Oleh : Ludfi Lujeng Pangesti (Mahasiswi Kampus Jember)
Beberapa waktu lalu Amerika Serikat mengadakan Pemilihan presiden baru yang dimenangkan oleh Joe Biden atas petahana Donald Trump. Kemenangan Joe Biden dianggap sebagai angin segar untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Banyak sekali pakar dan pengamat ekonomi yang mengatakan bahwa hal ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memulihkan ekonomi, terlebih disebabkan oleh adanya pandemi di sepanjang tahun 2020. Salah satunya seperti yang dilansir oleh VOA pengamat Ekonomi INDEF, Bhima Yudhistira yang mengatakan bahwa Biden Effect sudah mulai terasa di Indonesia, salah satunya dengan adanya dana asing yang masuk ke dalam pasar modal Indonesia sebesar Rp. 1,8 triliun dalam kurun waktu sepekan. Nilai mata uang Indonesia juga menguat ke level Rp. 14.000. Hal ini dianggap permulaan yang positif untuk memperbaiki perekonomian Indonesia ke depan.
Ada harapan dalam pemerintahan Joe Biden 4 tahun kedepan bisa memiliki dampak positif bagi Indonesia. Di mana selama pemerintahan sebelumnya, Trump menekan gencatan dagang antara China dan Amerika, yang berakibat dampak buruk bagi perekonomian Indonesia. Namun, terlepas dari perbedaan tersebut, kenyataannya keduanya masih berada dalam lingkup yanag sama, yang sebenarnya merupakan akar masalah dari kekacauan serta buruknya perekonomian Indonesia. Yaitu keduanya masih sama-sama bekerja dalam lingkup sistem yang sama, yaitu sistem demokrasi kapitalistik. Di mana keuntungan merupakan mutlak yang harus di raih dengan berbagai cara, untuk mengisi kantong-kantong para kapitalis, entah itu pengusaha maupun penguasa.
Seperti beberapa contoh kasus di sistem demokrasi, yang menjadi sebab perekonomian tidak stabil serta naik turunnya kekuatan rupiah, yaitu disebabkan oleh nila tukar (uang) Indonesia yang masih menggunakan kertas sebagai alat tukar resmi. Di dalam pemerintahan demokrasi kertas yang tidak memiliki nilai instrinsik, bisa dibuat dan diproduksi sesuai dengan kebijakan negara adidaya seperti Amerika. Sehingga nilai rupiah dan dollar bisa bebas dibuat naik turun sesuai dengan sebagaimana sistem demokrasi berjalan. Jikapun uang kertas tersebut robek, tidak bisa untuk dibelanjakan kembali. Karena memang uang kertas tersebut merupakan kertas biasa yang tidak memiliki harga dan tidak memiliki nilai instrinsik. Uang kertas juga mudah sekali mengalami fluktuasi. Selain kasus uang kertas, di Indonesia yang menjadi sumber pemasukan utama negara adalah melalui uang pajak yang berasal dari uang rakyat. Di samping banyak sekali sumber daya alam Indonesia seperti tambang, emas, timah, hutan dan lain-lain yang bisa dikelola oleh negara, namun faktanya sumber daya alam tersebut banyak dikelola oleh asing dan para kapiltal, mereka meraup keuntungan yang sangat besar dari sumber daya alam tersebut. Sehingga negara Indonesia saat ini hanya mampu menjadikan pajak rakyat sebagai sumber pemasukan utama negara. Semua hal ini berjalan melalui suatu sistem pemerintahan yang membelenggu, yaitu demokrasi. Joe biden dan trump juga bekerja dalam suatu sistem yang sama pula, yaitu demokrasi.
Lalu selain dari cara sistem demokrasi yang rusak, bagaimana cara sistem Islam bekerja dalam memperbaiki perekonomian? Di dalam sebuah negara yang berasaskan akidah/sistem Islam alat tukar yang digunakan berupa emas (dinar dan dirham). Dinar dan dirham terbukti anti fluktuasi serta tahan terhadap ancaman-ancaman penyebab ketidakstabilan ekonomi negara. Nilai emas akan tetap stabil dari waktu dan ke waktu, sehingga tahan terhadap anacaman resesi. Emas juga memiliki nilai instrinsik, jika uang emas bernilai 5.000 rupiah, maka emas itu sendiri memiliki kadar yang seharga 5.000 rupiah, jikapun uang emas itu pecah maka masih memiliki nilai, berbeda dengan uang kertas yang tidak memiliki nilai sama sekali, hanya robekan kertas yang tidak berharga. Selain itu di negara yang berlandaskan sistem islam, pemasukan negara bisa dari beberbagi sektor yang bisa manfaatkan oleh negara, mulai dari hasil pengelolaan SDA, rampasan perang, pajak dari orang-orang kaya jika memang dibutuhkan. Terlebih lagi Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat besar yang bisa menjadi pemasukan utama untuk negara Indonesia. Tentu jika hal ini bisa diterapkan di Indonesia, perekonomian akan mengalami perbaikan. Namun hal ini tidak bisa diterapkan secara ril apabila asas negara masih sistem demokrasi kapitalistik. Satu-satunya harapan untuk Indonesia agar perekonomian memilki kekuatan, adalah sistem Islam bukan pada terpilihnya Joe Biden sebagai presiden terpilih. Karena selama masih bekerja dalam sistem demokrasi, tentu solusi dan jalan keluar yang diberikan bersifat parsial dan tidak meyeluruh. WaAllu A’lam Bishshowab. []
#SistemIslam