Soal Jilbab, Antara Toleransi dan Islampobhia

 



Oleh : Septa Yunis (Analis Muslimah Voice) 


Muslimahvoice.com - Heboh, berita pemaksaan jilbab di SMKN 2 Padang beberapa hari ini menjadi Headline News. Video adu argumen antara orang tua siswi nonmuslim dan pihak sekolah tentang penggunaan kerudung atau jilbab Kepala SMKN 2 Padang Rusmadi meminta maaf atas keteledoran dan kesalahan jajarannya di Bidang Kesiswaan dan Bimbingan Konseling. (detiknews.com)


Terkait masalah tersebut, Kepala Sekolah SMKN 2 Padang siap dipecat jika dirinya dianggap telah melanggar kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kasus tersebut banyak menuai pro kontra di masyarakat. Namun,  Salah seorang siswi nonmuslim di SMKN 2 Padang, EAZ (17) memberi pengakuan, jika dirinya merasa tidak keberatan menggunakan jilbab ke sekolah. Pihak sekolah pun tidak ada memaksa dirinya harus menggunakan jilbab ke sekolah.

"Tidak ada unsur paksaan. Dan saya juga sudah dari SMP memakai jilbab," kata EAZ kepada wartawan, Senin (25/1/2021).


Kasus tersebut menjadi kesempatan banyak pihak untuk berkomentar dan menyudutkan ajaran Islam sebagai agama intoleran. Di Denpasar, Bali justru ada pelarangan mengenakan hijab, walaupun kepada siswi muslim sekalipun. Namun, berita tersebut tidak sampai heboh seperti saat ini. 


Mengapa pelarangan hijab tidak diberitakan seheboh saat ini? Padahal ini adalah bentuk intoleransi dan pelanggaran hak asasi juga? Inilah standar ganda HAM. 

Jika menyangkut dengan umat Islam cepat kilat merespon dan kembali menyudutkan Islam. Islam seolah menjadi ancaman. Media pun tak kalah heboh merespon hal tersebut. Memframing jika Islam adalah agama intoleran. 


Begitulah Islam ingin diasingkan di negeri yang penduduknya mayoritas pemeluk Islam. Ajarannya dimusuhi, pemeluknya dikriminalisasi. Umat Islam di negeri ini seakan menjadi anak tiri. Mereka menganggap Islam adalah ancaman kepentingan mereka. Takut akan kebangkitan Islam, sehingga Islam diframing buruk di depan pemeluknya sendiri. 


Sejatinya tidak ada ajaran Islam yang buruk. Jika Islam itu diterapkan, secara kafah akan memberi maslahat bagi seluruh umat manusia dan juga seisi bumi. Islam juga akan memberikan kebebasan dan batasan bagi nonmuslim. Nonmuslim (ahli dzimmah) akan dibiarkan memeluk akidah dan menjalankan ibadahnya di bawah perlindungan negara. Termasuk cara berpakaian, nonmuslim diperbolehkan memakai pakaian keagamaan mereka. Selain itu, dalam kehidupan umum (kehidupan di luar rumah), seluruh wanita baik muslimah ataupun bukan, wajib menutup auratnya. Hal tersebut untuk menjaga kemuliaan dari seorang wanita. 


Lantas jika seperti itu, mengapa ada Islampobhia? Mengapa Islam ditakuti? Islam beserta ajarannya bukan momok yang menakutkan sehingga harus disingkirkan. Namun Islam adalah rahmat yang harus diterapkan jika menginginkan kehidupan yang maslahat.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama