Berani Nulis Itu Hebat

 


Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice)


Muslimahvoice.com - Hmm…teman-teman tahu nggak sih hebat itu apa? Dalam KBBI kata hebat-menghebat bisa didefinisikan terlampau-menjadi amat sangat atau semakin menjadi-jadi. Apa hubungannya berani nulis dengan hebat? Mari kita preteli satu-satu. 


Nah, apakah menulis itu butuh keberanian? Jawabannya: iya. Kenapa? Karena untuk memulai itu butuh tekad kuat dan keberanian keluar dari zona nyaman. Keinginan dan niat saja tidak cukup jika tidak didorong dengan keberanian untuk mengungkapkan isi hati dan pikiran dengan tulisan.


Takut salah, takut nanti diketawain, malu kalau dibaca sama senior. Maka image seperti ini yang harus dibuang. Sering saya sampaikan (kepada tim Muslimah Voice) bahwa menjadi seorang penulis juga butuh ekstra percaya diri (bukan sombong, apalagi riya’ lho ya). Karena ketika tulisan sudah di share di medsos, atau di upload di web maka siapa pun bisa membacanya, mengkritisi bahkan mengkritiknya.


Nah, bagaimana agar kita bisa meminimalisir rasa-rasa tersebut? Teman-teman disini pasti mengetahui bagaimana caranya! Oh, what’s? 


Teman-teman tahu kan bagaimana  menyiapkan walimatul ‘ursy yang syar’i dan meriah dengan budget yang pas-pasan (kalau belum paham tanya saya hehehe). Atau pasti mengetahui tempat kuliner mana yang rasanya pas di lidah dan harga pas dikantong,  Atau mengetahui kan cara melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh banyak orang (misalkan wisata tipis-tipis dengan teman atau keluarga yang tidak menguras biaya). Maka bisa dipastikan teman-teman semua adalah orang yang tahu bagaimana cara menulis yang baik. Dan jika teman-teman pernah menuliskan resep makanan atau tutorial DIY (Do It Yourself) pada teman-teman anda, ini menunjukan kalau teman-teman telah memiliki struktur penulisan yang baik.


Nah sekarang tinggal bagaimana meng-up keberanian. Pasti diantara teman-teman disini ada yang nyambi bahkan berprofesi sebagai pedagang online kan?. So, ketika menawarkan barang dagangan bisa dipastikan tidak dengan ragu-ragu kan? Karena anda tahu persis dengan kualitas atau seluk-beluk barang yang anda jual. Dari sini paham kan?


Jadi untuk memulai menulis itu langkah-langkahnya: 


Pertama kita harus paham dengan apa yang kita tulis.


Kedua, kita petakan apa yang akan kita tulis (kata bu guru Bahasa Indonesia disebut kerangka karangan, penulis jaman now menyebutnya outline, sehingga fokus pada tema itu penting agar tulisan tidak melebar kemana-mana. 


Ketiga, tentukan target pembaca, sehingga ketika kita mau share tulisan / kirim ke web, media cetak tidak salah sasaran.


Keempat, segera tulis tanpa hapus tanpa koreksi sampai selesai, jangan pernah ditunda karena bisa bahaya alias tulisan tidak akan kelar.


So, dengan begitu kita sudah satu langkah meng-up keberanian dan bersiap untuk menjadi penulis hebat tanpa nanti. Karena dengan tulisan apa yang kita sampaikan akan terus terbaca, dan ini juga bisa sebagai sarana up grading your self. 


Ok. Kita lanjutkan. 


Kalau pun semua langkah diatas sudah terlaksana maka, point yang harus diketahui berikutnya adalah. Mau dibawa kemana hasil tulisan ini. Apakah hanya sebagai konsumsi pribadi? Nggak mungkinkan? Atau kita sudah puas kalau sudah kita up di akun medsos kita dan banyak mendapatkan like. 


Kalau hanya berhenti sampai disitu saja, berarti kita belum keluar dari zona nyaman kita. Karena kalau di akun sosmed kita saja, maka itu berarti keberanian kita masih harus di up lagi. Karena seninya dag-dig-dug nunggu tulisan dimuat atau tidak belum ada. 


So, kalau kita mau kirim tulisan ke media online atau offline. Maka kita harus kenali bagaimana  tipikal artikel yang ada disana dengan sering membaca tulisan-tulisan yang sering nangkring disana. Meliputi tema tulisan, jumlah kata, dan jenis tulisan (artikel ilmiah, artikel popular, dsb.)  


Sehingga berikutnya irtifa’ dan istimror (semoga benar bahasa Arabnya). Jadi harus ada peningkatan dan terus menerus berlanjut dalam menulis. Artinya kita mau terus belajar meningkatkan kualitas tulisan, dengan sesering mungkin membuat artikel/opini. Tidak bulan ini nulis, bulan besok kosong. Kita harus pasang target, missal targetkan minimal satu minggu satu tulisan. 


Apapun branding kita, analis politik, penulis fiksi, penulis buku, pegiat literasi anak. Maka kuncinya adalah banyak membaca dan banyak menulis. Karena dengan banyak membaca, maka pemahaman dan pengetahuan kita akan semakin berkembang. Sehingga ketika kita ingin membuat tulisan-tulisan baru tidak akan kehabisan ide, dan lagi bobot dari tulisan kita akan semakin bertambah.


Dengan begitu, keberanian dan ke-pede-an untuk melangkah maju sebagai penulis akan terus bertumbuh.


So gaesss….


Menulis itu butuh keberanian untuk memulai

Menulis itu perlu pengorbanan

Menulis itu adalah satu dari sekian banyak jalan perjuangan

Dan…

Terkadang menulis itu lebih tajam daripada pedang 

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama