Oleh: Siti Nur Rahma
(Aktivis Muslimah Peduli Generasi)
"Pandemi menimbulkan efek domino dari kesehatan menjadi masalah sosial dan ekonomi. Dampaknya menghantam lapisan masyarakat di rumah tangga sampai korporasi," kata Kepala BPS, Suhariyanto, Rabu (5/8/2020). Jakpusnews.com
Begitu risau seluruh lapisan masyarakat yang mendengar bahwa Indonesia diambang resesi ekonomi dampak dari wabah penyakit virus Covid-19. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi kekayaan alam di Indonesia yang melimpah ruah dari ujung Pulau Sumatra hingga Pulau Irian Jaya. Apa yang menjadi resesi ini semakin nyata di Indonesia? Apakah alam Indonesia tak lagi kaya? Ataukah rakyat Indonesia tak mau kerja kerja kerja?
Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis terkait data pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19. BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus hingga 5,32 persen pada kuartal II 2020. Pertumbuhan yang tak diharap perkembangannya. Jakpusnews.com
Dilansir dari katadata.com, Pengamat Ekonomi Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi mengatakan dengan pertumbuhan ekonomi yang sudah pasti negatif pada kuartal II 2020, Indonesia sudah otomatis masuk ke dalam resesi teknikal. Resesi teknikal adalah ketika suatu negara memiliki pertumbuhan PDB negatif dalam dua kuartal berturut-turut.
Jika ditelisik dari sudut pandang Islam, maka akar masalah resesi ini sebenarnya bukanlah semata-mata karena adanya wabah penyakit yang sedang dialami oleh seluruh negeri di berbagai belahan dunia, khususnya Indonesia. Adalah asas kapitalisme yang diterapkan dalam sistem perekonomian di Indonesia bahkan dunia yang tak bisa lagi membendung datangnya resesi ekonomi.
Ribawi dalam berbagai wujudnya menjadi jantung dalam setiap aktivitas ekonomi yang dijalankan oleh segenap pelaku ekonomi. Seperti dalam wujud perbankan ribawi, mata uang berbasis dolar/fiat money, pasar saham, dan sektor ekonomi non riil. Dalam surat Al Baqoroh ayat 278 telah dijelaskan tentang larangan riba,’’ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.’’. Pun juga terdapat di dalam hadis tentang keharaman riba.
Maka kita membutuhkan penyelesaian masalah dengan Islam kaffah. Sebab ibarat daging babi yang zatnya itu haram bagi umat muslim. Maka tidak akan pernah bisa menjadi halal jika jantung babi ditransplantasi dengan jantung sapi. Meskipun dilihat dari zatnya daging sapi yang dinilai halal bagi umat islam. Hal ini disebabkan karena seluruh darah dan tubuhnya tetaplah daging babi yang haram dikonsumsi.
Begitu pula dengan sistem perekonomian kapitalisme, bank dan pasar modal ibarat jantung pagi perekonomian kapitalis, tak akan bisa menjadi solusi jika hanya diganti menjadi bank syariah, sebab seluruh tubuhnya berasas ribawi. Maka perlu tata ulang secara menyeluruh berasas islam agar tak terjadi solusi parsial yang hanya tambal sulam.
Dengan istilah politik ekonomi Islam menurut Prof Doctor Dwi Condro Triono, Ph.D, pakar ekonomi islam, menjadi jawaban dan sekaligus solusi resesi ekonomi Indonesia, bahkan dunia secara global. Beliau menganalogikan sistem ekonomi kapitalisme dengan manusia, yakni tubuhnya adalah ekonomi pasar bebas, aliran darahnya adalah uang kertas, jantungnya adalah perbankan dan pasar modal, pompa jantungnya adalah suku bunga.
Jika kita menghendaki solusi yang sistemik, bukan parsial, maka harus mengganti semua komponen dalam sistem ekonomi kapitalisme secara menyeluruh. Mengganti tubuh sistem ekonomi kapitalis dengan politik ekonomi Islam. Aliran darahnya menggunakan uang emas dan perak. Pemompanya adalah kewenangan Kholifah. Dan dengan menjadikan baitul mal sebagai jantung perekonomian.
Dalam sistem ekonomi Islam telah diatur tentang pembagian kepemilikan, yakni kepemilikan individu, kepemilikan Negara, dan kepemilikan umum. Kepemilikan ini diatur agar tidak terjadi hegemoni ekonomi, yaitu pihak yang kuat menindas yang lemah. Maka haruslah beralih dengan sistem kepemilikan seperti yang diajarkan dalam Islam.
Setelah pembagian kepemilikan ekonomi diatur dengan tegas maka dilanjutkan dengan pembangunan dan pengembangan ekonomi yang benar yakni dengan ditumpu oleh pembangunan di sektor ekonomi riil. Sedangkan Sistem moneter dalam ekonomi kapitalis bertumpu pada pajak dan utang, yang menyebabkan hal ini mudah mengalami resesi.
Kemudian pendistribusian harta kekayaan oleh individu, masyarakat, maupun Negara harus didasarkan pada aturan-aturan syariah. Sehingga seluruh kebutuhan primer masyarakat insya Allah akan terpenuhi dengan baik dan terjamin. Bahkan pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersiernya pun akan sejahtera.
Secara umum berikut beberapa kebijakan yang dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan dalam menyelesaikan problem ekonomi. Yakni menjalankan politik ekonomi secara menyeluruh, mengganti sistem keuangan dengan asas dinar dirham, mengembangkan ekonomi sektor riil, menata ulang sistem kepemilikan saat ini yang menjadi sistem kepemilikan islam, mengelola sumber daya alam secara adil, melarang judi dan investasi di tempat hiburan, menjaga keseimbangan ekonomi, memberikan tanah kepada rakyat dan pintah untuk menghidupkannya.
Dengan hal tersebut akan tergambar solusi dalam menghindari adanya resesi ekonomi secara global. Terbukti dalam sejarah Islam selama 13 abad, system perekonomian Islam tidak pernah terjadi resesi. Sehingga jelas bukan karena alam di Indonesia yang semakin tak mencukupi kehidupan penduduknya. Melainkan adanya pengaturan tata kelola perekonomian yang tidak sesuai dan benar menjadi sebab masalah tak ujung berakhir. Sekalipun dengan berbagai kebijakan tambal sulam, semisal bank syariah atau hutang luar negeri sekalipun.
Kebijakan-kebijakan tersebut akan mensejahterakan seluruh masyarakat baik muslim maupun non muslim. Kholifah sebagai pemimpin umat yang didukung umatnya untuk menerapkan seluruh ajaran islam di berbagai lini kehidupan akan menjadikan perekonomian yang kuat, tak menyengsarakan rakyatnya. Tidak akan menjadikan utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan Negara. Maka sekalipun kondisi wabah melanda diseluruh wilayah, insyaallah tidak akan sampai jatuh pada resesi ekonomi. Sebab Islam solusi berkah dari Ilahi.[]