Muharram dan Fajar Kemerdekaan Haqiqi

 

Oleh : Retno Kurniawati ( Analis Muslimah Voice )


Kita sering mendengar bahwa muharram adalah hijrah. Hijrah dari kegelapan menuju cahaya fajar kemenangan.  Pada tahun 2020 kali ini bertepatan pula dengan yang konon katanya hari ulang tahun bangsa Indonesia yang ke 75.


Kemerdekaan dan muharram, kita tetah lelah diselimuti gelapnya kejahiliyahan modern. Kita sudah lelah dililit kemiskinan,  degradasi moral,  dan kebodohan. Kita pun sudah lelah dengan berbagai ketidakadilan yang dipertontonkan dengan tak tahu malu.


Kita pun sudah lelah dengan penindasan sadis tak berperikemanusiaan. Kebebasan membumikan ajaran islam pun di berangus tanpa daya. Kita pun sudah lelah dengan berbagai kerusuhan yang tanpa ujung dan akhir. 


Dan, kita pun telah lelah dengan sederet penjajahan ekonomi, politik bahkan pendidikan yang telah di jajah oleh berbagai wajah yang menindas hingga tak ada ruang untuk syariah ini bernafas.


Lantas, hari-hari ini ada yang teriak merdeka? Yakin sudah merdeka dengan keluhan disana-sini tanpa jeda.


Sekarang sudah saatnya kita hijrah. Hijrah menyongsong fajar kemerdekaan yang haqiqi.  Maka, jadikan Muharram sebagai momentum hijrah menuju penerapan Syariah dan Khilafah. Jadikan Muharram 1442 adalah momentum hijrah menuju Islam Kaffah.  Karena Umat sudah sangat lelah menahan kerinduan syariah hidup kembali membumi dan mengurusi seluruh kebutuhan hidup manusia. 


Yaa.. Memang terkait konsistensi (istiqomah), manusia sudah di Nash oleh Allah sebagai hati yang mudah berbolak balik.. Disinilah letak perjuangan kita.


Menemukan, lalu mempertahankan. Tak ada yang lebih istiqomah dalam hidup selain iblis dan malaikat. Umat sangat ingin Khilafah kembali melindungi dan memimpin pembebasan dunia menuju cahaya Islam.  Dan saat ini umat sangat yakin bahwa Sang Khalifah pelindung Umat itu akan segera kembali. Iblis dan malaikat sampai kiamat konsisten dengan apapun yg sudah dia pegang..


Karena manusia mudah berubah, maka nabi berkata, perang terberat adalah perang melawan diri sendiri. Disinilah perang kita. Mau kalah dan terombang ambing, atau menang memegang sesuatu yang kita yakini. Dan tentu, karena kesulitannya besar, maka hadiahnya tidak cuma payung cantik atau kaos exclusive.


Kita mengharapkan Muharram tahun ini adalah terbitnya Fajar Kemerdekaan Haqiqi, yaitu tegaknya syariah khilafah.[]

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama