Permainan Mengalahkan Misi Penciptaan

 



Yanna Ash-Shaffiya

(Kontributor Muslimah Voice)


Muslimahvoice.com - Kesibukan telah membuat manusia terlena dengan berbagai aktivitas yang menyibukkan. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, urusan dunia menguras pikiran dan energi, dari orang dewasa hingga anak-anak. 


Kemajuan sains dan tekhnologi memberikan kemudahan manusia untuk melakukan beragam aktivitas,  memanjakan manusia untuk melakukan hal-hal yang terkadang bisa melenakanya dari aktivitas yang menjadi kewajibannya.


Bermain misalnya, baik permainan yang langsung bertemu dengan teman-teman atau permainan yang dilakukan dengan online (virtual). Kedua permainan ini sangat bahaya jika dilakukan secara terus menerus, karena waktu dan energi yang terbuang dengan sia-sia. Jika seseorang sudah punya kecenderungan pada permainan (game), maka akan sangat sulit baginya untuk keluar dari permainan ini, karena dia sudah menemukan kesenangan, pun demikian ketika kesibukan yang menguras banyak energi, tenaga dan waktu hingga kepayahan yang luar biasa, maka seseorang yang sudah kecanduan dengan game, dia akan mengalihkan kejumudannya pada permainan (game) ini.


Seseorang yang sudah punya kecenderungan atau hobi, game bisa menjadikan peluang bisnis bagi dirinya, bahkan akan menjadi industri raksasa dengan pemasukan yang luar biasa besarnya. Dengan memanfaatkan penjualannya item, seseorang yang sudah kecanduan dan benar-benar serius dalam permainannya, dia akan rela merogoh kocek dalam-dalam.


Seperti yang terjadi beberapa bulan belakangan, media sosial dihebohkan dengan beredarnya foto seorang bocah sedang melakukan pembayaran top up atau kredit game online hingga Rp 5 juta. Banyak warganet yang terkejut hingga tak habis pikir dengan aksi bocah itu. Foto tersebut diunggah oleh akun twitter @penjahatgunung. Akun itu mengunggah beberapa foto yang menampilkan seorang bocah sedang mengambil struk pembelian top up game online. Dalam struk tersebut tertulis pembayaran codashop senilai 5 juga rupiah. (www.suara.com)


Demikian ngerinya efek dari game online. Di zaman kapitalis seperti saat ini, apapun bisa dijual dan menghasilkan uang. “Dengan modal yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungannya yang sebesar-besarnya” menjadi prinsip bagi setiap orang yang mempunyai pemahaman kapitalis, dia tidak akan peduli, orang lain susah, sengsara atau menderita, yang terpenting baginya adalah bisa meraup keuntungan yang sebanyak-banyaknya.


Game online dengan penjualan top up atau pembayaran kredit, sesungguhnya sangat mencemaskan, terutama bagi para orang tua. Masa pandemi yang semua harus dilakukan dengan online (virtual), pun itu dengan belajar, membuat orang tua resah dan hilang kepercayaan kepada anaknya yang telah diberikan amanah belajar, akan tetapi dengan fasilitas gadged yang diberikan orang tua, yang seharusnya dipakai untuk sarana dalam belajar, malah dimanfaatkan untuk hal-hal yang jauh dari menunaikan amanah belajar.


Sistem rusak dan merusak kapitalis telah menjadikan generasi mulai jauh dari pemahaman Islam. Generasi yang lebih mementingkan kesenangan sendiri dan tidak peka dengan kondisi disekitarnya. Generasi yang karena hobi bermain game online, hingga rela merogoh kocek berjuta-juta untuk kesenangan, tanpa peka bagaiamana orang tuanya bekerja membanting tulang untuk bisa melakukan pengasuhan dan memenuhi kebutuhan jasmani dan nalurinya. Dari mana seorang bocan bisa membayar tagihan kredit game online sebesar 5 juga rupiah? jika semua tidak kembali kepada orang tuanya?


Allah SWT berfirman:

اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ ۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰٮهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطٰمًا ۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ


“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta Keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (QS. Al-Hadid 57: 20)


Sesungguhnya dunia adalah permainan dan sendau gurau dan kesenangan yang palsu, maka seyogyanya jika manusia adalah makhluk ciptaan Allah dengan diberi kesempurnaan akal, hendaknya manusia menggunakan akalnya untuk taat, untuk lebih baik dan meninggalkan aktivitas yang sia-sia. Dunia adalah sendau gurau dan permainan, mengapa manusia menambah lagi dengan permainan yang dia ciptakan? Apakah manusia hidup untuk bermain dan bermain? Apakah manusia lupa akan misi penciptaannya? Apakah manusia lupa bahwa Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya? Sebagaimana di dalam Al-Quran surat Adz-Dzariyat : 56,  Allah berfirman:  


وَمَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَالۡاِنۡسَ اِلَّا لِيَعۡبُدُوۡنِ


“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”


Segera tinggalkan sistem kapitalis yang rusak dan merusak, sistem yang membuat manusia berfikir individualis dan hanya memikirkan kepentingan dan kesenangan pribadinya. Kembalilah kepada sistem Islam, sistem agung dan sempurna yang berasal dari pencipta manusia yang Maha Sempurna, sistem Islam yang menjadi solusi atas setiap problem kehidupan manusia.[]






















*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama