Oleh: Sherly Agustina, M.Ag
(Kontributor media dan pemerhati kebijakan publik)
Muslimah-voice.com - Papua.
Firman Allah Swt.:
"Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu..." (TQS. Al Baqarah: 29)
Forensic Architecture dan Greenpeace Indonesia bersama BBC Indonesia melaporkan soal investigasi kebakaran hutan di Papua. Laporan itu ditayangkan di BBC Indonesia yang bertajuk 'Papua: Investigasi ungkap perusahaan Korsel 'sengaja' membakar lahan untuk perluasan lahan sawit'. Berita BBC Indonesia tayang pada 12 November 2020 dan dilansir oleh detikcom pada 13 November 2020. Mereka menilai, dalam peristiwa kebakaran hutan di Papua, ada unsur kesengajaan.
Dalam laporan itu disebut hamparan hutan telah berganti menjadi petak-petak perkebunan kelapa sawit. Pohon kelapa sawit berjajar teratur di area konsesi anak usaha perusahaan Korea Selatan, Korindo Group, di Papua. Konglomerasi perusahaan sawit Korindo menguasai lebih banyak lahan di Papua daripada konglomerasi lainnya. Perusahaan ini telah membuka hutan Papua lebih dari 57.000 hektare atau hampir seluas Seoul, ibu kota Korea Selatan (detikNews, 13/11/20).
Di Dalam penelitian tersebut, tim gabungan dua organisasi menggunakan citra satelit NASA untuk mengidentifikasi sumber panas dari kebakaran lahan yang berlokasi di Merauke, Papua tersebut. Selain itu, mereka menggunakan data yang dikumpulkan dari rekaman video survei udara. Lewat metode tersebut, tim peneliti menemukan pola deforestasi dan kebakaran tersebut menunjukkan bahwa pembukaan lahan menggunakan api.
"Jika kebakaran di konsesi Korindo terjadi secara alami, kerusakan lahannya tidak akan teratur," kata peneliti senior Forensic Architecture, Samaneh Moafy. "Namun, setelah dilacak dari pergerakan deforestasi dan kebakaran dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa hal itu jelas terjadi secara berurutan dengan kebakaran yang mengikuti arah pembukaan lahan dari barat ke timur dan terjadi secara besar-besaran di dalam batas konsesi Korindo." (CNNIndonesia, 13/11/20)
Pesona Papua di Mata Corporat Asia
Papua memiliki pesona yang luar biasa, berdasarkan keputusan menhutbun nomor 891/ktps-ii/1999 bahwa Papua memiliki hutan seluas 42, 224 juta Ha, yang tentu saja di dalam nya hidup ribuan spesies tanaman. Hutan tersebut di kelompokkan ke dalam bebarapa fungsi seperti hutan lindung, suaka alam, dan hutan produksi (Misterexportor.com, 22/7/19). Potensi ini tentu membuat siapa saja terpesona apalagi bagi para pengusaha yang rakus dalam sistem kapitalisme. Seperti manusia yang lapar akan menyantap hidangan yang lezat di depan mata, bagi mereka mudah mendapatkannya karena uang bisa membeli segalanya.
Papua adalah rumah bagi hutan hujan terluas yang tersisa di Asia. Sebuah investigasi visual yang dirilis pada Kamis (12/11) menunjukkan perusahaan raksasa asal Korea Selatan "secara sengaja" menggunakan api untuk membuka hutan Papua demi memperluas lahan sawit. Hutan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat adat Papua secara turun temurun. Namun kini menjadi garda terdepan perluasan bisnis perusahaan sawit. Suku Mandobo dan Malind yang tinggal di pedalaman Papua, perlahan kehilangan hutan adat yang menjadi tempat mereka bernaung (detikNews, 13/11/20).
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Hasan Aminuddin, menggambarkan temuan investigasi perluasan lahan sawit di Papua ini ''menginjak-injak harga diri bangsa dan sumber daya alam Indonesia". "Yang mana Ibu (Menteri LHK) Siti Nurbaya begitu concern (prihatin) dan sangat serius untuk melakukan revitalisasi terhadap kerusakan-kerusakan alam yang selama ini dilakukan oknum pengusaha dalam negeri maupun luar negeri, begitu giat-giatnya melakukan revitalisasi ini, ada perusahaan asing yang dengan sengaja (merusak)," kata Hasan (BBC.com, 18/120).
Nyata, asing begitu mudah menguasai negeri ini terutama di daerah yang memiliki potensi. Lalu, di mana peran pemerintah menjaga hak rakyat dan melindungi sumber daya alam yang Allah titip di bumi pertiwi. Sementara tertuang dalam konstitusi UUD bahwa bumi, air dan yang terkandung di dalamnya digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Bukan dengan mudah dimiliki bahkan dikuasai asing. Di mana peran sistem demokrasi yang katanya dari, oleh, dan untuk rakyat jika faktanya kekayaan alam yang ada bukan untuk kesejahteraan rakyat.
Pasti ada penyebab mengapa asing begitu mudah menguasai kekayaan alam di negeri-negeri kaum muslimin termasuk Indonesia. Entah adanya perselingkuhan penguasa dan pengusaha yang memuluskan hal tersebut atau sistem ini seakan membuat kedaulatan negara terinjak-injak dan menggadaikannya pada korporat dunia. Demi kekuasaan dan sebongkah harta rela mengorbankan rakyat yang mereka dekati saat pemilu untuk memilih mereka.
Islam Menjaga Hak Rakyat dan Wilayah
Rakyat hanya menjadi korban dari orang-orang yang serakah terhadap dunia. Jika hal ini terus terjadi, maka wajar jika rakyat Papua akan menuntut otonomi khusus karena tidak diurus dengan baik. Sementara inilah yang diinginkan oleh asing agar lebih leluasa menguasai Papua yang memiliki pesona luar biasa. Padahal, Allah telah memberikan bumi dan isinya untuk kemakmuran hamba-Nya. Allah Swt. berfirman:
"Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan penghuninya dalam empat hari. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya." (TQS. Fushilat: 10)
Allah mengutus Rasul ke muka bumi untuk mengelola pemberian Allah dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang diperintahkan-Nya. Maka Allah hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi, berdasarkan firman-Nya:
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (TQS. Al Baqarah: 30)
Pasti ada tujuan mengapa Allah menciptakan langit, bumi dan isinya. Lalu, Allah menciptakan Khalifah di muka bumi. Semata-mata hanya untuk beribadah dan mengabdi hanya pada-Nya (QS. Ad Dzariyat: 56). Allah berikan seperangkat aturan yang diterapkan di muka bumi oleh utusan-Nya yaitu Baginda Nabi Saw.
Aturan tersebut menebar rahmat hingga ke seluruh alam dan pernah menguasai 2/3 belahan dunia. Kekayaan alam diatur dan dikelola dengan rapih, hingga kepemilikan dibagi menjadi 3. Kepemilikan individu, umum dan negara. Jika ada kekayaan yang terus mengalir dimiliki individu maka akan diambil alih oleh negar menjadi harta milik umum dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
Rasulullah Saw. bersabda:
"Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api". (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Imam At-Tirmidzi meriwayatkan hadis dari Abyadh Bin Hamal, bahwa ia telah meminata kepada rasulullah SAW untuk dibolehkan mengelola sebuah tambang garam lalu rasulullah memberikannya. Setelah ia pergi, ada seorang laki-laki dari majelis tersebut bertanya :" dari Sumair daru Abyadh bin Hammal bahwa ia datang kepada Rasulullah SAW meminta untuk menetapkan kepemilikan sebidang tambang garam untuknya, lalu beliau menetapkan untuknya. Ketika hendak beranjak pergi seseorang yang berada di majelis berkata : tahuakh engkau apa yang engkau tetapkan untuknya ? sesungguhnya engkau menetapkan tanah yang memiliki air yang diam. Abyadh berkata : beliau pun membatalkannya. ( HR. Tirmidzi )
Hadis tersebut menyerupakan tambang garam dengan air yang mengalir karena jumlahnya sangat besar. Hadis ini juga menjelaskan bahwa Rasulullah SAW memberikan tambang garam kepada Abyadh bin Hammal yang menunjukkan kebolehan memiliki tambang. Namun tatkala beliau mengetahui bahwa tambang tersebut merupakan tambang yang mengalir ( jumlahnya sangat besar ), maka beliau mencabut pemberiannya dan melarang dimiliki oleh pribadi karena tambang tersebut merupakan milik umum.
Dalam Islam, tidak akan pernah terjadi harta milik umum dan negara dimiliki dengan mudah oleh asing. Kafir dzimmi akan diperlakukan sama dengan muslim, mendapatkan keamanan, kenyamanan dan kesejahteraan. Sejarah telah banyak mencatat bahwa muslim dan kafir dzmmi diperlakukan sama. Keyakinan mereka dijaga, tidak boleh ada satupun yang mengganggu. Walau dalam kehidupan publik, kafir dzimmi harus patuh pada syariah Allah.
Menurut Karen Amstrong kaum Yahudi turut menikmati zaman keemasan di Andalusia. Dia mengatakan, “Under Islam, the Jews had Enjoyed a golden age in al-Andalus.”
T.W. Arnold seorang orientalis dan sejarahwan Kristen ikut memuji kerukunan beragama dalam negara Khilafah, dalam bukunya The Preaching of Islam: A History of Propagation Of The Muslim Faith,
“Perlakuan terhadap warga Kristen oleh Pemerintahan Khilafah Turki Utsmani–selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani–telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa.” (Muslimahnews).
Di dalam Islam, rakyat akan diurus dengan sebaik-baiknya. Begitupun dengan kekayaan alam dan wilayah yang berada di bawah kekuasaan Islam akan dijaga. Tak ada satupun yang bisa mengambil wilayah kekuasaan di dalam Islam, karena Islam memiliki seperangkat sistem pemerintahan yang rapih. Keuangan diatur dengan baik dalam Baitu Mal, militer sudah disiapkan, urusan dalam dan luar negeri sudah dirancang dengan baik. Tak ada satupun yang akan berani menghadapi taring kekuasaan Islam, yang ada musuh Islam segan walau hanya untuk mendekatinya.
Allahu A'lam Bi Ash Shawab