Kemenangan Biden Menguatkan Ekonomi Indonesia?

 


Oleh: R. Raraswati

(Penulis lepas, Muslimah Jawa Timur)


Petahana Donald Trump akhirnya tumbang oleh Joe Biden pada pemilu Presiden Amerika Serikat tahun ini. kemenangan Biden dianggap sebagai angin segar bagi masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Pasalnya, sejak awal kampanye, Biden sebagai sosok yang berbeda dengan Trump. Ia dinilai lebih religius, beradab dan cerdas.


Praktisi dan Pengajar Hubungan Internasional Dinna Prapto Raharja menilai kemenangan Joe Biden di Pilpres Amerika Serikat bisa membawa dampak positif bagi kerja sama ekonomi antara AS-Indonesia. Namun demikian, hal tersebut harus didukung dengan kesiapan diplomasi yang dibangun Indonesia dengan AS di bawah kepemimpinan Biden.

 

"Kemenangan Biden bisa memberi dampak positif bagi kerjasama ekonomi ke depan bila Indonesia secara gesit dan jelas menyampaikan apa keuntungan dan peluang-peluang baiknya menjaga kemitraan strategis dengan Indonesia," kata Dinna lewat pesan singkat, Minggu (8/11/2020).


"Kemudian kemudahan beasiswa, penelitian, pergerakan tenaga ahli untuk bermitra dan berkarya untuk pasar AS tetap dibuka, termasuk dalam industri kesehatan. Hal seperti ini harus secara khusus diminta karena kalau tidak maka akan berlalu," lanjut lanjut Dinna.


Senada dengan Dinna Prapto Raharja, dalam cuitan di twitter, presiden Jokowi juga mengucapkan selamat atas kemenangan Joe Biden. Jokowi menilai kemenangan ini memberikan harapan baru bagi Indonesia untuk semakin menguatnya kerja sama dengan Amerika di semua bidang.


Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho menyampaikan bahwa dengan terpilihnya Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat (AS), turut berpengaruh terhadap Indonesia. Menurutnya, setidaknya ada empat pengaruh terhadap ekonomi Indonesia setelah Biden terpilih.


Pertama, ruang kerja sama bilateral antara kedua negara akan lebih kuat. Kedua, dengan terpilihnya Joe Biden membuat adanya peluang Indonesia bisa meningkatkan ekspor ke negeri Amerika Serikat. 


Ketiga, terpilihnya Biden bisa meningkatkan Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing langsung AS di beberapa negara. Hal ini terlihat dari pernyataan Biden terkait beberapa fasilitas mengenai minimum corporate tax pada perusahaan-perusahaan di luar AS yang akan mendorong FDI AS di beberapa negara, termasuk Indonesia.


Keempat, Investmen Diversion (perpindahan investasi dari Cina). 


Indonesia bisa memanfaatkan perpindahan investasi yang dilakukan Amerika ke negara berkembang. Hal ini dinilai akan memberikan sentimen positif bagi Indonesia. Namun kalau kita flash back pada kerja sama yang pernah  dilakukan Indonesia, semua tidak mampu menyejahterakan rakyat. Kerja sama tersebut hanya menguntungkan negara adikuasa Amerika Serikat maupun Cina.


Kedudukan negara berkembang, tidak lebih hanya sebagai pihak kecil. Setiap kerja sama antara negeri negara berkembang termasuk Indonesia dengan perusahaan-perusahaan besar negara maju, posisi tawar Indonesia selalu di bawah standar mereka. Ini menunjukkan adanya koneksi penjajahan global negara-negara adikuasa. Kerja sama Indonesia dengan negara-negara tersebut hanya semakin melemahkan kedaulatan Indonesia.


Sistem demokrasi yang dianut Indonesia telah memaksa untuk tunduk pada negara adikuasa. Kerja sama yang menyebabkan ampur tangan asing dalam setiap menentukan kebijakan ekonomi dan politiknya. Mereka hanya memanfaatkan Indonesia demi kepentingannya. Tidak ada kerjasama negara kapitalis yang menjadikan negara jajahannya sejahtera.


Dengan demikian, kemenangan Biden tidak seharusnya membuat Indonesia menaruh harapan  untuk peningkatan ekonomi negeri. Sebagai negara yang kaya sumber daya alam selalu menjadi perhatian utama Amerika untuk semakin mengeruk kekayaan dan pundi-pundi materi. Indonesia tidak pernah diposisikan sebagai mitra sejajar, melainkan menjadi alat sebagai pion yang dimainkan demi kepentingan ideologi kapitalisnya.


Amerika Serikat berusaha menguasai perekonomian Indonesia untuk menandingi perang dagang dengan Cina yang terus tumbuh di kawasan negara berkembang. Maka, mustahil ekonomi Indonesia akan berubah lebih baik hanya berganti pemimpin AS yang dinilai lembut, cerdas dan beradab.


Maka, hanya ada satu cara agar ekonomi negeri ini membaik. Indonesia harus berani melepaskan diri dari segala penjajahan asing dan mampu menjadi negara kuat, mandiri dan berdaulat dengan cara menjalankan sistem Islam dalam bingkai Khilafah Ala Manhaj Nubuwah. Karena dengan menjalankan syariat Islam secara menyeluruh, akan mendatangkan keberkahan bagi negeri ini. Sebagaimana Firman Allah SWT:

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (TQS. Al A’raf: 96)

Wallahua’lam bishowab.[]


#Biden 


*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama