus bertambah. Gedung-gedung runtuh. Pemukiman luluh lantak. Nyawa, darah, dan air mata tumpah. Dunia menyaksikan itu semua. Dan ini merupakan serangan terparah sejak pertempuran Gaza di tahun 2014.
Gelombang protes dan kecaman terhadap Israel datang dari berbagai negara. Tak terkecuali Indonesia. Melalui Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi mendesak agar PBB menghentikan seluruh kekerasan Israel terhadap Palestina. Sudah terlalu lama hak-hak Palestina digerogoti oleh Israel. Retno juga menegaskan bahwa Indonesia akan terus membela Palestina memperjuangkan hak-haknya. (detiknews.com, 13/05/2021)
Duka Palestina adalah duka umat Islam sedunia. Duka yang sudah lama menganga. Duka yang tak mungkin terhapuskan hanya dengan kecaman dan kutukan. Sudah puluhan tahun Palestina berdiri dengan kakinya sendiri melawan kejamnya Israel. Kaum muslimin hanya bisa menangis melihat saudara seaqidah berada dalam nestapa perang tak berkesudahan.
Palestina butuh pelindung. Butuh kekuatan militer untuk melawan Israel. Bukan sekadar bantuan makanan dan obat-obatan. Tidakkah pemimpin negeri-negeri muslim mendengar jeritan rakyat Palestina?. Namun, hingga kini belum ada kesatuan komando untuk membela Palestina. Karena umat Islam tidak lagi memiliki kekuatan yang padu sejak lenyapnya Daulah Khilafah Islam pada 1924. Posisi umat Islam kian melemah bahkan tak disegani.
Kecaman, seruan, dan langkah responsif lembaga internasional tidak mampu memberikan solusi. Bahkan kebrutalan Israel tak pernah sampai ke pengadilan internasional. Diperparah lagi negeri-negeri muslim terikat perjanjian internasional. Konsep nations state membuat pemimpin Islam lumpuh total. Begitu rumitnya untuk membantu Palestina melawan serangan Israel.
Bandingkan dengan apa yang pernah dilakukan oleh pemimpin muslim dalam sistem Kekhilafahan. Jangankan melindungi seluruh warga, satu warga saja dihinakan, Khalifah mengerahkan banyak pasukan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Khalifah Mu'tashim Billah dalam membela marwah seorang perempuan dari kekejaman tentara Romawi.
Apakah para pemimpin dunia Islam, para perwira dan prajurit muslim saat ini lupa dengan firman Allah SWT:
فَمَنِ اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ
“Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu.” (QS. al-Baqarah: 194)
وَاِنِ اسْتَنْصَرُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ
“…Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan...” (Qs. Al-anfal: 72)
Persoalan Israel tak bisa diselesaikan dengan jalan diplomasi. Seruan jihad untuk menyerang kebrutalan Israel menjadi kebutuhan mendesak. Menjadi kewajiban penguasa negeri-negeri muslim untuk memberikan pertolongan kepada Palestina.
Kuantitas potensi militer dunia Islam sungguh sangat besar. Ukhuwah Islamiyyah harus dibangkitkan dengan mencabut sekat-sekat kenegaraan. Sekat-sekat nations state yang saat ini menjadi penghalang. Kaum muslimin harus bersatu dalam satu kepemimpinan sebagaimana kepemimpinan Rasulullah saw., para Khulafa Rasyidin, dan dilanjutkan para Khalifah selanjutnya, telah menghimpun seluruh wilayah muslim dalam satu kepemimpinan, Khilafah Islamiyah.
Saat itulah seruan jihad dalam satu komando akan terwujud. Puluhan juta tentara muslim dari seluruh wilayah di bawah naungan Khilafah akan mampu mengusir tentara Israel. Bahkan, induk negara adidaya (AS) yang selama ini mendukung Israel dan kampium Sekularisme-Kapitali sumber malapetaka dunia.
Saatnya umat Islam bersatu. Melangitkan doa. Membangun solidaritas dan menyerukan jihad untuk menolong saudara muslim di Palestina. Saatnya umat Islam mewujudkan kepemimpinan umat Islam sedunia yakni Khilafah Islamiyah. Hanya Khilafah Islamiyah yang akan menjadi pelindung bagi umat Islam. Allahu ‘alam bi showab.[]