Pemuda yang Mengidolakan Muhammad Al Fatih 1453

 




Oleh: Puji Ariyanti

(Pegiat literasi untuk peradaban)



Ada apa dengan bangsa ini, negri dengan mayoritas muslim namun begitu alerginya dengan kisah sejarah peradaban Islam yang mulia. Kali ini datang dari Ahmad Basarah seorang Wakil Ketua MPR. Dia mempersoalkan buku bacaan karya Felix Siauw. 


Seperti Dilansir cnn Indonesia (3/10/2020), miris dengan langkah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung yang sempat mewajibkan siswa SMA/SMK membaca buku karangan Felix Siauw, tokoh organisasi yang kini telah dilarang. Buku yang dimaksud yakni berjudul Muhammad Al Fatih 1453 dan berisi tentang Khalifah Ustmani yang berkuasa pada 1444-1446 dan 1451-1481.


Hal serupa juga disampaikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti. Dilansir suara.com (4/10/2020), KPAI menilai keputusan Dinas Pendidikan Bangka Belitung membatalkan surat instruksi Kadisdik untuk membaca buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Siauw sudah tepat. 


Harusnya disikapi dengan cermat, jika kebutuhan bahan bacaan akan sejarah menjadi sesuatu yang penting bagi para pelajar agar mendapat pelajaran  yang bisa diambil. Sehingga generasi penerus bangsa ini memiliki wawasan setelah membaca buku, sehingga mampu membangun karakter pejuang yang gigih dalam mengarungi kehidupan ini. Jika kita berharap pelajaran sejarah mampu memberi contoh perilaku yang baik kepada para pelajar, buku Muhammad Al Fatih 1453 adalah referensi yang tidak diragukan lagi.


Buku Muhammad Al Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw. Seorang mualaf tahun 2020, etnis Tionghoa lahir di Palembang 31 Januari 1984. Alumni Institut Pertanian Bogor ini seorang ustadz, juga seorang penulis yang menghasilkan banyak karya. Salah satu karyanya adalah buku yang berjudul Muhammad Al-Fatih 1453.


Buku ini bertutur ketika dunia hanya mengenal dua wilayah, Barat dan Timur. Ini adalah persaingan antara dua negara: Imperium Romawi dan Khilafah Islam. Cerita saat dunia terpolarisasi menjadi dua bagian, Kristen dan Islam. Ini adalah epik antara dua kekuasaan: Byzantium dan Utsmani. Pada suatu masa ketika dunia hanya terbagi menjadi dua bagian, sudah menjadi kewajaran bagi Barat untuk menaklukkan Timur. 


Namun ada satu pemuda yang membalik semuanya dan menaklukkan sebagian besar Barat. Pemuda yang mengukir namanya dalam sejarah emas dunia, dengan prestasi dan pencapaian yang tidak pernah ada pada masanya ataupun sebelumnya, prestasi yang jauh melebihi masanya. Ini adalah salah satu pertempuran paling penting dalam sejarah Islam dan sejarah dunia. Pertempuran yang sangat berpengaruh pada relasi Kristen dan Islam. Serta panglima terbaik yang telah diramalkan oleh Rasulullah SAW pada abad ke-7 yang terealisasikan pada abad ke-15.


Konstantinopel terkenal karena pertahanannya yang sangat kuat. Meskipun dikepung beberapa kali oleh berbagai bangsa, kota Bizantium berhasil direbut pada tahun 1204 oleh tentara Latin. Perang Salib Keempat dipulihkan pada tahun 1261 oleh Kaisar Bizantium Michael ke-8 Palaiologos dan pada tahun 1453 ditaklukkan oleh Sultan Ottoman  Mehmed ll. 


Yang pertama, dinding kecil didirikan oleh Konstatinus dan mengelilingi kota. Kemudian, pada abad ke-5, Theodosius II membangun Tembok Theodosian, yang terdiri dari dinding ganda membentang sekitar 2 KM (1,2 mil) ke barat dari dinding pertama. Kota ini dibangun di atas tujuh bukit serta pada Tanduk Emas dan Laut Marmara, maka tersaji sebuah benteng yang tak tertembus melingkupi istana megah, kubah, dan menara, yang mencakup dua benua. Tak heran jika Konstatinopel menjadi kota pelabuhan yang paling sibuk didunia pada masa itu. 


Peperangan dahsyat menewaskan 265.000 pasukan umat Islam. Konstantinopel jatuh ke tangan kaum muslim, kemuduan Konstantinopel dijadikan sebagai pusat pemerintahan kekhilafahan Utsmani serta berganti nama menjadi Istanbul.

Kepemimpinan Islam pada waktu itu begitu toleran terhadap penduduk nasrani, bahkan mereka dilindungi dan diayomi oleh negara.


Sultan Muhammad Al-Fatih telah menjadi jawaban dari bisyarah Rasulullah SAW yang tertera pada hadisnya. “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR Ahmad).



Buku ini wajib sebagai bahan bacaan bagi kaum muslim terkhusus para pemuda. Peradaban emas mencatat kepiawaian seorang pemuda yang mampu memimpin pertempuran dahsyat. Seorang muslim yang terdidik akidah Islam yang lurus sehingga ketaatan kepada Allah tak diragukan lagi. Buku ini sangat menginspirasi, milik peradaban umat Islam sejarah umat Islam. Jadi tak layak untuk ditolak. Negeri ini krisis keteladanan, anak-anak sejak balita telah dipertontonkan pahlawan-pahlawan fantasi. Tidak salah jika melahirkan generasi yang abai terhadap negerinya. Wallahu'alam Bissawab.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama