Endah Sulistiowati
Dir. Muslimah Voice
Bencana alam melanda negeri tercinta ini lagi. Banjir, menjadi berita sehari-hari baik di media sosial maupun portal berita. Banjir di Nusa Tenggara Timur menyisakan duka yang mendalam. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali memperbarui data penambahan korban meninggal dunia dan orang yang masih hilang saat tulisan ini dibuat total korban meninggal yang ditemukan jasadnya mencapai 138 orang.
Banjir bandang dan tanah longsor menerjang empat desa di tiga kecamatan di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Insiden banjir bandang dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang melanda beberapa wilayah di tiga kecamatan terjadi pada dini hari, 4 April 2021, sekitar pukul 01.00 waktu setempat atau Wita.
Allahu Robbi, Allah kembali mengirimkan bencana untuk Indonesia. Terlepas adanya fenomena alam, pergantian musim yang ekstrim, dsb., ada hal penting yang harus kita ingat, bahwa bencana alam bisa jadi sebagai peringatan, ujian, atau bahkan adzab untuk kita. Sehingga, ditengah kerawanan bencana alam harapannya selain instropeksi diri, mohon ampunan kepada Allah, kita juga harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dalam kondisi lapang maupun sempit. Semoga Allah selalu melindungi umat Islam serta rakyat Indonesia dimanapun berada. Semoga Allah senantiasa melindungi saudara-saudara kita di tempat-tempat bencana. Semoga badai akan segera menjadi pelangi. Aamiin.
Doa Ketika Terjadi Banjir
Anas menegaskan, “Demi Allah, kami tidak melihat matahari selama enam hari.” Kemudian pada hari Jumat, datang seseorang dari pintu yang sama, ketika Rasulullah saw. berdiri menyampaikan khotbah.
Dia menghadap Nabi saw. sambil berdiri. Dia mengatakan, “Ya Rasulullah, banyak ternak yang mati dan jalan terputus. Karena itu, berdoalah kepada Allah agar Dia menahan hujan.” Kemudian Nabi saw. mengangkat kedua tangannya dan berdoa:
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا، وَلاَ عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Allahumma hawaalayna wa laa ’alaynaa. Allahumma ’alal aakaami wal jibaali, wazh zhiraabi, wa buthuunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.”
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak di atas kami. Ya Allah turunkan hujan di bukit-bukit, pegunungan, dataran tinggi, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.”
Tiba-tiba hujan langsung berhenti. Kami keluar masjid di bawah terik matahari. (HR Bukhari, Muslim).
Dari hadis di atas, Rasulullah saw. melantunkan doa ketika terjadi banjir, akibat terlalu sering hujan.
Ibnu Daqiqil Id ketika menjelaskan hadis ini mengatakan,
Hadis ini merupakan dalil bolehnya berdoa memohon dihentikan dampak buruk hujan, sebagaimana dianjurkan untuk berdoa agar turun hujan ketika lama tidak turun. Karena semuanya membahayakan. (Ihkam Al-Ahkam, 1/357). [MNews].[]