100 Tahun Keruntuhan Khilafah, Bulatkan Tekad Menuju Agenda Umat

 


Oleh: Nafisah Az-zahrah


Muslimahvoice.com - Bulan rajab yang berdekatan dengan Ramadhan sebagai bulan yang dinantikan kaum muslimin berhasil memikat umat menjadi lebih giat dalam mempersiapkan ibadah. Sebuah atmosfir yang dirindukan, namun masih banyak yang tidak menyadari peristiwa bersejarah yang berdarah, hilangnya perisai Islam.  


Keruntuhan khilafah tidak dipandang sebagai bencana oleh sebagian umat muslim yang telah lalai. Hidup di habitat  kapitalisme, berhasil melenyapkan jadi diri sebagian kaum muslim. Bahkan Istilah syariah dan khilafah terlihat samar untuk sebagian muslim, sebab Islam dipahami sebagai ibadah ritual dan siraman rohani saja. Menghadirkan Islam di tempat umum masih terasa aneh. Benar, bahwa upaya penjajah tidak hanya meruntuhkan khilafah, namun juga membuatnya tidak bisa bangkit lagi. 


Satu abad ketiadaan khilafah telah membuat umat lupa akan identitas mulia mereka sebagai muslim. Islamophobia diaruskan agar kaum muslimin anti terhadap ajaran maupun simbol Islam. Kemunculan SKB 3 Mentri memperjelas bahwa jilbab sebagai busana wajib yang tidak terdapat perbedaan dikalangan ulama dikriminalisasi oleh pejabat negeri. 


Tak henti-hentinya, penguasa dzalim terus melimpahkan kesalahan pada ulama dan pengemban dakwah yang ditangkap satu-persatu dengan tuduhan tidak jelas. Mengarus deraskan opini radikalisme dan ekstrimisme untuk menakut-nakuti muslim yang awam dan membungkam aktivis Islam. 


Melihat secara jujur duduk persoalan negeri muslim, siapapun akan menyimpulkan berbagai permasalahan Indonesia tidak disebabkan oleh narasi yang dialamatkan pada Islam. Justru masalah ekonomi berbasis kapital yang mengintai rakyat miskin. Kerusakan moral generasi yang menjadi bumerang ketika menuju bonus demografi serta berbagai permasalahan sosial-politik yang siap menerjang bagai tsunami.


Kini anak yatim yang digambarkan setelah runtuhnya khilafah adalah penderitaan kaum muslimin berbagai negeri yang tak berkesudahan. Problematika umat tidak disebabkan satu dua aspek kehidupan, sehingga perjuangan tidak cukup pada aktivitas parsial yang melalaikan umat. Mengingatkan kembali status umat terbaik yang hanya bisa di raih ketika umat sama-sama menyeru pada kebajikan dan mencegak kemungkaran. Inilah visi untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam. Membangun ulang rumah kaum muslimin dengan tegakknya khilafah Islamiyah.


Keberadaan garis pemisah antara Islam dan dan Kapitalisme begitu jelas, sehingga tidak perlu menimbang dalam keraguan. Keberadaan Islam adalah paket lengkap panduan hidup, menerapkan Islam semestinya adalah syamilan wa kamilan, sempurna dan menyeluruh. Hanya negara Islam yang mampu menjalankan peran kesempurnaan Islam. Menyambut tegaknya Islam adalah ranak ikhtiari untuk menuju janji Allah yang pasti, khilafah Islamiyah.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama