Generasi Berencana, Shut Down Nikah Dini?

 



Endah Sulistiowati 

Dir. Muslimah Voice


Muslimahvoice.com - Di Indonesia lagi marak permohonan dispensasi nikah, itu artinya belum cukup umur tapi mengajukan untuk diperbolehkan nikah. Maknanya calon pengantin masih berusia "dibawah umur" versi undang-undang pernikahan. Sehingga untuk menekan angka pernikahan dini ini, pemerintah bermanuver membuat beberapa program. 


Untuk itulah saat ini secara nasional saat ini sedang digalakkan program "Generasi Berencana" (GenRe). Program GenRe adalah program yang dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui pemahaman tentang pendewasaan usia perkawinan sehingga mereka mampu melangsungkan jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.


Program GenRe adalah program yang mengedepankan pembentukan karakter bangsa dikalangan generasi muda. Program GenRe merupakan wadah untuk mengembangkan karakter bangsa karena mengajarkan remaja untuk menjauhi Pernikahan Dini, Seks Pra Nikah dan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) guna menjadi remaja tangguh dan dapat berkontribusi dalam pembangunan serta berguna bagi nusa dan bangsa. (Indonesiabaik.id).


/Ada Apa Dengan Nikah Dini?/


Jawa Timur sebagai salah satu propinsi yang gencar mensosialisasikan program GenRe ini, bahkan sosialisasi lsudah mencapai kabupaten Kediri dan Tulung Agung yang berada di wilayah Selatan Jawa Timur.


Bertempat di Pendopo Kabupaten Kediri, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kediri Eriani Annisa Haninditho, dikukuhkan menjadi Bunda Generasi Berencana (GenRe) Kabupaten Kediri oleh Bunda GenRe Jawa Timur, Arumi Bachsin. Pengukuhan dilaukan secara virtual. (BeritaJatim.com)


Tujuan utama adanya Bunda Generasi Berencana (GenRe) adalah mencegah pernikahan dini, dengan anggapan ketika menikah di usia yang pas yaitu di atas 20 tahun, pasangan pernikahan akan mempunyai   yang dewasa, yang matang, sehingga akan memperkecil pertengkaran di dalam keluarga, dan memperkecil perceraian. Ah apa iya?


Program GenRe ini terlalu memandang negatif pernikahan dini. Pernikahan dini dianggap sebagai biang kerok suramnya masa depan remaja dan juga sebagai pemicu tingginya angka KDRT dan perceraian. Yang menjadi pertanyaan, kenapa tidak dicari sumber masalah utama terjadinya nikah dini ini? Kenapa justru nikah dininya yang dijadikan masalah?


/Harusnya Bukan Nikah Dininya yang Dilarang, Tapi Kapitalismenya yang Dibuang/


Siapapun tahu, meskipun negeri ini mayoritas muslim tapi sistem pemerintahan yang dipakai adalah sistem demokrasi yang lahir dari rahim kapitalis. Kapitalis sendiri dibangun oleh azas manfaat dan ditopang oleh 4 paham kebebasan. Yaitu, kebebasan individu/berperilaku, kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, dan kebebasan kepemilikan. 


Akibat paham kebebasan inilah nikah dini yang didominasi oleh kasus hamil diluar nikah bak jamur di musim hujan, alias tumbuh subur. 


Sehingga suramnya masa depan remaja atau generasi muda bukan dikarenakan nikah dini ini, tapi suburnya budaya seks bebas yang difasilitasi oleh demokrasi kapitalis. Akar masalah inilah yang harus dicabut dari negara ini jika ingin generasi mudanya menjadi generasi emas. 


Memang, tidak salah program Generasi Berencana ini. Namun alangkah baiknya jika menyelesaikan masalah itu dari akarnya, sehingga ketika membuat program tidak saling tumpang tindih, atau tidak diinterpretasikan dengan yang lain. 


Karena jelas-jelas maraknya nikah dini ini akibat dari kebebasan individu/perilaku yang jadi soko guru demokrasi kapitalis. Ditambah azas manfaat yang diterapkan, sehingga setiap hal yang diperkirakan memiliki nilai guna bisa menjadi barang ekonomi, termasuk narkoba ataupun miras.


Sehingga untuk mewujudkan GenRe yang potensial bukan dengan mencegah nikah dini, ataupun menaikkan usia minimum pernikahan, tapi dengan mencabut akar masalahnya yaitu kapitalisme dan turunannya, kemudian menggantinya dengan aturan dari Sang Pencipta.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama