Demokrasi Sarang Tikus Berdasi

 



Oleh: Umi Fia (Aktivis Muslimah Peduli Umat)


Muslimahvoice.com - Tagar Madam Bansos menjadi salah satu trending topik Twitter pada kamis (21/1/2021) malam. Madan Bansos disebut - sebut sebagai petinggi PDI Perjuangan yang diduga menerima bagian terkait kasus suap bansos. Warganet juga penasaran siapa yang dimaksud madam bansos itu.


Menanggapi kabar tersebut, plt Jubir  Bidang Penindakan KPK Ali Fikri mengatakan, pihaknya bakal mendalami siapa yang disebut madam bansos itu.


"Segala informasi berkembang yang kami terima termasuk dari media yang ada hubungannya dengan perkara yang sedang dilakukan penyidikan ini. Pada prinsipnya tentu akan dikembangkan lebih lanjut dengan mengkonfirmasi kepada para saksi," kata Ali kepada IDN Times, kamis (21/1/2021).


Sebelumnya dua politisi PDI Perjuangan disebut - sebut menerima terbesar terkait proyek bansos untuk wilayah Jabodetabek. Di lansir dari laporan Investigasi Koran Tempo edisi senin 18 januari 2021, mereka adalah Herman Heri dan Ihsan Yunus. Total kuota proyek bandos yang diduga di terima keduanya mencapai Rp 3,4 triliun.


Namun Ali Fikri belum mau berkomentar banyak perihal tersebut. Tapi dia memastikan, bakal memeriksa pihak - pihak yang diduga ada kaitan dalam kasus suap bansos.


Ali menjelaskan, siapapun yang diduga mengetahui peristiwa perkara ini, tentu akan kami panggil sebagai saksi, hal itu sebagai bentuk untuk mengungkap keterlibatan tersangka dalam sebuah Kasus," ujar Ali kepada IDN Times, senin 18 Januari 2021.


Korupsi adalah kejahatan luar biasa yang merusak sendi perekonomian suatu negara. Kejahatan korupsi yang terjadi secara masif dapat menghambat pertumbuhan ekonomi negara tersebut, bahkan mengakibatkan masyarakat yang menjadi korban jatuh kejurang kemiskinan. Salah satunya Indonesia, yang termasuk negara terkorup sedunia.


Slogan "Indonesia tanpa korupsi" yang di sosialisasikan oleh pemerintah Indonesia, seperti sulit terealisasi. Faktanya, dari waktu ke waktu kasus tindak pidana korupsi di negeri ini, tidak kunjung mereda, bahkan semakin menggurita. Di Indonesia, istilah korupsi seakan sudah menjadi budaya mulai dari tingkat level tinggi sampai tingkat level rendah. 


Kasus korupsi dana bansos semestinya menjadi penegas bahwa korupsi bukan hanya dilakukan oleh oknum  tapi secara sistemik terjadi. Terbukti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak mampu menindak pelaku, apalagi diharapkan menciptakan iklim anti korupsi. UU KPK yang ada, program pemberantasan korupsi gagal, sehingga dapat dipastikan, pemberantasan korupsi tinggal menjadi mimpi.


Semua ini tidak lain karena sistem yang diterapkan de negeri ini adalah sistem hukum buatan manusia, yaitu sistem demokrasi. Yang mana aturan yang ada didalamnya harus mengikuti kepentingan pembuatnya. Lebih dari itu hukumnya bisa ditawar, asal dibayar, sudah begitu pelaku dilapangan tidak memiliki standar moral yang jelas. Mereka tak takut dengan yang maha melihat. Tak ada unsur ketakwaan individu, yang terjadi hanyalah politik tawar menawar. Akhirnya hukum yang ada menjadi hukum transaksional. Maka wajar jika demokrasi jadi sarang tikus berdasi.


Maka dari itu tidak ada jalan lain untuk memberantas korupsi kecuali dengan melakukan perubahan secara mendasar. Yang mana perubahan itu tidak hanya mengarah pada perubahan orang - orang yang menduduki kursi jabatan saja. Akan tetapi perubahan itu harus mengarah kepada perubahan sistem secara total. Karena terbukti meskipun orangnya baik kemudian masuk kedalam sistem yang buruk, maka jadilah orang yang buruk. Sebaliknya ketika orang dan sistemnya baik, maka sudah bisa di pastikan akan melahirkan sosok pemimpin yang baik dan amanah.


Sistem yang baik itu tidak lain adalah sistem Islam, aturan didalamnya bersumber dari sang pencipta yang maha tahu kebutuhan mahluk ciptaannya, yaitu Allah swt. Dengan Islam akan mampu membentuk aparatur negara yang bertakwa, mampu menciptakan lingkungan yang kondusif dan sistem kerja lembaga yang tidak rentan korupsi. Penegakan hukum sanksi yang memberi efek jera berpeluang korupsi ditutup serapat - rapatnya. Saatnya umat Islam bangkit campakkan demokrasi ganti dengan sistem Islam, yang akan mencegah kejahatan, termasuk korupsi secara tuntas.


Wallahu a'lam bi as - sawab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama