Oleh: Putri Uranus
Muslimahvoice.com - J. Bank dalam bukunya Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif (1985), mengdefenisikan sejarah merupakan semua kejadian atau peristiwa masa lalu, yang bertujuan untuk memahami perilaku masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa sejarah masa lalu mampu mempengaruhi kehidupan saat ini, dengan mempelajari sejarah diharapkan manusia bisa menjadi bijak.
Maka mempelajari sejarah menjadi sesuatu yang saat ini sangat diperhartikan terutama bagi generasi milenial. Kementerian Agama meminta guru madrasah pengampu mata pelajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) untuk menyampaikan materi secara komprehensif. Hal ini perlu dilakukan agar siswa memiliki pandangan yang utuh atas fakta-fakta sejarah Islam yang terjadi. (kemenag.go.id, 26/2/2021)
Kebijakan tersebut menjadi angin segar di tengah degradasi pemahaman sejarah dikalangan milineal dengan adanya pengajaran SKI yang komprehensif diharapkan generasi muslim memahami sejarah Islam secara utuh. Namun sangat disayangkan tujuan dari pembelajaran sejarah Islam secara konprehensif ini bertujuan untuk membentuk generasi muda yang moderat.
“Kebesaran Islam di Spanyol dan berjaya selama 750 tahun karena para ulama dan muslim Spanyol kala itu mempraktekan Islam yang inklusif, terbuka dan toleran,” kata Muhammad Zain Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, di Tangerang, Kamis (25/2/2021) pada Kemendag.go.id
Secara tidak langsung sejarah Islam dinilai intoleran, tertutup, eksklusif yang menyebabkan seseorang menjadi radikal sehingga butuh moderasi Islam melalui pengkajian mapel SKl yang komprehensif. Moderasi Islam mulai terus digaungkan setelah wacana guru non muslim diperbolehkan mengajar di madrasah, saat ini mapel mulai diutik.
Jika benar ingin mengajarkan mapel SKI secara komprehensif maka kenapa pembelajaran perihal bab Khilafah ditutup-tutupi? Sehingga ditahun 2019 silam ketika beredar naskah ujian penilaian akhir semester (PAS) yang memuat materi tentang Khilafah di pelajaran Fiqih kelas XII dipersoalkan? (jpnn.com, 4/12/2019).
Pembahasan Khilafah di mapel SKI pun dirubah dengan istilah dinasti dan ottonam, selain itu pembahasan perihal keagungan peradaban Khilafah sebagai mecusuar dunia tak dijelaskan secara utuh dan lebih rinci sedangkan keburukan dari segelintir Khalifah terus diekspos seolah-olah Khilafah penuh dengan darah, sedangkan pembahasam perihal Mustafa Kamal Attaturk lebih dominan diunggul-unggulkan sebagai bapak pembaharuan Turki.
Sehingga jelas bahwa apa yang diajarkan jauh dari kata komprehensif begitu banyak ketimpangan, malah jatuhnya lebih menjauhkan kaum milineal dengan sejarah aslinya. Sangat disayangkan pendistorsian sejarah Islam menyebabkan generasi milenial tak memahami bahwa Islam adalah agama sempurna, tak memahami bahwa Khilafah adalah sistem pemerintah yang dicontohkan oleh Rasulullah dan Khurafur Rashidin, tak memahami bahwa kekuasaan Islam hingga 13 abad lamanya sebagai mercusuar dunia sedangkan peradaban Eropa begitu gelap dan buruk, tak memahami bahwa Mustofa Kamal adalah seorang agen Inggris penghancur Khilafah.
Sehingga jangan heran jika hasilnya generasi muslim milenial saat ini hanya memahami tiktok bukan perjuangan Islam, lebih suka kebarat-baratan ketimbang bangga dengan identitas keislaman. Maka tujuan barat menjadikan kaum muslim moderat untuk menjauhkan kebangkitan Islam pun akan tercapai. Pada saat ini kaum muslim sedang diadu domba seolah-olah muslim yang menerapkan Islam merupakan radikal yang patut dibina menjadi kaum moderat yang ramah dan toleran ala barat.
Penulisan sejarah memang sangat susah sekali untuk objektif, sangat sering penulisan sejarah disesuaikan dengan kepentingan pihak-pihak tertentu sehingga begitu banyak penyelewengan sejarah. Maka jika memang ingin mapel SKI disampaikan secara komprehensif maka harus berani menyampaikan sejarah dengan jujur, objektif, valid, sehingga kaum muslimin bisa tersadar betapa agungnya peradaban Islam, semakin kaum muslim tersadar semakin rindu mereka terhadap penerapan sistem Islam secara kafah dalam kehidupan.[]