Antara Khilafah dan Kpop, Ajaran yang Tertukar

 



Oleh : Septa Yunis (Analis Muslimah Voice) 


Pernyataan Wakil Presiden, Ma'ruf Amin beberapa waktu lalu menghebohkan masyarakat. tentang menjadikan K-POP sebagai inspirasi bagi generasi muda. Dalam peringatan 100 tahun kedatangan orang Korea ke Indonesia, Wakil Presiden menyampaikan agar tren Korean Pop dapat mendorong anak muda supaya meningkatkan kreativitas dalam berkreasi dan mengenalkan keragaman budaya Indonesia ke luar negeri (tirto.id, 20 September 2020).


Hal ini menimbulkan reaksi dari beberapa kalangan, terutama umat Islam. Sangat disayangkan pernyataan Wapres tersebut. Pasalnya, ketika banyak aktivis Islam menyerukan bahayanya Kpop, namun pejabat negara sekelas wapres justru mengapresiasi penggemar Kpop. Dan mengelu-elukan budaya mereka. 


Sungguh ironis, ketika budaya kafir diserukan untuk dijadikan tren cetter, namun disisi lain ajaran Islam justru dikriminalisasi. Khilafah, ajaran Islam yang saat ini sedang diburu rezim. Siapa yang menyerukan akan dibidik dengan segala cara. Tidak sedikit para aktivisnya dikriminalisasi dengan segala tuduhan yang seolah dibuat buat dan bahkan fitnah pun dilayangkan. 


Padahal tidak bisa dipungkiri, Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam yang dimana seorang muslim harus meyakini. Seperti halnya sholat, puasa, zakat dan ajaran Islam yang lain. Seluruh ulama Ahli Sunnah Wal Jamaah, khususnya imam empat mazhab (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali) sepakat bahwa menegakkan Khilafah hukumnya wajib.


Namun, upaya apapun yang digencarkan oleh para penetang Khilafah, tidak akan menghalangi akan tegaknya Khilafah kembali, karena Allah sudah menjanjikan akan tegaknya Khilafah kembali. Sebuah bisyarah Rasul akan kembalinya khilafah menjadi penopang harapan. Mimpi yang diragukan sebagian orang akan terlaksana.


“Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang.


Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa kekuasaan menggigit (yang zalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya.


Setelah itu, akan datang masa kekuasaan diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, Beliau diam.” (HR Imam Ahmad).


Maka demikian penolakan terhadap ajaran Islam adalah gambaran jika rezim ini adalah anti Islam. Dan budaya kafir yang justru di elu-elukan untuk dijadikan contoh. Sungguh negeri ini tidak baik-baik saja.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama