Peradaban yang Dijanjikan Tuhan




Oleh: Siti Ningrum, M.Pd. (Pegiat Liaterasi)


Muslimahvoice.com - Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa yang sering kali diungkapkan oleh orang yang baru masuk ke dunia baru, atau komunitas tertentu. Kemudian terjadilah perkenalan, berubah menjadi obrolan hangat yang mengasikkan, lama-lama akan menjadi pertemanan. 


Begitu pun dengan kehidupan manusia yang akan memasuki babak baru, era digitalisasi. Ketika mengawalinya sungguh sangat sulit untuk beradaftasi. Namun seiring dengan waktu, manusia mau mencobanya. Akhirnya menjadi ketagihan. Semua aktivitas manusia bisa dilakukan dari rumah. Bisnis, belanja, pesan makanan, pesan kendaraaan dan lain sebagainya. Cukup menggunakan Hp. Bahkan belajar pun sekarang sudah mulai menggunakan teknologi. Dalam menjalankan kehidupannya, manusia kini dipermudah dengan bantuan teknologi. 


Tidak ada yang bisa melawan sunatullah (hukum alam). Manusia akan berjalan bersama kehidupan ini juga dengan alam semesta. Teknologi yang kian canggih, akan menuntun manusia pada sebuah perubahan yang besar. 


Manusia akan mempunyai dua pilihan; pertama ikut dan masuk didalamnya serta memerankan bagian yang penting. Kedua, hanya berdiam, menarik diri kemudian tertinggal dan akhirnya tidak memerankan apapun dalam mengukir sebuah peradaban baru. 


Tentu manusia yang diberi akal oleh sang pencipta dan diberi naluri untuk mempertahankan dirinya, maka akan dengan sendirinya manusia tidak mau kalah dan akan memaksa dirinya untuk menguasai teknologi. 


Jangan sampai manusia dikuasai oleh tekhnologi, apalagi diperbudak. Akan tetapi, harus sebaliknya yaitu mengenggam teknologi untuk sesuatu hal yang bermanfaat.   


Pandemi Membuka Kebiasaan Baru


Sejak pandemi melanda negeri dan dunia. Semua aktivitas di luar nyaris lumpuh. Pusat perbelanjaan tutup, tempat wisata tutup, dan tempat-tempat kerumunan lainnya pun ditutup. Kota-kota besar yang biasanya ramai dengan lalu lalang orang, terlihat seperti kota mati, sepi. 


Mau tidak mau, seluruh aktivitas manusia dilakukan dari rumah. Ketika pun harus keluar, maka protokol kesehatan yang ketat harus diperhatikan. Menggunakan masker, menjaga jarak dan juga mencuci tangan sehabis beraktivitas apa pun. 


Kebiasaan-kebiasaan lainnya seperti jalan-jalan, ngumpul bersama teman dan handai tolan pun mendadak berhenti. Semuanya harus bisa mengendalikan laju virus. Akhirnya jenuh dan bosan pun menghinggapi semua orang, akibat lamanya di rumah. Seolah-olah manusia dipaksa untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak semestinya.


Serasa mimpi menjalankan aktivitas di rumah. Seminar dari rumah, sekolah dari rumah, memimpin rapat dari rumah. Mencari kerja sekalipun dari rumah. Semua sektor pun terkena dampak pandemi. Perusahaan banyak yang gulung tikar, dan merumahkan para karyawannya.


Pandemi telah mengubah kebiasaan manusia dalam melakukan aktivitasnya. Seolah-olah bumi pun ingin beristirahat, dari sifat tamak dan rakusnya manusia yang selalu membuat gaduh terhadap sesama dan kerusakan terhadap alam sekitar. Dunia seakan jeda dari kerakusan manusia. Ingin mengistirahatkan tubuhnya, dan membiarkannya kembali pada jiwanya.


Kerusakan Sistem Kapitalisme dalam Menangani Pandemi


Indonesia adalah salah satu negara yang tidak menerapkan karantina wilayah (lockdown) di awal masa pandemi bulan Maret 2020. Penanganan yang tidak jelas dan kurang tepat memperlihatkan bahwasannya sistem yang tengah dianut di negeri ini yakni sistem kapitalisme telah gagal mengatasi pandemi.


Hal ini terbukti dengan banyaknya korban yang terpapar dari hari ke hari,  tumbangnya para nakes yang berada pada urutan ke lima di Asia. Sungguh sangat memilukan sekaligus mengerikan.

 

Sebelas bulan bukan waktu yang singkat, hampir satu tahun rakyat Indonesia berada pada kubangan coronavirus. Kelambatan dalam memberikan solusi, dan juga ketidak seriusan pemerintah dalam mendukung para ilmuwan kesehatan  menemukan dan membuat vaksin.


Belum lagi anggaran yang begitu besar untuk penanggulangan covid19 didapat dari Utang Luar Negeri (ULN). Makin menambah persoalan bangsa. Korupsi penyalur dana bansos pun kian menambah kerumitan. 


Begitupun di luar negeri. Penangangan musibah covid-19 ini, menjadikan semua negara di dunia berutang. Beberapa negara pun terkena dampak resesi ekonomi. Demikian juga dengan korban yang meninggal di setiap negaranya, menunjukkan angka yang tidak sedikit. 


Semua negara, bahkan negara adidaya sekali pun dibuat tidak berkutik oleh makhluk yang tak kasat mata ini. Semuanya tumbang dan bingung. Penanganan pandemi covid-19 oleh sistem kapitalisme telah terbukti gagal. 


Saatnya segera mengganti sistem kapitalisme yang rusak dan merusak. Sistem buatan manusia ini tidak bisa menangani pandemi atau pun menyelesaikan problematika hidup lainnya. 


Hanya sistem Islamlah satu-satunya sistem yang layak untuk dijadikan rujukan oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia. SIstem Islam atau khilafah adalah sebuah sistem terbaik, yang sengaja diturunkan oleh Tuhan sang pencipta alam untuk manusia, agar manusia bisa menyelesaikan segala problematika kehidupannya.


Tidak ada alasan untuk tidak mau menerapkan sistem Islam. Karena sistem Islam telah terbukti berhasil menangani segala problematika manusia termasuk pandemi. Meskipun manusia menolak dengan sekuat tenaga tetap saja khilafah itu akan berdiri. Sebab khilafah adalah  sebuah insitusi yang akan menerapkan semua aturan Islam secara kaffah. 


Masa itu akan tiba pada saatnya, dengan ijin dan kekuasan-Nya. Kala itu manusia akan memasuki sebuah peradaban baru yaitu peradaban Islam yang telah Tuhan (Allah) janjikan melalui bisyarah Rosul-Nya.


“... Kemudian akan ada Kekuasaan yang menggigit (Mulkan ‘Aadhdhon), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Kekuasaan yang memaksa (diktator) (Mulkan Jabariyah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya, apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak Kenabian (Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah). Kemudian beliau Nabi diam. (Musnad Ahmad, nomornhadits 18.430)


Wallohualam bishowab.[]


#Peradaban #Islam 

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama