Oleh : Septa Yunis (Analis Muslimah Voice)
Muslimahvoice.com - Pada awal tahun 2021, di pertengahan bulan Januari, bangsa Indonesia dihadapkan pada tiga bencana besar yang merenggut banyak nyawa manusia. Sebelum gempa bumi dahsyat melanda kawasan Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, di pulau Jawa juga terjadi musibah bencana alam tanah longsor di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Duka belum surut kembali lagi bencana alam menerpa Indonesia. Banjir kembali melanda sebagian wilayah Indonesia. Banjir dengan skala dampak luas melanda wilayah Kalimantan Selatan pada pertengahan Januari 2021. Banjir di Kalsel tercatat merendam ribuan rumah pada 14 Januari 2021, demikian mengutip laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 27.111 rumah terendam banjir dan 112.709 warga mengungsi di Provinsi Kalimantan Selatan akibat hujan dengan intensitas sedang menyebabkan banjir yang terjadi pada Selasa (12/1/2021).(Tribunnews.com)
Sebelumnya, Indonesia juga digemparkan dengan berita jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu siang (9/01/2021). Peristiwa nan tragis itu berawal kala pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC engan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. Peristiwa tersebut merenggut banyak korban jiwa, menyisakan duka yang mendalam.
Menelesik dari bencana yang terjadi di Indonesia dalam sebulan terakhir, sebagian orang berpendapat bahwa itu merupakan suatu ujian atau cobaan untuk kita, sebagian lagi juga mengatakan bahwa itu merupakan azab dari Allah Swt. Kedua pendapat tersebut memang benar, akan tetapi ada sebuah fakta yang dapat kita analisis apakah ini benar hanya sebuah bencana alam atau azab dari Allah?
Sejatinya kerusakan di bumi ini adalah akibat ulah tangan manusia. Allah berfirman :
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum : 41)
Kemaksiatan sudah merajalela, bagaikan jamur di musim semi. Minuman keras dijual secara bebas. Pelacuran dimana-mana. Riba sudah menjadi hal yang wajar. Inilah akibatnya jika hukum Allah tidak diterapkan. Padahal Allah sudah memerintahkan untuk berhukum dengan hukum yang diturunkan oleh Allah.
Allah SWT berfirman :
“Tidaklah kamu memperhatikan orang-orang yang mengaku beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu dan apa yang diturunkan sebelumnya? Mereka ingin berhukum kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah untuk mengingkari thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka sejauh-jauhnya”. (QS. An-Nisa: 60)
Allah telah menyebut berhukum dengan selain hukum-Nya/syariah-Nya sebagai thaghut. Thaghut adalah istilah yang umum. Setiap yang diibadahi selain Allah dan ia ridha, baik ia itu berwujud sesembahan, atau sesuatu yang diikuti atau ditaati dalam ketaatan yang tidak berdasar kepada ketaatan kepada Allah dan Rasul-nya, maka itulah thaghut.
Sudah saatnya kita kembali kepada hukum Allah SWT dengan menerapkan Khilafah Islamiyah. Hukum Allah bisa diterapkan keseluruhan jika ada institusi yang menaungi, yaitu daulah khilafah. Sesungguhnya Allah akan menurunkan keberkahan bagi suatu penduduk negeri jika mereka menegakkan iman dan takwa. Di antaranya membenarkan isi agama Allah dan menerapkannya di tengah-tengah umat manusia. Tujuannya, supaya mereka benar dalam memberikan peribadahan kepada pencipta mereka yang sesungguhnya, yakni Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. Al-A'raf: 96).[]