Oleh: Ummu Syanum (Anggota Komunitas Setajam Pena)
Muslimah-voice.com - Biden. Pilpres AS telah usai dilaksanakan. Calon presiden dari partai Demokrat Joe Biden dan pasangannya Kamala Harris akhirnya memenangi Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) mengalahkan pertahanan dari Republik, Donald Trump-Mike Pence setelah meraih sebanyak 290 electoral votes mengalahkan Trump yang hanya meraih 214 elctroral votes (CNBC Indonesia, 8/10/2020).
Kemenangan Biden seolah membawa pesan yang lebih menggugah ketimbang pesaingnya Trump. Dalam kampanyenya, Biden bahkan mengutip hadis Nabi Saw.
Biden mengatakan, "Hadis Nabi Muhammad memerintahkan siapapun diantara kamu melihat kesalahan biarkan dia mengubahnya dengan tangannya jika dia tidak mampu, maka dengan lidahnya jika tidak mampu, maka dengan hatinya,"
Joe Biden juga menegaskan, suara umat muslim Amerika juga akan menjadi bagian dari pemerintahan jika ia sudah resmi menjabat jadi Presiden AS (Jakbar news.com, 7/10/2020).
Dalam pernyataannya, Biden juga berjanji bahwa ia akan memperlakukan Islam sebagaimana mestinya.
Dengan pernyataan Biden yang penuh kontroversi seharusnya tidak lantas membuat umat Islam percaya dan terlena dengan kampanye dan janji manisnya. Sebab, hal ini mengingatkan kita pada Obama yang dianggap sangat dekat dengan Islam ternyata memuluskan aksi teror Israel terhadap Palestina. Umat Islam juga tetap menjadi warga nomer dua di dunia yang keberadaannya dibutuhkan jika berguna, dan akan dibuang jika sudah tidak diperlukan.
Terpilihnya Biden tidak membuat posisi Amerika berubah di mata umat Islam dan pastinya tidak merubah pandangan politiknya. Karena sesungguhnya siapa pun presidennya, Amerika tetaplah negara kapitalis. Demokrasi adalah alatnya, penjajahan adalah metodenya dan kapitalisme adalah ideologinya.
Citra positif yang di bangun adalah bagian terpenting dari kampanye ala demokrasi. Biden bukanlah harapan baru bagi umat Islam. Obama, Trump atau Biden hanyalah alat dalam menjalankan kebijakan politik luar negeri AS yang bersandar pada ideologi kapitalisme.
Mengharap pada AS sebagai solusi bagi umat hanyalah ilusi belaka. AS tidak pernah membela dan memperjuangkan hak Muslim Uyghur, Rohingnya, Afganistan, dan negeri muslim lainnya, tapi justru AS terlibat terhadap konflik suatu negeri dengan memperkeruh suasana.
Menggantungkan harapan umat dan Islam kepada AS dan Barat sama halnya memberi jalan bagi negara kapitalis memainkan peran dan kepentingan mereka. Umat seharusnya tidak boleh percaya janji manis mereka.
Harapan baru itu hanya ada pada Islam dan khilafah. Hanya khilafah yang mampu mempersatukan kekuatan kaum muslim di dunia. Dan hanya khilafah yang mampu membebaskan Negari muslim dari penjajahan AS dan negeri yang menjadi sekutunya. Dibawah naungan khilafah umat Islam mampu berdiri sendiri dan jaya sebagai negara yang mandiri tanpa harus menghamba pada negeri barat. Tidak ada lagi negeri yang dijajah dalam naungan khilafah. Semua hidup damai, kaum muslimin bersatu dibawah satu kepemimpinan. Bahkan warga AS akan selamat oleh khilafah dari segala permasalahan yang ada.
Wallahua'lam bishowab.
#Biden