Oleh: Sherly Agustina, M.Ag
(Pegiat literasi dan pemerhati kebijakan publik)
"Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “kami mendengar dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan." (QS. An- Nuur : 51)
Dilansir dari Gelora.co, salah satu akun sosial media DW Indonesia memposting sebuah video isinya tentang orang tua perempuan yang sedang mengajari anak perempuan mereka menggunakan jilbab, dan juga harapan dan keinginan orang tua mereka terhadap “identitas” sebagai seorang muslim. Dalam postingannya itu, mencoba mempertanyakan apakah pemakaian jilbab tersebut, atas pilihan anak itu sendiri ? “Apakah anak-anak yang dipakaikan #jilbab itu memiliki pilihan atas apa yang ingin ia kenakan?“ (26/9/20).
Bahkan untuk memperkuat pernyataan dan pertanyaan mereka, dalam video tersebut disambungkan dengan pendapat beberapa orang psikologi yang justru terlihat lebih berpihak pada postingan dan tujuan DW Indonesia. Dan tidak menyertakan pendapat dari alim ulama dan cendikiawan muslim yang mumpuni. Namun, media tersebut menjadi bulan-bulanan netizen karena mencoba untuk “mengusik” persoalan pelajaran akidah kepada anak-anak perempuan yang menggunakan jilbab, oleh orang tua mereka.
Akibatnya DW diserang oleh netizen, karena sudah mencoba untuk bertindak secara sepihak namun d sisi lain justru tidak memperlihatkan “niat” yang baik, walaupun DW Indonesia sempat menjawab beberapa komentar netizen yang masuk, dengan bertindak seolah-olah bijaksana, namun tetap saja menjadi bulan-bulanan netizen. Ada apa tiba-tiba media tersebut menyerang pendidikan hijab sejak dini bagi kalangan muslim? Alhamdulillah, komen para netizen yang merespon pernyataan tersebut menunjukkan bahwa perasaan keislaman di tubuh umat Islam masih sangat bagus.
Bukan faktor kebetulan jika ada salah satu media atau bahkan media lain yang mungkin bernada sama. Menyebar opini Islamofobia, dengan berbagai dalih di antaranya adalah faktor psikologi. Serangan tersebut terutama pada ajaran Islam, di antaranya pendidikan hijab usia dini, menutup aurat, cadar, dan sebagainya. Padahal, secara pribadi ketika umat Islam sedang belajar berprilaku taat pada ajaranya tak merugikan orang lain. Dalam Islam, pendidikan akidah htus diajarakn sejak dini sebagai tanggung jawab para orang tua memiliki amanah anak dari Sang Pencipta.
Allah Swt. berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (TQS. At Tahrim: 6)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Tidak seorang bayi pun kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Lalu kedua orangtuanyalah yang menjadikan dia Yahudi atau Nashrani atau Majusi, sebagaimana hewan ternak yang dilahirkan selamat apakah engkau merasakan adanya cacat?”
Kemudian Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata:
Bacalah jika engkau mau (firman Allah ta’ala): “Fitrah Allah yang menciptakan manusia diatas fitrah tersebut. Tidak ada perubahan terhadap ciptaan Allah.” [QS : Ar-Rum : 30] (HR. Bukhari dan Muslim).
Bayi yang lahir ke dunia bagai kertas putih, orang tuanya yang mengajarkan sesuatu mulai dari akidah, syariah, dan yang lainnya sesuai kemampuan akal sang anak dalam mencerna apa yang diajarkan para oang tuanya. Adapun hijab, dikenalkan sejak dini sebagai sebuah pembiasaan agar ketika dewasa sudah terbiasa. Seiring perkembangan akalnya dalam berfikir, dijelaskan tentang kewajiban-kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya.
Ketika sang anak sampai pada usia baligh, anak sudah dibekali hal-hal yang harusnya sudah mereka ketahui agar siap berlandaskan keimanan. Misal, mereka diberi pemahaman bahwa ketika baligh harus menanggung dosanya sendiri. Berhijab wajib bagi wanita muslim yang sudah baligh, jika dilaksanakan mendapat pahala dan jika tidak dilaksanakan berdosa. Pemahaman ini yang mendorong sang anak melakukan kewajiban bukan paksaan. Tentu pemahaman ini sebuah proses yang panjang maka sejak kecil sang anak sudah diajari, diberi tahu, dididik dan melakukan pembiasaan.
Islam mendidik anak agar ketima dewasa tumbuh menjadi muslimah yang terhormat, terjaga dan bermartabat. Hal ini yang Rasul perintahkan dan contohkan di masa dulu, bagaimana istri Rasil Saw. dan para sahabiyah begitu terjaga kehormatannya. Berbanding terbalik dengan pendidikan liberal-kapitalis yang serba bebas melahirkan generasi bebas. Free sex dan aborsi menjadi hal biasa, tak memiliki adab pada orang tua hal biasa. Perempuan seakan hanya komoditi dan pemuas sexual belaka, padahal wanita harus dijaga kehormatannya.
Maka, ketika syariat digugat hanya akan menuai mafsadat, yaitu kerusakan. Kerusakan akibat ulah manusia yang tak patuh pada syariat. Padahal syariat ada hanya untuk kebaikan manusia sebagai ciptaan Allah. Bukankah Sang Pencipta lebih tahu ciptaan-Nya?
Namun, musuh Islam senantiasa berupaya agar umat Islam jauh dari ajaran-Nya. Allah Swt. berfirman:
"Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka." (TQS. Muhammad: 9)
Di dalam Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia, dijelaskan kebinasaan dan penolakan amal mereka adalah sebab kebencian mereka terhadap Alquran. Maka amal mereka tertolak dan tidak mendapatkan pahala
Seberapa besar upaya mereka memadamkan cahaya (agama) Allah, tapi Allah selalu menjaga dan memenangkan agama-Nya. Firman Allah Swt.:
"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (QS. At-Taubah [9] : 32)
Jika perisai umat sudah tegak yaitu khilafah, tentu khilafah yang akan menjaga umat. Khilafah yang akan mengcounter segala propaganda negatif terhadap ajaran Islam, yang ada risalah dakwah Islam terus menyebar ke seluruh alam. Agar menjadi rahmat bagi siapapun yang menemuinya, hingga hanya rida-Nya yang didapat.
"Dan hendaklah kamu berhukum dengan apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka. Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayaimu atas sebagian yang Allah turunkan kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang Allah turunkan) maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka karena dosa-dosa mereka. Dan sungguh kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik (49) Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Dan siapakah yang lebih baik dari Allah (dalam menetapkan hukum) bagi orang-orang yang yakin (50)”. (QS Al Maidah 49-50)
Allahu A'lam Bi Ash Shawab.[]