Peran Orang Tua dalam Mempersiapkan Anak untuk Menikah

 



Oleh: Hindun Camelia


Muslimahvoice.com - Di dalam Islam, anak memiliki kedudukan tersendiri yang harus kita jadikan pegangan dalam memilih model atau cara mendidik anak yang akan kita lakukan sebagai orangtua terhadapnya.


Mendidik anak dalam Islam harus didasarkan pada petunjuk dari Allah SWT, yailu Al-quran. Karena Al-quran tak hanya membahas kewajiban anak terhadap orang tua, tapi juga kewajiban orang tua terhadap anak. Ada tiga kewajiban orang tua dalam mendidik anak, yaitu:


1. Memberikan dasar hubungan harmonis dengan Allah SWT (Habluminallah).


2. Memberikan dasar hubungan yang harmonis dengan orang-orang disekelilingnya (Hablumminannas).


3. Memberikan dasar yang kuat guna menghadapi tantangan zaman.


Dalam kehidupan, kita sebagai orang tua akan melewati masa dimana sang anak telah tumbuh menjadi remaja dan dewasa. Disinilah peran orang tua harus sudah siap menghadapi anak yang telah bersedia menikah.


Saat Anak Meminta Menikah


Islam memberi arahan pada orang tua menghadapi anak yang meminta menikah. Pada zaman sekuleris kapitalis ini, banyak tantangan yang dihadapi orang tua maupun anak.

Sekulerisme, kapitalisme, dan liberalisme dapat  mempengaruhi pemikiran orang tua ketika anak meminta untuk menikah. Aspek ekonomi (materi) dan pesta pernikahan menjadi pertimbangan yang banyak dipikirkan oleh orang tua di zaman ini.


Sebab orang tua abai terhadap persiapan anak yang sudah aqil baligh begitu pun dengan ilmu yang di dapat oleh orang tua. Sejatinya sebagai orang tua muslim, kita sudah membekali dan mempersiapkan diri, juga mempersiapkan anak, agar suatu saat ketika anak minta menikah, sebagai orang tua sudah siap menikahkan dan anak siap untuk dinikahkan sesuai syariat yang telah di tentukan.


Agar pasca menikah nanti, anak menjalankan rumah tangga dengan tuntunan syariat Islam. Adapun peran orang tua mempersiapkan anak-anaknya sesuai syariat, mempersiapkan anak perempuan untuk menjadi istri yang sholehah, ibu, dan menantu. Mempersiapkan anak laki-laki untuk menjadi suami yang sholeh, ayah, dan pemimpin umat.


Dari hadist riwayat Bukhori dinyatakan bahwa “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawabannya”. Dari hadist tersebut, bisa dilihat anak laki-laki adalah pemimpin untuk anggota keluarganya. Dan anak perempuan adalah pemimpin di rumah suaminya.


Seorang anak perempuan disiapkan suatu saat ketika sudah menikah, statusnya adalah seorang istri. Maka harus taat pada suami. Jika sebelum menikah, surga seorang anak perempuan berada pada ridho orang tuanya. Namun, setelah menikah surga itu berada pada ridho suaminya.


Seorang anak perempuan diajarkan untuk bisa beradaptasi dengan kehidupan fitrahnya sebagai seorang istri, mengendalikan ego, semata-mata hanya untuk mendapat ridho Allah. Fitrahnya sebagai seorang perempuan akan mengantarkannya menjadi seorang ibu dari anak-anak yang dilahirkannya, bagaimana cara membesarkan, mendidik anak-anaknya kelak. Agar tidak hanya menjadi sekedar ibu biologis saja. Karena anak adalah tanggung jawab orang tua. Karena ibu adalah pendidik sekolah pertama untuk anak-anaknya.


Inilah yang harus diketahui para  remaja perempuan jaman sekarang, untuk diterapkan suatu saat nanti setelah berumah tangga dan berkeluarga, agar mendapatkan pendidikan dan ilmu yang benar sesuai syariat Islam.


Kewajiban lainnya, bahwa seorang perempuan adalah ummu warobatul bayt yaitu sebagai pengelola rumah tangga. Perempuan harus terbiasa dengan tugas domestik. Karena segala sesuatu tidak bisa instan, maka dari itu membutuhkan proses, waktu, bahkan apresiasi.


Dakwah adalah kewajiban bagi laki-laki dan perempuan muslim.  Tak terkecuali bagi mereka yang sudah menyandang status sebagai seorang istri. Istiqomah dalam jalan dakwah bagi seorang perempuan adalah menyebarluaskan kebaikan sesuai syariat Islam, menyeru pada islam dan menyandarkan segala sesuatu hanya pada aturan yang telah Allah SWT tetapkan.


Begitu pun anak laki-laki, seorang anak remaja laki-laki di era sekulerisme, kapitalisme, dan liberalisme terancam pergaulan bebas. Contohnya, pedofilia dan homo sexual merupakan jebakan maksiat bagi mereka. Mendidik seorang remaja putra tak kalah penting dengan cara mendidik remaja putri. Seorang laki-laki disebut juga sebagai Ro'in (pemimpin anggota keluarganya), pemimpin atas kaum wanita, memberikan contoh yang baik, berkewajiban menafkahi keluarga, membawa keluarganya pada sakinah mawwadah warrahmah, serta menjadi pemimpin umat.


Remaja putra tetap menjadi harapan, menjadi pemimpin umat sekalipun sudah menjadi suami. Dari mereka (perempuan dan laki-laki) akan terlahir generasi-generasi pembangun peradaban islam. Calon pemimpin umat harus ditanamkan dan berproses melalui pendidikan.


Hal yang harus dipahami orangtua


Sebagai orang tua ketika kita sudah belajar tentang ilmu bagaimana cara mempersiapkan anak perempuan atau laki-laki untuk masa depannya kelak termasuk ketika pada saatnya anak meminta untuk menikah, maka jangan khawatir, yang perlu kita lakukan adalah mendukungnya, dan mengajaknya mempersiapkan diri.


Anak laki-laki mempersiapkan dirinya untuk menjadi suami yang sholeh, dan calon pemimpin umat. Anak perempuan mempersiapkan dirinya untuk menjadi istri sholehah dan ibu pendidik generasi umat.


Ilmu akan membuat kita mampu bertahan serta senantiasa memiliki jalan ikhtiar untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi. Mari kita koreksi kembali, apakah telah sesuai langkah yang diambil dalam mendidik anak. Jika masih ada yang keluar dari jalur syariat, mari kita benahi. Jika telah sesuai dengan syariat Allah, mari berdoa agar Allah senantiasa menjaga diri dalam keistiqomahan lisan dan hati kita dari hal-hal yang tidak Allah kehendaki.


Wallahualam bishowab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama